Sekilas Tentang AFTA. Integrasi Ekonomi

yang diperdagangkan di antara sesama mereka; sedangkan terhadap negara-negara lain yang bukan anggota juga akan diberlakukan penyeragaman ketentuan. 3. Common Market CM. Dua negara atau lebih akan dikatakan membentuk CM jika terpenuhi kondisi CU plus mengizinkan adanya perpindahan yang bebas seluruh faktor produksi di antara sesame negara anggota. 4. Economic Union EU. Dua negara atau lebih dikatakan membentuk EU jika terpenuhi kondisi CM plus adanya harmonsasi dalam kebijakan-kebijakan makroekonomi nasional di antara sesama negara anggota. Dengan begitu dapat dihindari adanya kebijakan-kebijakan yang saling bertentangan dan kontroversial satu sama lain. 5. Total Economic Integration TEI. Kondisi ini terwujud apabila telah terjadi penyatuan kebijakan makroekonomi maupun social dan memfungsikan suatu badan atau lembaga yang bersifat “supra nasional” dengan kewenangan yang cukup luas dan sangat mengikat semua negara anggotanya.

2.1.3 Sekilas Tentang AFTA.

ASEAN Free Trade Area AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan Universitas Sumatera Utara pasar regional bagi 500 juta penduduknya.AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN FreeTrade Area AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun 1993-2008, kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002.Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area CEPT-AFTA merupakan suatu skema untuk 1 mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015 Badan Kebijakan Fiskal,2011. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara-Departemen Keuangan Republik Indonesia 2011 mengkategorikan produk dalam General Exception sebagai produk-produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan kedalam CEPT- AFTA, karena alasan keamanan nasional, keselamatan, atau kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi dan budaya. Indonesia mengkatagorikan produk-produk dalam kelompok senjata dan amunisi, minuman beralkohol, dan sebagainya sebanyak 68 pos tarif sebagai General Exception. Universitas Sumatera Utara A. Tujuan AFTA Tujuan dari pendirian AFTA dalam Pusat Kebijakan Pendapatan Negara- Departemen Keuangan Republik Indonesia 2011 yaitu: 1. Menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global 2. Menarik lebih banyak Foreign Direct Investment FDI. 3. Meningkatkan perdagangan antara negara anggota ASEAN. B. Jadwal Penurunan Tarif Jadwal penurunanpenghapusan tarif bea masuk diantara negara-negara anggota ASEAN berdasarkan inclusion list IL dalam Pusat Kebijakan Pendapatan Negara-Departemen Keuangan Republik Indonesia 2011 adalah sebagai berikut: 1. ASEAN-6 . Tahun 2003: 60 produk dengan tarif 0; tahun 2007: 80 produk dengan tarif 0; tahun 2010: 100 produk dengan tarif 0. 2. Vietnam Tahun 2006: 60 produk dengan tarif 0; tahun 2010: 80 produk dengan tarif 0; tahun 2015: 100 produk dengan tarif 0. 3. Laos dan Myanmar Tahun 2008: 60 produk dengan tarif 0; tahun 2012: 80 produk dengan tarif 0; tahun 2015: 100 produk dengan tarif 0. 4. Kamboja Universitas Sumatera Utara Tahun 2010: 60 produk dengan tarif 0; tahun 2015: 100 produk dengan tarif 0. C. Istilah-istilah dalam CEPT-AFTA Ada Beberapa istilah dalam CEPT-AFTA dalam Pusat Kebijakan Pendapatan Negara-Departemen Keuangan Republik Indonesia 2011, yaitu: 1. Fleksibilitas adalah suatu keadaan dimana ke-6 negara anggota ASEAN apabila belum siap untuk menurunkan tingkat tarif produk menjadi 0- 5 pada 1 Januari 2002, dapat diturunkan pada 1 Januari 2003. Sejak saat itu tingkat tarif bea masuk dalam AFTA sebesar maksimal 5. 2. CEPT Produk List a. Inclusion List IL : daftar yang memuat cakupan produk yang harus memenuhi kriteria sebagai berikut : o Produk tersebut harus disertai Tarif Reduction Schedule. o Tidak boleh ada Quantitave Restrictions QRs. o Non-Tarif Barriers NTBs lainnya harus dihapuskan dalam waktu 5 tahun. b. Temporary Exclusion TEL : daftar yang memuat cakupan produk yang sementara dibebaskan dari kewajiban penurunan tarif, penghapusan QRs dan NTBs lainnya serta secara bertahap harus dimasukkan ke dalam IL. c. Sensitive List SL : daftar yang memuat cakupan produk yang diklasifikasikan sebagai Unprocessed Agricultural Products. Contohnya beras, gula, produk daging, gandum, bawang putih, dan Universitas Sumatera Utara cengkeh, serta produk tersebut juga harus dimasukkan ke dalam CEPT Scheme tetapi dengan jangka waktu yang lebih lama. Contohnya Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand harus telah memasukkan produk yang ada dalam SL ke dalam IL pada tahun 2010, Vietnam pada tahun 2013, Laos dan Myanmar pada tahun 2015, serta Kamboja pada tahun 2017. e. General Exception GE List : daftar yang memuat cakupan produk yang secara permanen tidak perlu untuk dimasukkan ke dalam CEPT Scheme dengan alas an keamanan nasional, keselamatankesehatan umat manusia, binatang dan tumbuhan, serta pelestarian objek arkeologi, dan sebagainya Article 9b of CEPT Agreement. Contohnya antara lain senjata, amunisi, da narkotika. Produk Indonesia dalam GE List hingga saat ini sebanyak 96 pos tarif.

2.1.4 Metode Pengukuran Integrasi Ekonomi