Engineering Control Administrative Control

Dalam kondisi kebisingan ini, terdapat 10 operator 76.92 yang terpapar tingkat kebisingan di atas nilai ambang. Hanya 3 operator saja 23.08 yang masih berada dalam zona aman. Hal ini menjadi sangat berisiko tinggi bagi lebih dari 75 operator pada unit produksi guard shop, seperti kehilangan sensitivitas pendengaran hearing loss, ketidaknyamanan dalam bekerja, dan sulitnya operator menangkap informasi maupun perintah kerja secara verbal. Dalam jangka panjang, perusahaan akan menanggung kerugian yang cukup berarti, diantaranya biaya santunan yang harus dikeluarkan bagi operator yang terkena gangguan kesehatan pendengaran, performansi operator yang mengalami penurunan akibat ketidaknyamanan bekerja karena kondisi bising, serta terjadinya loss time maupun material yang terbuang akibat kesalahan instruksi kerja dalam proses produksi.

6.6.3. Engineering Control

Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengelola tingkat kebisingan adalah dengan engineering control. Yang termasuk dalam metode ini adalah teknik eliminasi atau substitusi pada sumber bising. Pendekatan engineering control mengubah metode proses, penggunaan mesin yang tidak bising, penggantian material, menutup sumber bising untuk saat ini tidak memungkinkan untuk diterapkan. Hal ini mengingat karakteristik proses produksi guard, baik material berbahan kawat dan plate metal, mesin tenaga pneumatik yang menimbulkan bising, maupun operator posisi yang sangat dekat dengan mesin. Universitas Sumatera Utara Mengubah metode proses, penggunaan mesin yang tidak bising, penggantian material, maupun menutup sumber bising tidak serta-merta dapat dilakukan karena membutuhkan penyelidikanriset dalam jangka waktu yang lama. Mengubah metode proses berarti akan mengubah kerja mesin, yang akan menemui banyak kesulitan dalam aplikasinya apabila mencoba mengubah kerja mesin dari kondisi awal. Penggunaan mesin yang tidak bising berarti akan dilakukan pengadaan mesin baru. Hal ini akan mengakibatkan perlunya investasi yang cukup besar maupun pertimbangan ekonomi lainnya. Di samping itu, pertimbangan ketahanankualitas produk juga menjadi perhatian apabila hendak mengganti material. Dengan menutup sumber bising juga tidak dapat dilakukan, mengingat posisi kerja operator yang langsung berhadapan dengan mesin. Jadi, penerapan engineering control untuk karakteristik proses produksi di unit produksi guard shop untuk saat ini tidak dapat dilakukan. Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk dapat menerapkan pendekatan ini.

6.6.4. Administrative Control

Durasi kerja operator yang diizinkan berdasarkan tingkat kebisingan yang ada pada masing-masing area kerja adalah: 1. Middle Ring Welding : 3.96 jam ≈ 237 menit 2. Cutting : 1.72 jam ≈ 103 menit 3. Outer Ring Welding : 2.55 jam ≈ 153 menit 4. Forming : 2.55 jam ≈ 153 menit 5. Projection Welding : 4.28 jam ≈ 256 menit. Universitas Sumatera Utara Apabila setelah bekerja dengan waktu yang diizinkan, operator langsung istirahat total atau dianggap tidak bekerja lagi pada hari yang sama, sedangkan jam kerja efektif perusahaan adalah 7.8 jam 468 menit per hari, produktivitas kerja operator akan menjadi sangat rendah di bawah 55. Produktivitas operator apabila menggunakan jam kerja yang diizinkan diperlihatkan pada Gambar 6.4. Gambar 6.4. Diagram Tingkat Produktivitas Operator Berdasarkan Jam Kerja yang Diizinkan Masalah lain dapat timbul adalah mempersulit kerja pihak manajemen untuk mencari operator yang akan menggantikan