BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Integrasi Ekonomi
2.1.1 Teori Integrasi Ekonomi Batasan defenisi yang baku tentang Integrasi Ekonomi diantara para
ekonom belum juga ditemukan saat ini. Para ekonom mengembangkan defenisi integrasi ekonomi dari berbagai sudut pandang yang berbeda satu sama lain.
Ditengah perbedaan tersebut, Jovanovic dengan ringkas telah mendokumentasi berbagai definsi integrasi yang berkembang hingga saat ini, antara lain definisi
dikemukakan oleh T. Balassa yang mengemukakan definisi integrasi sebagai bentuk penghapusan diskriminasi serta kebebasan bertransaksi integrasi negative
dan sebagai bentuk penyerahan kebijakan kepada lembaga bersama integrasi positif. Selain itu didefinisikan konsep dinamis melalui penghapusan
diskriminasi diantara negara yang berbeda, maupun dalam konsep statis dengan melihat ada tidaknya perbedaan dalam diskriminasi. Sementara, Holzman
menyatakan integrasi ekonomi sebagai situasi dimana dua kawasan menjadi satu atau mempunyai satu pasar yang ditandai harga barang dan faktor produksi yang
sama diantara dua kawasan tersebut. Definisi tersebut mengasumsikan tidak ada hambatan dalam pergerakan barang, jasa, dan faktor produksi diantara dua
kawasan dan adanya lembaga-lembaga yang memfasilitasi pergerakan tersebut. Secara umum integrasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses
dimana sekelompok Negara berupaya untuk meningkatkan tingkat kemakmurannya Suprima, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suprima 2010, definisi integrasi ekonomi secara umum adalah pencabutan penghapusan hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih
perekonomian negara. Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan penghapusan diskriminasi dan penyatuan politik kebijaksanaan seperti norma,
peraturan, prosedur. Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang- undang, lembaga, standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi.
2.1.2 Proses Terbentuknya Integrasi Ekonomi
Ada beberapa tahapan integrasi ekonomi menurut intensitas integrasi Suprima, 2010, yaitu :
1. Free trade Area FTA.
Dua negara atau lebih dikatakan membentuk FTA apabila mereka sepakat untuk menghilangkan semua kewajiban impor atau hambatan-hambatan
perdagangan baik dalam bentuk tarif maupun non tariff terhadap semua barang yang diperdagangkan diantara mereka; sedangkan terhadap negara-negara lain
yang bukan merupakan anggota masih tetap diperlakukan menurut ketentuan di masing-masing negara. Setiap negara anggota bebas menentukan tarifnya terhadap
arus perdagangan internasional dari negara-negara bukan anggota. 2.
Customs Union CU. Dua negara atau lebih dikatakan membentuk CU apabila mereka sepakat
untuk menghilangkan semua kewajiban impor atau hambatan-hambatan perdagangan dalam bentuk tarif maupun non tarif terhadap semua barang dan jasa
Universitas Sumatera Utara
yang diperdagangkan di antara sesama mereka; sedangkan terhadap negara-negara lain yang bukan anggota juga akan diberlakukan penyeragaman ketentuan.
3. Common Market CM.
Dua negara atau lebih akan dikatakan membentuk CM jika terpenuhi kondisi CU plus mengizinkan adanya perpindahan yang bebas seluruh faktor
produksi di antara sesame negara anggota. 4.
Economic Union EU. Dua negara atau lebih dikatakan membentuk EU jika terpenuhi kondisi
CM plus adanya harmonsasi dalam kebijakan-kebijakan makroekonomi nasional di antara sesama negara anggota. Dengan begitu dapat dihindari adanya
kebijakan-kebijakan yang saling bertentangan dan kontroversial satu sama lain. 5.
Total Economic Integration TEI. Kondisi ini terwujud apabila telah terjadi penyatuan kebijakan
makroekonomi maupun social dan memfungsikan suatu badan atau lembaga yang bersifat “supra nasional” dengan kewenangan yang cukup luas dan sangat
mengikat semua negara anggotanya.
2.1.3 Sekilas Tentang AFTA.