Kepala Sekolah LANDASAN TEORI

Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan secara efektif dengan orang lain, proses interaksi yang efektif ini di dukung oleh kesadaran sosial dan fasilitas sosial yang dimiliki oleh seseorang Goleman, 2006. Kesadaran sosial meliputi empati dasar, keselarasan, ketepatan empati dan kognisi sosial, sedangkan fasilitas sosial meliputi sinkronisasi, kemampuan membawa diri, pengaruh dan perhatian. Dalam kepemimpinannya, Kepala Sekolah Kejuruan berhadapan dengan semua orang yang ada dalam lingkungan sekolah, mulai dari guru, murid dan seluruh pegawai yang mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah. Saat berhadapan dengan orang-orang tersebut tentu saja Kepala Sekolah dituntut untuk memiliki proses interaksi yang efektif. Dengan adanya dukungan dari kesadaran dan fasilitas sosial, maka kepala sekolah mampu untuk berinteraksi secara sosial dengan baik, yang mendukung tercapainya pola kepemimpinan yang efektif.

E. Hipotesis

Berdasarkan pemaparan teori tentang kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara kecerdasan sosial dan efektivitas kepemimpinan pada Kepala Sekolah Kejuruan di Jakarta Timur. Semakin tinggi kecerdasan sosial maka semakin pola kepemimpinannya akan semakin efektif. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan sosial, maka pola kepemimpinannya akan semakin tidak efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Skema Penelitian

Kepala Sekolah Kecerdasan sosial rendah Kecerdasan sosial tinggi Kepala sekolah kesulitan dalam memahami pikiran, perasaan, dan intensi dari orang lain. Hal ini membuat interaksi sosial tidak akan berjalan dengan baik, yang berakibat ketidak mampuan untuk mendapatkan pengaruh Kepala sekolah mampu untuk mengidentifikasi intensi, pikiran, dan perasaan orang lain, sehingga mampu menjalin interaksi sosial yang baik serta mampu membentuk hasil dari sebuah interaksi sosial sebagai sebuah pengaruh Kesulitan dalam pengambilan keputusan, pengambilan keputusan yang salah, kesulitan dalam memecahkan masalah dalam tim, yang berakibat tidak tercapainya tujuan sekolah Mampu untuk memecahkan masalah dan mencari solusi saat bekerjsa sama dalam tim, yang akan menghasilkan dinamika positif dan tercapainya tujuan sekolah Efektivitas kepemimpinan rendah Efektivitas kepemimpinan tinggi 25

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampling, metode pengumpulan data, administrasi, dan alat ukur serta metode analisis data.

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain yang dinyatakan dalam koefisien korelasi Noor, 2011. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kecerdasan dan efektivitas kepemimpinan pada kepala sekolah SMK di Jakarta Timur.

B. VARIABEL PENELITIAN

Penelitian melibatkan dua variabel dengan rincian untuk masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel bebas : Kecerdasan Sosial. 2. Variabel terikat : Efektivitas Kepemimpinan.