PT.Agung Sumatera Samudera Abadi Sebagai Pengusaha Kena Pajak Dasar Pengenaan Pajak DPP

B. Analisia Hasil Penelitian

Sering kali Wajib Pajak tidak memahami bahwa rekonsiliasi omzet penjualan menurut SPT Masa PPN dan SPT PPh Badan merupakan suatu hal yang sangat penting. Padahal rekonsiliasi ini akan menjadi alat kontrol bagi manajemen untuk memastikan bahwa omzet penjualan sudah dilaporkan dan sudah di pungut PPN- nya semua sesuai peraturan yang berlaku. Sementara itu di dalam pemeriksaan pajak, hampir dapat dipastikan bahwa rekonsiliasi ini akan dilakukan oleh pemeriksa sebagai bagian dari prosedur pemeriksaan. Terlebih pemeriksaan pajak yang dilakukan terhadap perusahaan besar yang unit bisnisnya banyak dan jumlah datanya pun sangat banyak dan beragam. Sehingga Wajib Pajak dapat memberikan penjelasan kepada pemeriksa pajak atas perbedaan tersebut, kepentingan pemeriksa sebenarnya adalah untuk meyakini bahwa Wajib Pajak telah mentaati aturan perpajakan yang berkaitan dengan PPh dan PPN, serta meyakini bahwa omzet yang dilaporkan sudah benar.

1. PT.Agung Sumatera Samudera Abadi Sebagai Pengusaha Kena Pajak

PT.Agung Sumatera Samudera Abadi merupakan perusahaan perdagangan ikan yang menangkap ikan melalui kapal-kapal nya dalam unit yang besar dan juga membeli ikan-ikan dalam jumlah yang besar dan menjualnya secara langsung maupun tidak langsung kepada PKP maupun non PKP. Dengan melihat usaha yang dilakukan, sudah jelas bahwa PT.Agung Sumatera Samudera Abadi Universitas Sumatera Utara merupakan Pengusaha Kena Pajak. Hal ini karena ikan-ikan yang diperdagangkan Perusahaan semuanya merupakan Barang Kena Pajak BKP. Di samping itu, penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean dan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaan pengusaha. Dari data yang diperoleh di atas, khususnya dari omset penjualan dapat diketahui bahwa jumlahnya sangat besar atau sudah melebihi batasan pengusaha kecil, yaitu melebihi Rp 600.000.000 enam ratus juta rupiah dalam jangka waktu selama 1 satu tahun buku. Dengan demikian PT. Agung Sumatera Samudera Abadi wajib dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak untuk memungut Pajak Pertambahan Nilai atas barang dagangan yang dijual oleh Perusahaan tersebut. Begitu pula dalam hal perhitungan Pajak Penghasilannya tidak dapat memilih menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto, karena jumlah peredaran bruto selama 1 satu tahun buku sudah melebihi Rp 600.000.000 enam ratus juta rupiah.

2. Faktor Penyebab Timbulnya Perbedaan

Banyak hal yang bisa menyebababkan timbulnya perbedaan dalam omset SPT Masa PPN dengan nilai omset SPT PPh. Penyebab perbedaan itu satu persatu akan ditelusuri di laporan SPT PPh dan SPT PPN PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Penyebab perbedaan itu antara lain adalah : Universitas Sumatera Utara

a. Perbedaan antara pengakuan penjualan dan pembutan faktur pajaknya

Transaksi penjualan yang sudah diakui sebagai penghasilan akan tetapi belum diterbitkan Faktur Pajaknya merupakan hal yang di ijinkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Aturan ini mengakibatkan terjadinya perbedaan penyerahan total menurut SPT PPN dan nilai omzet menurut SPT PPh. Namun demikian perbedaan ini menjadi tidak ada bila perusahaan melakukan pembuatan faktur pajaknya bersamaan dengan invoice sehingga tidak ada perbedaan waktu antara pengakuan penjualan dengan pelaporan. Perusahaan melakukan transaksi penjualan ikan-ikan pada tanggal 12 Desember 2010, faktur pajak dibuat tanggal 16 Januari 2011. Pencatatannya sebagai berikut : Jurnal penjualan 12 Desember 2010 : Piutang Usaha Rp 39.134.150 Penjualan Rp 35.576.500 PPN Keluaran Rp 3.557.650 Jurnal pembebanan harga pokok 12 Desember 2010 : Harga Pokok Penjualan Rp 20.357.250 Persediaan Barang Jadi Rp 20.357.250 Pembuatan Faktur pajak 16 Januari 2011 : ”Tidak ada jurnal” Universitas Sumatera Utara Jurnal penghitungan hutang PPN akhir Januari 2011 : PPN Keluaran Rp 3.557.650 Piutang pajak masukan Rp 2.505.500 Hutang PPN Rp 1.052.150 Jurnal pelunasan hutang PPN tanggal 15 februari 2011 Hutang PPN Rp 1.052.150 Kasbank Rp 1.052.150 Dari catatan pembukuan tersebut terlihat bahwa omzet dari penjualan sudah diakui sebagai omzet bulan Desember 2010, sementara faktur pajak dibuat dan dilaporkan pada bulan Januari 2011, karena masa yang terkait dengan SPT PPN harus sama dengan tanggal yang tercantum dalam faktur, yaitu tanggal pembuatannya. Akibatnya akan timbul perbedaan antara nilai omzet menurut SPT tahun 2010 dengan nilai penyerahan menurut SPT PPN periode Januari-Desember 2010

b. Perbedaan Kurs Valuta Asing antara Pengakuan Penjualan dengan Faktur Pajak

Perbedaan kurs dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam nilai penyerahan total menurut SPT PPN dengan nilai rupiah dari omzet menurut SPT PPh. Pada umunya hal ini terjadi karena pada SPT PPh menggunakan kurs tengah BI, sedangkan SPT PPN menggunakan kurs Menteri Keuangan. Universitas Sumatera Utara PT. Agung Sumatera Samudera Abadi Medan sebagai distributor ikan dalam transaksi penjualannya menggunakan mata uang Rupiah. Sehingga faktor penyebab perbedaan omzet SPT PPh dan omzet SPT PPN tidak terdapat pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi.

