2.2.3. Ekspor
1. Defenisi Ekspor
Amir dalam Pelly 2010: 21 menjelaskan ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing sesuai
dengan ketentuan pemerintah dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing.
Jadi hasil yang diperoleh dari kegiatan mengekspor adalah berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut dengan istilah devisa yang
juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara Pelly,2010: 21. Yang dimaksud dengan ekspor adalah kegiatan perdagangan yang memberikan
rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan timbulnya industry-industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur politik yang
stabil dan lembaga social yang efisien Todaro,2000: 167. Ekspor merupakan salah satu sektor perekonomian yang memegang
peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara dimana dapat mengadakan perluasan pasar dalam sektor industri, sehingga mendorong sektor
industri lain dan selanjutnya mendorong sektor perekonomian lainnya Pelly,2010: 21.
2. Peran Ekspor
Berdasarkan defenisi-defenisi ekspor diatas, Pelly 2010: 21
mneyimpulkan bahwa peranan ekspor antara lain, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Memperluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu.
Sebagaimana yang tekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industry dapat tumbuh dengan cepat jika industri itu dapat menjual hasilnya
diseberang lautan daripada hanya dipasarkan didalam negeri. b.
Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang- barang di pasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk
menaikkan produktifitas. c.
Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital social
sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut akan dijual di dalam negeri.
Dengan demikian selain menambah peningkatan produksi barang untuk dikirim keluar negeri, ekspor juga menambah permintaan dalam negeri, sehingga
secara tidak langsung permintaan luar negeri mempengaruhi industri dalam negeri untuk menggunakan faktor produksinya, misalnya modal dan juga menggunakan
metode produksi yang lebih murah dan efisien sehingga harga dan mutu dapat bersaing di pasar internasional Pelly, 2010.
3. Cara Ekspor
Pelly 2010: 22 menjelaskan cara-cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan ekspor, cara-cara tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Ekspor Biasa
Dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi
suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan importir di luar negeri. b.
Barter Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan
langsung dengan barang yang dibutuhkan di dalam negeri. Dalam hal ini pengiriman barang tidak menerima pembayaran dengan mata uang asing, tetapi
dalam bentuk barang yang dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayaran dalam mata uang domestic misalnya rupiah.
c. Konsinyasi
Konsinyasi adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk dijual sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa.
Dalam hal pengiriman barang, sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu tetap di luar negeri.
Cara penjualan di luar negeri dapat dilaksanakan dengan penjualan di pasar bebas, atau mungkin juga dengan mengikutsertakan barang tersebut dalam
pelelangan yang biasa disebut dengan “commodities exchange”. d.
Pacaege-Deal Dalam rangka memperluas pasar hasil bumi terutama dengan negara-
negara Sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan
Universitas Sumatera Utara
trade agreement dengan salah satu negara atau lebih. Pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu yang akan diekspor ke negara lain dan sebaliknya dari
negara lain akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan di negara tersebut dan kiranya yang kita butuhkan juga. Cara ini pada prinsipnya hamper sama
dengan barter, tetapi cara ini ditetapkan bebagai macam komoditi. e.
Penyelundupan Smuggling Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari suatu negara ke
negara lain tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku dapat dianggap sebagai usaha penyelundupan atau smuggling. Bahaya dari setiap penyelundupan terletak pada
adanya pelarian pelarian kekayaan ke luar negeri assets flight tanpa mendapatkan suatu kompensasi. Hal itu berarti suatu pengurasan atas kekayaan
negara dan masyarakat.
2.2.4. Impor