Metode Pengumpulan Data Kredibilitas Validitas Penelitian

B.3 Teknik Pengambilan Subjek Patton dalam poerwandari, 2001 menyatakan pengambilan subjek dalam penelitian kualitatif harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel bola saljuberantai snowball chain sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya. Poerwandari, 2001. B.4. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Medan dan sekitarnya. Pengambilan daerah penelitian dilakukan sesuai dengan data demografis penyebaran etnis Batak Toba dan Tamil di daerah Sumatera Utara dan memberi kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan responden penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Hal ini sesuai dengan pendapat Padgett 1998 yang mengatakan bahwa ada tiga bentuk dasar metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a observasi, b wawancara dan c analisis dokumen. Namun metode observasi dan analisis dokumen tidak dijadikan metode pengumpulan data dalam penelitian ini karena peneliti mempertimbangkan faktor efektifitas dan keterbatasan peneliti. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan subjek atau orang yang diwawancarai Bungin, dalam Poerwandari, 2001. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister, 1994. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam in-depth interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi “open-ended question” yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2001. Pedoman wawancara ini juga digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek check list apakah aspek-aspek yang relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman yang demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung Poerwandari, 2001.

D. Alat Bantu Pengambilan Data 1.

Alat perekam voice recorder Poerwandari 2001 menyatakan, sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Peneliti menggunakan aplikasi perekam suara voice recorder pada smartphone dengan seizin subjek penelitian.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tapi juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab Poerwandari, 2001. Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berkaitan dengan dukungan sosial yang diterima dan dibutuhkan pasangan beda etnis Batak Toba-Tamil tanpa menentukan urutan pertanyaan karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan sekaligus sebagai daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan.

E. Kredibilitas Validitas Penelitian

Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2007. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan kompleksitas aspek-aspek yang terkait dalam bahasa kuantitatif: variabel dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Adapun upaya peneliti dalam menjaga kredibilitas dan objektifitas penelitian ini, antara lain dengan : 1. Memilih calon partisipan yang sesuai dengan karakteristik penelitian, dalam hal ini adalah pasangan beda etnis ; suami Tamil istri Batak Toba dan memiliki usia pernikahan maksimal 20 tahun. 2. Membangun rapport dengan partisipan agar ketika proses wawancara berlangsung partisipan dapat lebih terbuka menjawab setiap pertanyaan dan suasana tidak kaku pada saat wawancara. 3. Membuat pedoman wawancara berdasarkan jenis-jenis dukungan sosial, kemudian melakukan standarisasi pedoman wawancara dengan dosen pembimbing. Professional judgement di dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing penelitian ini. 4. Menggunakan pertanyaan terbuka dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang akurat. 5. Melibatkan dosen pembimbing untuk berdiskusi, memberikan saran dan kritik mulai dari awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan kemampuan peneliti pada kompleksitas fenomena yang diteliti. F. Prosedur Penelitian F.1.Tahap persiapan penelitian