c. Adanya objek PPN yang tidak dicatat dalam akun penjualan

Adanya obyek PPN yang tidak dicatat dalam akun penjualan dapat mengakibatkan perbedaan omzet SPT PPh dengan omzet di SPT Masa PPN. Objek tersebut dicatat di SPT PPh, tetapi pada akun penghasilan lain-lain bukan pada omzet. Misalnya, berupa objek PPN lainnya ini terdapat biaya pengambilan barang dagangan oleh direktur untuk di konsumsi sendiri. Hal ini akan dicatat pada laporan laba rugi perusahaan di penjualannya. Sedangkan di SPT Masa PPN dicatat pada akun pemakaian sendiripemberian Cuma-Cuma. Sehingga perbedaan yang terdapat pada laporan SPT PPN dan SPT PPh dapat dijelaskan.

d. Penyerahan kepada pemungut PPN

Penyerahan kepada pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah, Kantor Kas, Perbendaharaan Negara, serta kontraktor yang terkait dalam kontrak di bidang pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi akan diakui sebagai omzet pada saat dilakukannya penyerahan, dimana SPT PPN penyerahan itu dilakukan di masa atau bulan pembayaran dilakukan, walaupun pembayaran itu dilakukan melewati akhir bulan setelah penyerahan tersebut dilakukan. Universitas Sumatera Utara Di SPT Masa PPN PT. Agung Sumatera Samudera Abadi Medan tidak terdapat penyerahan kepada pemungut PPN, hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2009 tidak melakukan transaksi kepada pemungut PPN. sehingga tidak terdapat faktor penyebab perbedaan omzet SPT PPh dan omzet SPT PPN pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi yang dikarenakan oleh penyerahan kepada pemungut PPN.

e. Pemberian Cash Discount

Untuk transaksi secara tunai pihak perusahaan memberikan cash discount kepada konsumennya, cash discount yang di berikan kepada konsumen akan langsung di potong pada saat terjadinya transaksi dan nilai tagihannya akan sama dengan nilai faktur pajak yang di keluarkan oleh perusaahaan. Cash Discount ini akan dicatat di potongan penjualan pada laporan keuangan Laba Rugi. Sedangkan potongan kas kepada pembeli yang membayar lebih cepat, PT. Agung Sumatera Samudera Abadi akan memberikan diskon pembayaran untuk transaksi penjualan kepada konsumen akhir, dimana perusahaan akan memberikan diskon pembayaran dengan syarat tertentu, syarat pembayaran yang di buat perusahaan adalah 212, n30, artinya jika pembeli dapat melunasi dalam jangka waktu 12 hari maka perusahaan akan memberikan diskon pembayaran sebesar 2 dari total tagihan. Bila pembeli membayar lebih dari 10 hari, ia tidak mendapatkan diskon, tapi tagihan tersebut akan tetapi jatuh tempo dalam 30 hari. Perusahaan biasanya tidak dapat memprediksi dengan pasti apakah pembeli akan memanfaatkan diskon pembayaran tersebut atau tidak. Oleh karena Universitas Sumatera Utara itu perusahaan akan membuat faktur pajak tanpa diskon pada saat penyerahan barang. Diskon pembayaran ini akan mempengaruhi omzet penjualan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi jika diskon pembayaran ini dimasukkan di akun potongan penjualan pada laporan laba rugi. Tetapi Perusahaan memasukkan diskon pembayaran pada akun biaya penjualan yang akan di masukkan pada SPT PPh pada biaya usaha lainnya, sehingga berpengaruh bukan pada omzet penjualan melainkan pada penghasilan neto usahanya. Jadi faktor perbedaan omzet SPT Masa PPN dengan SPT PPh yang dikarenakan karena adanya pemberian cash discount tidak dapat dijadikannya penyebab perbedaan tersebut.

f. Adanya Kesalahan Tulis atau Kesalahan Hitung

Kesalahan manusia berupa kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung dalam faktur pajak maupun pengisian SPT PPN bisa saja terjadi. Misalnya saja Perusahaan tidak melaporkan penyerahan yang tidak terutang PPN dalam SPT Masa PPN. hal ini akan berakibat omzet si SPT PPN lebih kecil dari yang seharusnya sehingga bisa mengundang pertanyaan pemeriksa pajak.

3. Dasar Pengenaan Pajak DPP

Berdasarkan data yang penulis peroleh dari perusahaan, dasar pengenaan pajak yang dijadikan dasar dalam penghitungan pajak pertambahan nilai terhadap barang kena pajak, sudah sesuai dengan dasar pengenaan pajak yang ada. Dasar Universitas Sumatera Utara pengenaan pajak yang dipakai adalah harga jual, yaitu nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan barang kena pajak, tidak termasuk PPN yang dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak

4. Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai PPN