kerja operator sebelumnya. Pengelolaan tingkat kebisingan dengan administrative control akan memberikan perlakuan khusus terhadap tenaga kerja agar durasi kebisingan yang Jam Kerja Efektif 468 menit 237 103 153 153 256 Universitas Sumatera Utara diterima dapat dikurangi. Pendekatan ini dapat dilakukan terhadap 10 operator pada unit produksi guard shop yang terpapar kebisingan di atas nilai ambang. Selain itu, risiko kerja berdasarkan perhitungan dosis kebisingan terhadap 10 operator tersebut adalah berbahaya bila tetap bekerja pada jam kerja reguler 7.8 jamhari di unit produksi guard shop. Pendekatan administrative control terhadap operator di unit produksi guard shop dapat dilakukan melalui rotasipenjadwalan kerja. Pendekatan ini tetap mempertimbangkan kondisi operator terhadap karakteristik kerjanya, seperti beban kerja fisik maupun kemampuan skill operator dalam melaksanakan pekerjaannya. Operator yang telah terpapar kebisingan sebanyak jam kerja yang diizinkan akan dirotasi ke area kerja yang aman dari daerah bising, dalam hal ini yang bisa menjadi pertimbangan adalah area Winding, Shaft, dan Rotor Shop. Uraian waktu dan aktivitas operator dalam 1 hari kerja ditunjukkan pada Tabel 6.1., yang dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan rotasi kerja. Tabel 6.1. Deskripsi Aktivitas Operator Waktu Aktivitas Durasi Menit 06.55-07.00 Senam 5 07.00-07.05 Apel Pagi 5 07.05-07.12 Persiapan Kerja Set-up Mesin, Mempersiapkan Jig-Dies, dll 7 07.12-09.30 Kerja 1 138 09.30-09.35 Istirahat 5 09.35-11.50 Kerja 2 135 11.50-12.35 Istirahat Siang Makan, Shalat, Tidur Sejenak 45 12.35-14.30 Kerja 3 115 14.30-14.35 Istirahat 5 14.35-15.55 Kerja 4 80 15.55-16.00 Membereskan Perlengkapan Kerja, Bersih- bersih Program 5S 5 Sumber: Peraturan Perusahaan Universitas Sumatera Utara Pertimbangan dilakukan rotasi kerja juga tidak akan mengganggu kelancaran aliran produksi pada unit produksi guard shop dan stasiun kerja lain karena tipe aliran produksi yang harus disiapkan 1 batch part, kemudian dikirim ke stasiun kerja berikutnya, sehingga ketika berlangsung kegiatan rotasi tidak akan mengganggu aktivitas operator dan stasiun kerja lainnya. Berdasarkan jam kerja yang diizinkan dan jam kerja efektif perusahaan, dapat ditentukan frekuensi rotasi kerja tiap operator dengan membagi jam kerja efektif perusahaan dengan jam kerja yang diizinkan, sehingga dapat dilakukan alokasi area kerja bagi operator yang dirotasi. Penentuan frekuensi rotasi kerja operator di salah satu area kerja dalam 1 hari kerja dapat dihitung sebagai berikut. 1 Diizinkan yang Kerja Jam Efektif Kerja Jam Welding Ring Middle Operator Kerja Rotasi Frekuensi − = 1 Menit 237 Menit 468 − = = 0.97 ≈ 1 tahap Secara keseluruhan, frekuensi rotasi kerja bagi operator dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Frekuensi Rotasi Kerja Operator Area Kerja Jumlah Operator Jam Kerja Efektif Menit Jam Kerja yang Diizinkan Menit Frekuensi Rotasi Kerja Middle Ring Welding 2 468 237 1 tahap Cutting 2 468 103 4 tahap Outer Ring Welding 2 468 153 2 tahap Forming 2 468 153 2 tahap Projection Welding 2 468 256 1 tahap Sumber: Pembahasan Hasil Universitas Sumatera Utara Secara umum, karakteristik kerja operator unit produksi guard shop maupun stasiun kerja lainnya yang akan dijadikan tujuan rotasi kerja memiliki kesamaan. Blok diagram aliran kerja operator dapat dilihat pada Gambar 6.5. Operator Mengambil MaterialPart MaterialPart Dipasang pada JigDies Menekan Tombol Switch Mesin dan Mesin Bekerja Mesin Selesai Memproses MaterialPart Menekan Switch untuk Melepas MaterialPart dari JigDies Mengambil MaterialPart yang Telah Selesai Diproses MaterialPart Diletakkan di Tumpukan MaterialPart Gambar 6.5. Blok Diagram Aliran Kerja Operator Alokasi rotasi kerja yang dilakukan untuk setiap tahapan dapat dilihat pada Tabel 6.