25
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, populasi
dan teknik pengambilan sampling, metode pengumpulan data, administrasi, dan alat ukur serta metode analisis data.
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel atau lebih, yakni sejauh
mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain yang dinyatakan dalam koefisien korelasi Noor, 2011. Penelitian ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara kecerdasan dan efektivitas kepemimpinan pada kepala sekolah SMK di Jakarta Timur.
B. VARIABEL PENELITIAN
Penelitian melibatkan dua variabel dengan rincian untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Variabel bebas : Kecerdasan Sosial.
2. Variabel terikat : Efektivitas Kepemimpinan.
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Untuk memperjelas batasan variabel-variabel yang diteliti, maka perlu diberikan penegasan dan pendefinisian secara operasional. Mengacu pada
kajian teoretik yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka secara operasional variabel-variabel yang akan diteliti didefinisikan sebagai berikut:
1. Kecerdasan sosial
Kecerdasan sosial adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam berhubungan secara efektif dengan orang lain, dengan indikator:
memiliki empati terhadap orang lain, mampu menempatkan diri dalam setiap komunitas, kecerdikan membaca dan menanggapi situasi sosial,
kejelasan dalam berkomunikasi, dan transparan dalam menjalin hubungan. Kecerdasan sosial dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala
kecerdasan sosial berdasarkan dua aspek yang dikemukakan oleh Daniel Goleman, yaitu aspek kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Skala
kecerdasan sosial akan menunjukkan tinggi atau rendahnya kecerdasan sosial. Semakin tinggi skor skala kecerdasan sosial yang diperoleh, maka
semakin tinggi tingkat kecerdasan sosial seseorang. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor skala kecerdasan sosial yang diperoleh,
maka semakin rendah tingkat kecerdasan sosial yang dimiliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Efektivitas Kepemimpinan
Efekivitas kepemimpinan adalah sejauh mana kemampuan seseorang kepala sekolah dalam mempengaruhi anggota-angotanya dalam
rangka mencapai tujuan bersama yang diukur berdasarkan indikator : merencanakan dan mengorganisasi, pemecahan masalah, menjelaskan
peran dan tujuan, memberi informasi, memantau, memotivasi dan memberi inspirasi,
melakukan konsultasi,
mendelegasikan, mendukung,
mengembangkan dan membimbing, mengelola konflik dan membangun tim, membangun jaringan kerja, memberikan pengakuan, dan memberikan
penghargaan. Efektivitas kepempimpinan akan diukur dengan menggunakan skala efektivitas kepemimpinan berdasarkan aspek
yang dikemukakan oleh Yukl, yaitu berorientasi pada tugas, berorientasi pada hubungan, dan kepemimpinan partisipatif. Semakin
tinggi skor skala efektivitas kepemimpinan, maka menunjukan semakin efektif perilaku seorang pemimpin tersebut. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah skor skala efektivitas kepemimpinan yang diperoleh, maka akan menunjukan perilaku yang tidak efektif
dari seorang pemimpin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI