Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Variabel Frekuensi n Persen Jenis Kelamin Laki-laki 8 22.2 Perempuan 28 77.8 Umur 18 0 0 19 1 2.8 20 0 0 21 4 11.1 22 24 66.7 23 7 19.4 Total 36 100 Berdasarkan Tabel 5.1 di atas diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak yaitu 28 orang 77,8 berbanding laki-laki, 8 orang 22,2. Seterusnya, responden berusia antara 18 hingga 23 tahun dengan mayoritas berumur 22 tahun yaitu 66,7. Dari data diatas, hanya seorang responden yang berusia 19 tahun dan tidak ada responden yang berusia 18 dan 20 tahun. 5.1.3. Perbandingan Timbul atau Tidaknya Tremor Tangan Pada Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Kopi Timbul atau tidak timbulnya tremor tangan pada responden sebelum dan sesudah diberikan minuman kopi diobservasi dan hasilnya dicatat. Tremor tangan diukur dengan menggunakan dua macam uji yaitu uji tremor menggunakan kertas dan uji tremor dengan melukis garisan lurus dalam masa 10 detik. Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi seperti di bawah: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tremor Tangan dalam Uji Tremor Menggunakan Kertas Sebelum Sesudah Tremor n n Timbul 16 44.4 34 94.4 Tidak timbul 20 55.6 2 5.5 Total 36 100.0 36 100.0 Berdasarkan Tabel 5.2, bilangan responden yang terlihat ada tremor tangan meningkat sesudah pemberian minuman kopi dari 44.4 sebelum minum kopi kepada 94.4 sesudah minum kopi. Distribusi frekuensi tremor tangan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU dalam uji tremor dengan melukis garisan lurus dalam masa 10 detik Sebelum Pre dan Sesudah Pos Minum Kopi dapat dilihat pada table di bawah: Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tremor Tangan dalam Uji Tremor dengan Melukis Garisan Lurus Dalam Masa 10 Detik Sebelum Sesudah Tremor n n Timbul 6 16.7 19 52.8 Tidak timbul 30 83.3 17 47.2 Total 36 100.0 36 100.0 Dari Tabel 5.3, didapatkan bahwa bilangan responden yang terlihat ada tremor tangan meningkat sesudah pemberian minuman kopi dari 16,7 sebelum minum kopi kepada 52,8 sesudah minum kopi.

5.1.4. Hasil Analisa Data

Tremor tangan responden diobservasi sebelum dan 1 jam selepas pemberian minuman kopi dalam dua jenis uji tremor. Hasil observasi dicatat dan dianalisa. Analisis tremor tangan pada responden dilakukan dengan membandingkan timbulnya tremor tangan sebelum dan sesudah meminum kopi pada kedua tes di atas seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.4 dan Tabel 5.5 Tabel 5.4. Analisis Tremor Tangan dalam Uji Tremor Menggunakan Kertas Tremor Sebelum Sesudah Δ Δ Timbul 16 34 18 50 Tidak Timbul 10 2 -8 -22.2 Δ = perbedaan kejadian tremor tangan sesudah minum kopi Berdasarkan Tabel 5.4, bilangan responden yang mengalami tremor tangan dalam uji tremor menggunakan kertas meningkat sebanyak 50,0 sedangkan bilangan responden yang tidak mengalami tremor tangan menurun sebanyak 22,2. Uji T Berpasangan digunakan untuk membandingkan timbulnya tremor tangan sebelum dan sesudah minum kopi untuk menilai apakah terdapat hubungan antara efek kafein terhadap kejadian tremor tangan. Ternyata hasil yang didapatkan; P0,001 menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kejadian tremor tangan sebelum dan sesudah minum kopi. Tabel 5.5. Analisis Tremor Tangan dalam Uji Tremor dengan Melukis Garisan Lurus Dalam Masa 10 Detik Tremor Sebelum Sesudah Δ Δ Timbul Tremor 6 19 13 36.1 Tidak Timbul Tremor 30 17 -13 -36.1 Δ = perbedaan kejadian tremor tangan sesudah minum kopi Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dilihat bahwa bilangan responden yang mengalami tremor tangan dalam uji tremor dengan melukis garisan lurus dalam masa 10 detik meningkat sebanyak 36,1 sedangkan bilangan responden yang tidak mengalami tremor tangan menurun sebanyak 36,1. Uji T Berpasangan digunakan untuk membandingkan timbulnya tremor tangan sebelum dan sesudah minum kopi untuk menilai apakah terdapat hubungan antara efek kafein terhadap kejadian tremor tangan. Ternyata hasil yang didapatkan; P0,001 menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kejadian tremor tangan sebelum dan sesudah minum kopi.

5.2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kafein terhadap kejadian tremor tangan khususnya dalam kalangan golongan muda. Kafein merupakan antagonis reseptor adenosine di mana efeknya berlawanan dengan kerja adenosine. Adenosin berfungsi untuk mengurangkan kadar ledakan neuron selain menghambat transmisi sinaptik dan pelepasan neurotransmitter. Dengan konsumsi kafein, kafein akan berikatan dengan reseptor adenosine. Hal ini menyebabkan neuron menjadi lebih aktif dan kadar ledakan neuron meningkat. Potensial aksi ditimbulkan secara berulang-ulang yang menyebabkan motor unit meningkat dan memicu kejadian tremor.