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3. Tahapan Rotasi Kerja Posisi Awal Tujuan Rotasi 1 Tujuan Rotasi 2 Tujuan Rotasi 3 Tujuan Rotasi 4 Operator 4 Middle Ring Welding Operator 1 Rolling - - - Operator 5 Middle Ring Welding Operator 3 Pressing - - - Operator 7 Cutting Operator 2 Butt Welding Operator 3 Auto Lathe-CNC Turning Operator 1 Trimming Press Varnish Station Operator 6 Cutting Operator 1 Winding Operator 4 Auto Lathe-CNC Turning Operator 2 Rotor Coulking Varnish Station Operator 8 Outer Ring Welding Operator 2 Winding Operator 5 Drilling Operator 3 Rotor Cutting - Operator 9 Outer Ring Welding Operator 3 Winding Operator 6 Drilling Operator 4 Insert e-Ring - Operator 10 Forming Operator 4 Winding Operator 7 Rolling Thread Operator 5 Painting - Operator 11 Forming Operator 5 Winding Operator 8 Rolling Thread Operator 6 Insert Bearing - Operator 12 Projection Welding Operator 6 Winding - - Operator 13 Projection Welding Operator 7 Winding - - Sumber: Pembahasan Hasil Keterangan: 1. Tanda adalah kondisi selesai dilakukan rotasi kerja posisi akhir operator. 2. Winding adalah proses penggulungan coil Polyester Enamel Wire yang lazim disebut PEW. 3. Auto Lathe-CNC Turning adalah proses pembentukanpemotongan awal pembuatan Shaft. 4. Drilling adalah proses pengeboran shaft untuk penempatan pin pada proses Motor Assembly. 5. Rolling Thread adalah proses pembuatan ulir untuk screw pada Shaft. 6. Trimming Press adalah proses pemisahan Rotor Die Casting dari runner untuk dapat diproses pada proses selanjutnya. 7. Rotor Coulking adalah proses penggabungan memasukkan Shaft pada Rotor Die Cast. 8. Rotor Cutting adalah proses cuttingbubut Rotor Shaft. 9. Insert e-Ring adalah proses pemasangan e-Ring pada Shaft Rotor. 10. Painting adalah proses pengecatan Rotor Die Cast agar tidak korosi. 11. Insert Bearing adalah proses pemasangan Bearing pada Shaft Rotor. 12. Varnish adalah proses mengeringkan dan mengeraskan Stator Assembly. Universitas Sumatera Utara Tahapan pelaksanaan rotasi kerja setiap operator dapat dibuat dalam format bar-chart, yang ditunjukkan pada Gambar 6.6. sd Gambar 6.15. jam kerja efektif adalah 468 menit dan waktu perpindahan menuju ke tempat rotasi kerja ditetapkan 1 menit. Ilustrasi pola rotasi kerja operator untuk setiap tahapan dapat dilihat pada Gambar 6.16. sd Gambar 6.19. dan skema rotasi kerja secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 6.20. Middle Ring Welding Area Perpindahan Rolling Area 237 Menit 1 Menit 230 Menit Gambar 6.6. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 4 Middle Ring Welding Middle Ring Welding Area Perpindahan Pressing Area 237 Menit 1 Menit 230 Menit Gambar 6.7. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 5 Middle Ring Welding Universitas Sumatera Utara Cutting Area Perpindahan Butt Welding Area Perpindahan Auto Lathe- CNC Turning Area Perpindahan Trimming Press Area Perpindahan Varnish Station 103 Menit 1 Menit 103 Menit 1 Menit 103 Menit 1 Menit 103 Menit 1 Menit 52 Menit Gambar 6.8. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 7 Cutting Cutting Area Perpindahan Winding Area Perpindahan Auto Lathe- CNC Turning Area Perpindahan Rotor Coulking Area Perpindahan Varnish Station 103 Menit 1 Menit 103 Menit 1 Menit 103 Menit 1 Menit 103 Menit 1 Menit 52 Menit Gambar 6.9. