Piutang penjualan angsuran Rp. 48.400.000,00
Penjualan Rp 44.000.000,00
PPN Keluaran Rp 4.400.000,00
b Pada saat pembayaran angsuran
Kas Rp 4.840.000,00
Piutang penjualan angsuran Rp 4.840.000,00
16. Saat Perhitungan Pembayaran dan Pembuatan Laporan
Pada setiap akhir bulan pengusaha kena pajak akan menghitung PPN yang terutang untuk masa pajak yang bersangkutan, kemudian akan membandingkan
antara PPN Keluaran dan PPN Masukan. Kemudian mengisi dan memasukkan surat pemberitahuan masa untuk masa yang bersangkutan yang berlaku sebagai
laporan. Jurnal penutup untuk menutup perkiraan PPN adalah sebagai berikut: PPN Keluaran
Rp xx PPN Masukan
Rp xx PPN yang masih harus dibayar
Rp xx Apabila PPN masukan lebih besar yang berarti ada kelebihan setoran, maka jurnal
penutupnya adalah: PPN Keluaran
Rp xx PPN lebih bayar
Rp xx PPN Masukan
Rp xx Apabila PPN masukan lebih besar yang berarti ada kelebihan setoran, maka jurnal
penutupnya adalah: PPN Keluaran
Rp xx
Universitas Sumatera Utara
PPN lebih bayar Rp xx
PPN Masukan Rp xx
PPN yang lebih bayar akan dikompensasikan dengan pajak masa berikutnya
17. Koreksi Fiskal Pajak Pertambahan Nilai PPN
Hampir semua perhitungan laba komersial yang dihasilkan oleh semua perusahaan harus mengalami koreksi fiscal untuk mendapatkan Penghasil;an kena
Pajak. Hal ini disebabkan karena tidak semua ketentuan dalam SAK digunakan dalam peraturan perpajakan atau banyak ketentuan perpajakan yang tidak sama
dengan SAK. Perbedaan yang terjadi adalah besarnya pajak terutang yang diakui dalam
laporan Laba Rugi Komersial dengan pajak yang terutang menurut fiscus.Perbedaan tersebut dapat berupa Beda Tetap dan Beda Waktu.
Beda Tetap terjadi apabila terdapat transaksin yang diakui oleh Wajib Pajak sebagai penghasilan atau sebagai biaya dalam akuntansi secara komersial yang
diatur dalam SAK. Namun berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku, atas transaksi tersebut bukan merupakan penghasilan atau bukan merupakan biaya atau
sebagian merupakan penghasilan atau sebagian lagi merupakan biaya. Beda Waktu terjadi karena adanya perbedaan pengakuan besarnya waktu
secara akuntansi komersial dibandingkan dengan secara fiscal, misalnya dalam ketentuan masa manfaat dari aktiva yang akan dilakukan penyusutan.
Sesuai dengan Pasal 1 PP No.43 Th 1985 tentang Pelaksanaan Pajak Penghasilan, pada dasarnya Pajak masukan PPN yang boleh dikurangkan dari
Universitas Sumatera Utara
penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat1 UU PPh 1984 adalah PPN yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan UU PPN Tahun 1984.
Dengan demikian PPN yang tidak dapat dikreditkan tersebut dapat dikoreksi fiscal atau dapat dimasukkan ke dalam biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka
menghitung Penghasilan Kena Pajak.
B. Kerangka Konseptual Gambar 2.1
d.
Sumber Data : Hasil Olahan Penulis,2011
Keterangan gambar:
PT.Agung Sumatera Samudera Abadi Medan adalah perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP yang dalam kegiatannya
wajib membayar pajak terutang menurut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
PT.Agung Sumatera Samudera Abadi Medan
Pajak Pertambahan Nilai PPN
Pajak Penghasilan PPh Badan
UU No.42 thn 2009 dan SAK
Rekonsiliasi nilai penyerahan PPN
dengan PPh Badan dan pengakuan beban dan
hutang
Universitas Sumatera Utara