6 Shift kerja.
7 Penundaan dalam mengisi posisi yang kosong.
8 Keterbatasan dalam memahami keseluruhan proses kerja.
Desain Pekerjaan sebaiknya :
1 Atasan menerima masukan dari karyawan. Karyawan sehendaknya dipersilahkan
untuk memilih berbagai macam pekerjaan berdasarkan kebutuhan individu, kebiasaan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan.
2 Berikan karyawan pendidikan untuk menyelesaikan pekerjaannya.
3 Pelatihan yang tepat akan sangat berguna bagi karyawan sehingga mengerti
bagaimana pekerjaan dilakukan dan cara melakukanya. 4
Tambahkan jadwal untuk beristirahat sejenak dari pekerjaan. 5
Berikan timbal balik terhadap karyawan mengenai pekerjaan yang mereka lakukan.
6 Minimalkan pengeluaran yang tidak perlu dan penekanan pada keperluan yang
paling penting. 7
Keseimbangan statistik dan kedinamisan kerja.
2. Dasar Desain Pekerjaan.
Permulaan yang harus dilakukan ketika mendesain pekerjaan adalah mengenai proses pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan, pastikan bahwa setiap desain
pekerjaan yang dibuat bersifat mengikat untuk merealisasikan tujuan bisnis perusahaan.
Jika desain pekerjaan yang dibuat merancu maka tujuan perusahaan sulit untuk tercapai.
Beberapa hal penting dalam mendesain pekerjaan untuk karyawan :
1 Signifikansi Tugas.
Karyawan akan bekerja dengan lebih baik apabila mereka meyakini bahwa pekerjaan yang diberikan oleh atasan adalah pekerjaan yang cukup penting, berikan kepastian
bahwa setiap pekerjaan yang mereka kerjakan akan membuat perusahaan semakin kuat.
2 Keberagaman Tugas.
Karyawan akan bekerja lebih baik dan bertahan pada pekerjaannya lebih lama apabila mereka diberikan pekerjaan yang beragam. Walaupun terkadang pekerjaan yang
terlalu bermacam-macam akan mengarahkan pada ketidak efisienan dan stress pada karyawan.
3 Penggunaan dan Pengembangan Kemampuan.
Desain pekerjaan yang dibuat harus dapat menggambarkan penggunaan kemampuan dari karyawan tersebut dan bagaimana kemampuan mereka yang telah ada
sebelumnya dapat berkembang secara berkala sesuai dengan minat dan bakat karyawan sehingga karyawan tidak cepat bosan dengan pekerjaan yang hanya
membutuhkan kemampuan yang begitu-begitu saja.
3.Pendekatan Dalam Desain Pekerjaan.
Menurut Herjanto 2001:85 Desain pekerjaan harus dalam bentuk tertulis sehingga ada dokumen yang dapat menjadi rujukan serta dimengerti dan disepakati baik
oleh pihak manajemen maupun pekerja. Kesepakatan ini diperlukan agar terjadi
keseimbangan yaitu dapat dilakukan secara wajar oleh karyawan, tetapi tetap merangsang produktivitas pekerja yang tinggi seperti yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan.
Ada 3 jenis pendekatan dalam desain pekerjaan atau Job designing : 1.
Manajemen Ilmiah. Pendekatan ilmiah mendasarkan pada konsep bahwa dalam mencapai efisiensi yang
tinggi seorang pekerja dituntut untuk dapat menguasai pekerjaanya. Hal itu dapat diperoleh apabila pekerja yang bersangkutan hanya menangani suatu jenis pekerjaan
tertentu dan tidak berganti-ganti pekerjaan. Dengan kata lain, dilakukan spesialisasi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan, spesialisasi merupakan istilah yang dipakai
untuk menjelaskan suatu pekerjaan yang ruang lingkupnya sangat terbatas. Dengan spesialisasi pekerja dapat mengenal benar tugasnya sehingga menghasilkan output
yang lebih besar dan tingkat kesalahan yang kecil. Namun spesialisasi juga memiliki kekurangan yaitu mengakibatkan kebosanan bagi
para pekerja karena pengulangan jenis tugas yang sama terus menerus sehingga mendorong meningkatkan ketidakhadiran ataupun perputaran turn over pekerja.
2. Pendekatan Perilaku.
Pendekatan ini menekankan pada pengertian bahwa manusia merupakan mahluk hidup yang kompleks sehingga perlu pendekatan tertentu dalam penanganannya yaitu
dengan memperhatikan faktor-faktor perilaku dan pemenuhan kepuasan terhadap kemauan atau keinginan manusia. Dalam merancang tugas terdapat 2 hal yang sering
menjadi bahan pertimbangan yaitu banyak pekerja yang merasa tugasnya tidak menarik dan pekerja yang menghendaki tanggung jawab lebih besar dari tugasnya.
Kedua hal itu berkaitan dengan kepuasan kerja dalam menjalankan tugasnya, yang
dapat mempengaruhi produktivitas kerja, mutu keluaran ataupun suasana kerja. Sehubungan dengan itu untuk membuat pekerjaan lebih menarik dan berarti, para
penyusun desain pekerjaan harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut : a
Perluasan tugas job enlargement meliputi pemberian posisi tugas yang lebih besar secara horisontal, dimana pekerjaan tambahan itu berada pada tingkat
kecakapan dan tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula. b
Pengayaan tugas job enrichment mencakup penambahan tugas dengan tanggung jawab yang lebih tinggi seperti perencanaan dan pengendalian.
c Perputaran tugas job rotation yaitu melakukan penukaran tugas antar pekerja
secara periodik untuk menghindari seseorang bekerja secara monoton mengerjakan tugas yang sama setiap hari. Perputaran tugas ini memberikan
kesempatan kepada pekerja untuk memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seorang pekerja untuk menggantikan pekerja lain yang tidak
masuk. 3. Pendekatan Sosioteknis
Pendekatan ini mengarah pada pengembangan tugas yang tidak semata-mata mencerminkan teknologi yang paling ekonomis tetapi juga memperhatikan faktor
sosial tempat karyawan bekerja. Pendekatan sosioteknik sangat umum dan tidak melakukan perubahan khusus dalam organisasi. Pendekatan ini mencakup
pembentukan kelompok-kelompok kerja yang masing-masing bertanggung jawab untuk suatu kegiatan kerja. Tujuannya untuk mengembangkan suatu hubungan dan
komitmen yang kuat antara para pekerja terhadap pekerjaannya.
4. Desain pekerjaan sebagai motivasi dan tantangan bagi karyawan.