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 6 Cutting Universitas Sumatera Utara Outer Ring Welding Area Perpindahan Winding Area Perpindahan Drilling Area Perpindahan Rotor Cutting Area 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 6 Menit Gambar 6.10. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 8 Outer Ring Welding Outer Ring Welding Area Perpindahan Winding Area Perpindahan Drilling Area Perpindahan Insert e-Ring Area 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 6 Menit Gambar 6.11. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 9 Outer Ring Welding Outer Ring Welding Area Perpindahan Winding Area Perpindahan Rolling Thread Area Perpindahan Painting Area 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 6 Menit Gambar 6.12. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 10 Forming Universitas Sumatera Utara Outer Ring Welding Area Perpindahan Winding Area Perpindahan Rolling Thread Area Perpindahan Insert Bearing Area 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 153 Menit 1 Menit 6 Menit Gambar 6.13. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 11 Forming Projection Welding Area Perpindahan Winding Area 256 Menit 1 Menit 211 Menit Gambar 6.14. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 12 Projection Welding Projection Welding Area Perpindahan Winding Area 256 Menit 1 Menit 211 Menit Gambar 6.15. Bar-Chart Rotasi Kerja Operator 13 Projection Welding Universitas Sumatera Utara KETERANGAN: OPERATOR TAMPAK ATAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Projection Welding Area Forming Area Forming Area Forming Area Forming Area Cutting Area Outer Ring Welding Area Outer Ring Welding Area Forming Area Forming Area Cutting Area Middle Ring Welding Area Middle Ring Welding Area Pressing Area Butt Welding Area Rolling Area AREA KERJA 5 m WINDING AREA ALIRAN ROTASI KERJA 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 6.16. Rotasi Kerja Tahap 1 Universitas Sumatera Utara KETERANGAN: OPERATOR TAMPAK ATAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Projection Welding Area Forming Area Forming Area Forming Area Forming Area Cutting Area Outer Ring Welding Area Outer Ring Welding Area Forming Area Forming Area Cutting Area Middle Ring Welding Area Middle Ring Welding Area Pressing Area Butt Welding Area Rolling Area AREA KERJA ALIRAN ROTASI KERJA Insert Slot Area Auto Lathe CNC Turning Area Drilling Area Rolling Thread Area Center Less Grinding 1 Area Center Less Grinding 2 Area 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan: jarak antar area kerja adalah 10 m Gambar 6.17. Rotasi Kerja Tahap 2 Universitas Sumatera Utara TAMPAK ATAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Projection Welding Area Forming Area Forming Area Forming Area Forming Area Cutting Area Outer Ring Welding Area Outer Ring Welding Area Forming Area Forming Area Cutting Area Middle Ring Welding Area Middle Ring Welding Area Pressing Area Butt Welding Area Rolling Area Trimming Press Area Rotor Coulking Area Rotor Cutting Area Insert e-Ring Area Painting Area Insert Bearing Area 1 2 3 4 5 6 KETERANGAN: OPERATOR AREA KERJA ALIRAN ROTASI KERJA Keterangan: jarak antar area kerja adalah 6 m Gambar 6.18. Rotasi Kerja Tahap 3 Universitas Sumatera Utara KETERANGAN: OPERATOR TAMPAK ATAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Projection Welding Area Forming Area Forming Area Forming Area Forming