E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada korelasi positif yang tinggi antara kedua variabel, r sebesar 0,837. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua variabel saling berhubungan, yang berarti semakin tinggi kecerdasan sosial kepala sekolah SMK maka semakin
efektif pola kepemimpinannya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis awal terbukti.
Hal ini menunjukkan bahwa teori kecerdasan sosial memiliki hubungan yang baik dengan teori efektifitas kepemimpinan. Dalam
perannya sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki tugas untuk mensukseskan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
PERMENDIKNAS No.13, 2007. Untuk mencapai tujuan tersebut kepala sekolah harus mampu memimpin dengan efektif. Memimpin
dengan efektif bukan hanya berorientasi pada keberhasilan tujuan namun lebih menekankan pada proses dalam mencapai tujuan tersebut
Drucker dalam Handoko, 1999. Aspek utama yang dibutuhkan dalam kepemimpinan efektif adalah berorientasi kepada tugas, berorientasi
kepada hubungan, dan kepemimpinan partisipatif Yukl, 2005. Salah satu aspek penting dari ketiga aspek tersebut adalah berorientasi kepada
hubungan, yang dimaksud berorientasi kepada hubungan adalah seorang pemimpin yang efektif harus mampu memperlihatkan
kepercayaan, bertindak ramah, perhatian, dan memahami anggota Waite, 2007.
Drafke 2009 juga menyatakan dalam proses kepemimpinannya seorang pemimpin harus mampu untuk meyakinkan orang lain lewat
proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan. Hal ini diperlukan oleh kepala sekolah agar semua elemen dalam lingkungan pendidikan
memiliki satu tujuan yang sama dalam mencapai tujuan sekolah. Komunikasi yang baik diperlukan seorang kepala sekolah agar
mampu meyakinkan orang lain untuk mencapai tujuan sekolah. Aristoteles dalam Syamsu 2004 menyatakan bahwa manusia memang
dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk di dalam lingkungan sekolah. Sekolah sebagai sebuah lembaga akan membentuk individu-individu di
dalamnya menjadi sebuah kelompok tertentu. Individu di dalam kelompok ini akan menjalani proses pengembangkan tingkah laku
sosial yang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam kelompok tersebut, hal ini disebut sebagai perkembangan sosial Hurlock, 1999.
Perkembangan sosial bisa disebut juga sebagai kecerdasan sosial, dimana kecerdasan sosial merupakan kematangan kesadaran pikiran
dan budi pekerti untuk berperan secara sosial dalam kelompok atau masyarakat Amstrong, 1994. Kecerdasan sosial yang dimiliki seorang
kepala sekolah akan memudahkan dirinya untuk berhadapan dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Yukl 2010 mengatakan
bahwa kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk menentukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keperluan-keperluan kepeminpinan dalam situasi khusus dan memilih tanggapan yang sesuai. Ada dua aspek dalam kecerdasan sosial, yaitu
kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Kesadaran sosial lebih mengarah kepada spektrum perasaan yang muncul seketika saat merasakan
keadaan batin orang lain untuk mengerti perasaan dan pikirannya, untuk masuk ke dalam situasi sosial yang lebih kompleks Daniel Goleman,
2006. Kemampuan untuk mengerti perasaan dan pikiran orang lain akan membantu seorang kepala sekolah untuk menentukan tanggapan
yang sesuai dalam situasi khusus saat melakukan interaksi sosial dengan semua elemen-elemen pendukung tujuan sekolah dan dapat
mempengaruhi semua elemen pendukung tujuan sekolah untuk bersama-sama mencapai tujuan sekolah sebagai lembaga pendidikan,
dengan demikian
kepala sekolah
dapat menjalankan
pola kepemimpinan yang efektif.