Hasil Analisa Data Hasil Penelitian

Tabel 5.5. Analisis Tremor Tangan dalam Uji Tremor dengan Melukis Garisan Lurus Dalam Masa 10 Detik Tremor Sebelum Sesudah Δ Δ Timbul Tremor 6 19 13 36.1 Tidak Timbul Tremor 30 17 -13 -36.1 Δ = perbedaan kejadian tremor tangan sesudah minum kopi Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dilihat bahwa bilangan responden yang mengalami tremor tangan dalam uji tremor dengan melukis garisan lurus dalam masa 10 detik meningkat sebanyak 36,1 sedangkan bilangan responden yang tidak mengalami tremor tangan menurun sebanyak 36,1. Uji T Berpasangan digunakan untuk membandingkan timbulnya tremor tangan sebelum dan sesudah minum kopi untuk menilai apakah terdapat hubungan antara efek kafein terhadap kejadian tremor tangan. Ternyata hasil yang didapatkan; P0,001 menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kejadian tremor tangan sebelum dan sesudah minum kopi.

5.2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kafein terhadap kejadian tremor tangan khususnya dalam kalangan golongan muda. Kafein merupakan antagonis reseptor adenosine di mana efeknya berlawanan dengan kerja adenosine. Adenosin berfungsi untuk mengurangkan kadar ledakan neuron selain menghambat transmisi sinaptik dan pelepasan neurotransmitter. Dengan konsumsi kafein, kafein akan berikatan dengan reseptor adenosine. Hal ini menyebabkan neuron menjadi lebih aktif dan kadar ledakan neuron meningkat. Potensial aksi ditimbulkan secara berulang-ulang yang menyebabkan motor unit meningkat dan memicu kejadian tremor. Dalam penelitian ini, dosis kafein dalam penelitian ini tidak diukur secara langsung di laboratorium. Sebaliknya, peneliti menggunakan minuman kopi merek INDOCAFÉ® Original Blend yang tidak menyatakan dosis kafein pada labelnya. Namun berdasarkan International Coffee Organization di Inggris, rentang kafein adalah 30 sampai 120 mg per 150 ml untuk kopi berkafein. Peneliti mengassumsi minuman kopi yang digunakan mengandung dosis kafein seperti yang dinyatakan di atas. Selain itu, peneliti juga mengassumsi bahwa semua responden berpuasa dari mengonsumsi semua sumber kafein 24 jam sebelum tanggal penelitian karena kadar kafein dalam darah atau saliva responden tidak diukur. Sesudah diberikan minuman kopi, ternyata kejadian tremor tangan mengalami peningkatan yang signifikan p0,001. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kafein dapat menimbulkan kejadian tremor tangan. Penelitian sebelumnya untuk mengkaji pengukuran kuantitatif efek kafein dan propanolol terhadap kejadian tremor tangan pada ahli bedah memperoleh hasil yang positif dimana pemberian 200 mg kafein setiap hari selama 3 hari menyebabkan peningkatan tremor tangan pada responden Humayun et al,1997. Selain itu, M. Bruce et al 1986, telah menyimpulkan bahwa kafein dengan dosis sebanyak 250 mg menyebabkan peningkatan tremor yang non-signifikan. Penelitian lain juga mendapatkan hasil yang positif seperti yang dilakukan oleh Wharrad et al 1985, yang menunjukkan bahwa puasa meningkatkan tremor jari secara signifikan apabila kafein diadministrasi.