Area Cutting Area Outer Ring Welding Area Outer Ring Welding Area Forming Area Forming Area Cutting Area Middle Ring Welding Area Middle Ring Welding Area Pressing Area Butt Welding Area Rolling Area AREA KERJA 15 m VARNISH STATION ALIRAN ROTASI KERJA Gambar 6.19. Rotasi Kerja Tahap 4 Universitas Sumatera Utara Rolling Butt Welding Pressing Middle Ring Welding Middle Ring Welding Cutting Cutting Outer Ring Welding Outer Ring Welding Forming Forming Projection Welding Projection Welding Projection Welding Projection Welding Winding Winding Winding Winding Winding Winding Winding Auto Lathe CNC Turning Drilling Rolling Thread Trimming Press Rotor Coulking Rotor Cutting Insert e-Ring Painting Varnish Insert Bearing Keterangan: area kerja dan tanda panah dengan warna yang sama menunjukkan work center asal dan tujuan rotasi kerja Gambar 6.20. Skema Rotasi Kerja Secara Keseluruhan pada Unit Produksi Guard Shop Universitas Sumatera Utara Dengan diterapkan rotasi kerja ini akan mengurangi waktu paparan kebisingan operator unit produksi guard shop secara signifikan. Dalam kondisi tersebut akan terdapat loss time karena transportasi untuk berpindah dari satu area kerja ke area kerja lainnya. Namun besarnya waktu yang terbuang tidak cukup berarti dibandingkan dengan menggunakan jam kerja yang diizinkan, lalu memberhentikanmengistirahatkan operator bekerja pada hari kerja tersebut. Tingkat produktivitas yang dinyatakan dalam waktu kerja produktif operator dengan penggunaan rotasi kerja ditunjukkan pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Waktu Kerja Produktif Operator Unit Produksi Guard Shop Area Kerja Jumlah Operator Jam Kerja Efektif Menit 1 Jam Kerja yang Diizinkan Menit 2 Waktu Perpindahan Menit 3 Waktu Produktif Menit 4 Persentase Waktu Produktif Middle Ring Welding 2 468 237 1 467 99.8 Cutting 2 468 103 4 464 99.1 Outer Ring Welding 2 468 153 3 465 99.3 Forming 2 468 153 3 465 99.3 Projection Welding 2 468 256 1 467 99.8 Sumber: Pembahasan Hasil Catatan: 1 Jam kerja efektif merupakan waktu kerja reguler yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan, besarnya 7.8 jam atau sekitar 468 menit. 2 Jam kerja yang diizinkan merupakan waktu kerja maksimum yang diperkenankan terhadap operator, diperoleh dari besarnya paparan tingkat kebisingan yang diterima berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-51MEN1999. 3 Waktu perpindahan adalah waktu yang dibutuhkan operator untuk berpindah antar area kerja tujuan tempat rotasi kerja, yang besarnya ditentukan oleh jarak antar area kerja. Besarnya waktu perpindahan ini adalah 20 sd 45 detik hasil pengukuran. Dengan ditambahkan allowance sewaktu melakukan perpindahan, maka besarnya waktu untuk 1 kali perpindahan ditetapkan 1 menit. 4 Waktu produktif adalah waktu kerja operator secara efektif dengan kondisi lingkungan kerja yang bising, dengan penerapan rotasi kerja, dikurangi loss time akibat perpindahan antar area kerja. Dalam format diagram, perbandingan penggunaan jam kerja operator berdasarkan waktu kerja yang diizinkan dan dengan menggunakan rotasi kerja dapat dilihat pada Gambar 6.21. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.21. Diagram Perbandingan Waktu Kerja Operator Berdasarkan Jam Kerja yang Diizinkan dan Penggunaan Rotasi Kerja Jam Kerja Efektif 468 menit 237 103 153 153 256 467 464 465 465 467 Jam Kerja Efektif 468 menit Waktu Kerja Operator Berdasarkan Jam Kerja yang Diizinkan Waktu Kerja Operator Menggunakan Rotasi Kerja Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN