Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut pada dasarnya memiliki maksud yang tidak berbeda. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja dari pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan baik kuantitas maupun kualitas secara efektif dan efisien dalam jangka waktu tertentu dengan kesanggupan menghadapi perubahan-perubahan tuntutan yang ada, yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

2. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Penilaian prestasi kerja karyawan merupakan suatu proses penilaian prestasi kerja karyawan yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Pimpinan perusahaan yang menilai prestasi kerja karyawan, yaitu atasan pegawai langsung setingkat supervisor, dan atasan tidak langsung seperti manajer, direktur, dan sebagainya. Disamping itu ada juga kepala personalia Human Resources Development manager yang berhak memberikan penilaian prestasi terhadap semua karywannya sesuai dengan data yang ada di bagian personalia tersebut. Pengertian penilaian kinerja menurut L. Mathis John 2006:382 adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkonsumsikan informasi tersebut kepada karyawan. Sejalan dengan pengertian yang dikemukakan tersebut, Dessler menguraikan penilaian prestasi kerja 2000:321, yaitu “Performances appraisal is defined as evaluation an employees current or past performance relative to his or her performance standards.” Maksudnya penilaian prestasi kerja adalah evaluasi hasil kerja yang sekarang ataupun yang terdahulu yang dihubungkan dengan standar kerja. Sedangkan Handoko 2001:135, menguraikan penilaian prestasi kerja sebagai proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Pencapaiankeberhasilan manusia berasal dari kemampuan dan motivasinya, sedangkan motivasi seorang manusia berasal dari perilakusikap dan situasi, dan kemampuan manusia berasal dari pengetahuan dan keterampilan. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Secara psikologis kemampuan karyawan terdiri dari IQ yaitu kemampuan akan potensi diri dan reality knowledge dan skill. Sedangkan motivasi sendiri terbentuk dari attitude sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerjanya, motivasi ini merupakan keadaan yang menggerakan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja mereka atau tujuan organisasi. Artinya, karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata IQ 110 – 120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang karyawan harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi. Artinya, seorang karyawan harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja Mangkunegara, 2000 :67. Menurut Hasibuan 2006:95, banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja, ataupun produktivitas kerja pegawai antara lain : 1. Kesetiaan Penilai menilai kesetiaan pekerja terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar dari rongrongan orang yang tidak bertanggungjawab. 2. Prestasi Kerja Penilai menilai hasil kerja baik kuantitas maupun kualitas yang dihasilkan oleh karyawan tersebut dari tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 3. Kejujuran Penilai menilai kejujuan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri, maupun terhadap orang lain. 4. Kedisiplinan Penilai menilai disiplin karyawan dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada dan mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya. 5. Kreativitas Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan krativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga bekerja lebih berdaya dan berhasil guna. 6. Kerjasama Penilai menilai kesediaan karyawan itu berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya vertikal atau horizontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. 7. Kepemimpinan Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif. 8. Kepribadian Penilai menilai sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai yang baik dan penampilan simpatik serta wajar dari karyawan tersebut. 9. Prakarsa Penilai menilai kemampuan berfikir yang orisional dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapi. 10. Kecakapan Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusunan kebijaksanaannya dan di dalam situasi manajemen. 11. Tanggung jawab Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakanya, perilaku serta hasil kerja dari bawahannya. Unsur prestasi pegawai yang akan dinilai oleh setiap organisasi atau perusahan tidak selalu sama, tetapi pada dasarnya unsur-unsur yang dinilai itu mencakup seperti hal- hal di atas. Namun demikian, untuk mengetahui bagaimana dan sampai dimana prestasi kerja seorang pegawai, maka diperlukan adanya informasi yang akurat, relevan dan reliable tentang kerja masing-masing individu. Karena dengan informasi yang demikian itu, akan mempermudah perusahaan dalam merumuskan kebijakan lebih lanjut yang efektif. Berarti bahwa informasi yang akurat dari prestasi kerja setiap individu karyawan atau anggota organisasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan manajemen pimpinan perusahaan dalam hal pengembangan perusahaan dan karyawan dimasa akan datang. Informasi tentang prestasi kerja pegawai tersebut berupa penilaian prestasi kerja yang disusun secara terencana, sistematik dan obyektif serta dengan metode yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan.

4. Metode Penilaian Prestasi Kerja