menurut SAK, penjualan belum diakui karena barang belum diserahkan dan faktur belum diterbitkan, tetapi uang muka atas penjualan barang tersebut sudah diakui
dan dikenakan PPN Keluaran. Jadi penjualan diakui menurut akuntansi adalah pada saat penyerahan barang pada bulan berikutnya yaitu tanggal 20 Januari 2010.
Perbedaan pengakuan penjualan menurut SAK dan Pajak, akan menyebabkan laba yang dihasilkan perusahaan terlalu rendah understated. Hal ini terjadi karena
menurut akuntansi penjualan belum diakui bila belum terjadi penyerahan barang.Sedangkan dalam pajak, apabila pembayaran diterima lebih dahulu
sebelum barangnya diserahkan maka pada saat pembayaran uang muka tersebut penjualan dan PPN sudah diakui. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan
koreksi fiscal atas pendapatan dan beban untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak dan rekonsiliasi nilai atas penyerahan omset penjualan.
15. Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai Prosedur pembukuan Pajak Pertambahan Nilai PPN terdiri dari:
• Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak
dapat dikreditkan, •
Penjualan dan PPN terutang, •
PPN yang masih harus dibayar atau lebih •
dan lain-lain Dilihat dari pengenaan PPN, barang yang dibeli oleh perusahaan dapat
digolongkan ke dalam dua jenis barang, yaitu barang yang PPN-nya dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan.Pembelian kedua jenis barang
Universitas Sumatera Utara
tersebut perlu dipertimbangkan dalam rangka pembukuan, karena PPN yang tidak dapat dikreditkan tersebut dapat dimasukkan kedalam biaya dalam perhitungan
pajak penghasilan nantinya. Pembelian barang yang PPN-nya dapat dikreditkan masih dapat dikelompokkan
ke dalam dua jenis, yaitu: 1
pembelian barang untuk diolah persediaan, dan 2
pembelian barang modal yang ada hubungannya dengan proses produksi. Berikut ini akan diuraikan prosedur pembukuan pembelian barang yang PPN-nya
dapat dikreditkan dan tidak dapat dikreditkan berkaitan dengan PPN Masukan : 1.
Pembelian barang persediaan yang PPN-nya dapat dikreditkan. Misal, PT. Jaya membeli barang untuk persediaan dalam bulan Agustus 2009
seharga Rp. 20.000.000,00 dengan kredit dari PT. Sejahtera
Pembelian Rp 20.000.000,00
Jurnal
PPN Masukan Rp 1.000.000,00
Utang Rp 21.000.000,00
2. Pembelian barang modal yang PPN-nya dapat dikreditkan
PT. Jaya membeli mesin seharga Rp 10.000.000,00 dengan kredit pada bulan Juni 2009 dari PT. Sejahtera. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sebagai
berikut : Mesin
Rp 10.000.000,00 PPN Masukan
Rp 1.000.000,00 Utang
Rp 11.000.000,00
Universitas Sumatera Utara
3. Pembelian barang persediaan yang PPN-nya tidak dapat dikreditkan
Misal, PT. Sentosa membeli tunai alat-alat tulis seharga Rp 500.000 ditambah PPN 10. Karena alat-alat tulis ini tidak mempunyai hubungan langsung
dengan proses produksi, Pajak Masukannya tidak boleh dikreditkan. Sesuai dengan UU PPh 1984, PPN yang tidak dapat dikreditkan dapat dibebankan
sebagai biaya operasi.
Alat-alat Tulis Rp 500.000,00
Jurnal
Biaya PPN Rp 50.000,00
Utang Rp 550.000,00
4. Pembelian barangmodal yang PPn-nya tidak dapat dikreditkan
PT. Makmur membeli kendaraan sedan untu keperluan kantor administrasi seharga RP 50.000.000,00 tunai. Pajak Masukan pembelian kendaraan sedan
tidak dapat dikreditkan.Namun, pajak tersebut dibebankan sebagai biaya perolehan kendaraan.Jadi, tidak dapat dibedaka sekaligus di tahun
perolehannya, melainkan disusut dengan tariff penyusutannya. Transaksi ini dicata dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Kendaraan sedan Rp 50.000.000,00
Kas Rp 50.000.000,00
5. Pembelian dengan Potongan
Universitas Sumatera Utara
Misal, PT. Angkasa membeli barang seharga Rp 16.000.000,00 dengan potongan pembelian Rp 6.000.000,00 jika pembayaran dilakukan dalam
periode yang ditentukan. Tarif PPN 10.
Pembelian Rp 16.000.000,00
Jurnal
Cadangan potongan pembelian Rp 6.000.000,00
PPN Masukan Rp 1.000.000,00
Utang Rp 11.000.000,00
Apabila perusahaan tidak dapat membayar utang dalam waktu yang ditentukan, pembeli tidak berhak atas potongan.
Pembayaran hutang pembelian ini dicatat dengan ayat jurnal:
Utang Rp 11.000.000,00
Jurnal
PPN Masukan Rp 6.000.000,00
Rugi Karena Potongan Rp 600.000,00
Kas Rp 17.600.000,00
Karena potongan tidak diambil maka PPN Masukan atas potongan yang belum pada saat pembelian harus dibebankan. Demikian pula penjual harus
memperhitungkan PPN terutang dengan jumlah yang sama. 6.
Untuk pengembalian pembelian Contoh: Karena tidak sesuai dengan spesifikasi barang, pembelian sebanyak
Rp.5.000.000,00 ditambah PPN 10 dikembalikan kepada penjual. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Utang Rp 5.500.000,00
Jurnal
Pembelian Rp 5.000.000,00
PPN Masukan Rp 500.000,00
Pengembalian ini akan mengurangi PPN Masukan, demikian pula penjualan akan mengurangi PPN terutang.
7. Penjualan Tunai
Contoh: PT Hidayah menjual barang secara tunai Rp. 30.000.000,00 dengan PPN 10. Transaksi ini dicatat dengan ayat jurnal :
Kas Rp 33.000.000,00
Penjualan Rp 30.000.000,00
PPN Keluaran Rp 3.000.000,00
8. Pengembalian penjualan
Contoh : Masih dengan contoh no. 5 barang yang dijual dikembalikan Rp.8.000.000,00
Pengembalian ini dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut: Penjualan
Rp 8.000.000,00 PPN Keluaran
Rp 800.000,00 Kas
Rp 8.800.000,00 9.
Penjualan dengan uang muka
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Pada tanggal 13 Juni 2009 PKP “XYZ” menerima uang muka dari PKP “ABC” atas pembelian barang kena pajak peralatan kantor yaitu sebesar
Rp 10.000.000,00 ditambah PPN 10. Pada tanggal 13 Juli 2009 yaitu pad asst penyerahan barang, diterima sisa pembayaran Rp 5.000.000,00 dimana
dalam pembayaran tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Karena itu, ada dua transaksi yang harus dicatat, yaitu:
a Pada saat pembayaran uang muka
Kas Rp 11.000.000,00
Uang muka pelanggan Rp 10.000.000,00
PPN Keluaran Rp 1.000.000,00
b Pada saat penyerahan barang
Kas Rp 10.000.000,00
Uang muka pelanggan Rp 10.000.000,00
Penjualan Rp 15.000.000,00
PPN Keluaran Rp 5.000.000,00
Sesuai dengan ketentuan bahwa PPN sudah terutang pada saat pembayaran.Karena itu, pada saat pembayaran uang muka PKP menerima
uang muka harus memungut PPN. 10.
Penjualan dengan angsuran Contoh: PT. Abadi Cipta menjual suatu barang dengan angsuran seharga
Rp44.000.000,00 pembayaran dilakukan dengan 10 kali cicilan. Transaksi penjualan dan angsuran setiap bulan dicatat dengan ayat jurnal:
a Pada saat penyerahan barang
Universitas Sumatera Utara
Piutang penjualan angsuran Rp. 48.400.000,00
Penjualan Rp 44.000.000,00
PPN Keluaran Rp 4.400.000,00
b Pada saat pembayaran angsuran
Kas Rp 4.840.000,00
Piutang penjualan angsuran Rp 4.840.000,00
16. Saat Perhitungan Pembayaran dan Pembuatan Laporan