koefisien regresi motivasi X
3
sebesar 0,315 pada sig 0,042 0,05 dan pada tabel t
hitung
2,062 t
tabel
1,986 berarti bahwa jika motivasi ditingkatkan satu satuan maka kinerja pegawai akan mengalami perubahan sebesar 0,315. Nilai koefisien regresi
kompensasi X
4
sebesar 0,247 pada sig 0,058 0,05 dan pada tabel t
hitung
1,910 t
tabel
1,986 berarti bahwa jika kompensasi ditingkatkan satu satuan maka tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh dari kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai. kinerja
merupakanhasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan- persyaratan pekerjaan.
Berdasarkan hasil dari analisis pengaruh kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai melalui uji F, uji t dan R². Melalui uji F
dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya kinerja pegawai. Hal ini dapat ditunjukkan melalui hasil uji F dengan nilai F
hitung
sebesar 14.498 dengan P-value ssebesar 0,000. Nilai F hitung yang diperoleh menunjukkan nilai yang lebih besar dari F
tabel
F hitung F
tabel;
14.698 3.9423 dan nilai signifikan yang lebih kecil dari 5 0,000 0,05, dapat disimpulkan
bahwa variabel –variabel bebas dalam penelitian inikepemimpinan, kompetensi,
motivasi dan kompensasi secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya kinerja pegawai. kinerja pegawai akan semakin meningkat bila dikaitkan dengan
semakin efektifnya kepemimpinan, kompetensi yang semakin tinggi, motivasi yang semakin tinggi dan kompensasi yang semakin tinggi dari seorang pegawai. Hal ini
didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan Christilia Posuma 2013 yang menyimpulkan bahwa kepemimpinan, kompetensi, dan kompensasi secara signifikan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan juga penelitian yang pernah dilakukan Harry Murty, Veronika A, 2013 yang menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Melalui uji t diketahui bahwa variabel kepemimpinan dan variabel motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Untuk variabel kepemimpinan X1 menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,001 berarti H0 ditolak. Hal ini sesuai dengan
penelitian yan dilakukan oleh Nana, Siti dan Idrus Taba 2011 bahwa kepemimpinan berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan merupakan
serangkaian usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk mempengaruhi kinerja para bawahannya, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawaidengan
berpengaruhnya seorang pemimpin dan adanya hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan maka akan mendukung sepenuhnya terhadap kebijakan yang dilakukan
pemimpin. Kepemimpinan menjadi sangat penting, maka sebaiknya instansi meningkat kepemimpinan,dengan memperhatikan pengaruh pimpinan dalam berbuat
sesuatu yang membuat anggota senang bekerja, menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja pegawai, selalu memperhatikan konflik yang terjadi diantara
anggota, selalu memotivasi anggota untuk bekerja maksimal, selalu memberitahukan dengan jelas apa yang harus dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya, selalu
melakukan hubungan baik dengan pegawai, memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pimpinan, dan melibatkan
partisipasi anggota dalam setiap kegiatan, maka dengan demikian hal-hal tersebut akan semakin meningkatkan kinerja para pegawai.Dari penelitian ini diperoleh rata-
rata skor dari setiap pernyataan mengenai variabel kepemimpinan, yaitu : pimpinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbuat sesuatu yang membuat anggota senang bekerja4,30, pimpinan menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja pegawai 4,29, pimpinan selalu
memperhatikan konflik yang terjadi diantara anggota4,17, pimpinan selalu memotivasi anggota untuk bekerja maksimal443, pimpinan selalu memberitahukan
dengan jelas apa yang harus dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya4,41, pimpinan selalu melakukan hubungan baik dengan pegawai 4,36, pimpinan
memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk mendiskusikan masalah-masalah dengan pimpinan4,37, pimpinan melibatkan partisipasi anggota dalam setiap
kegiatan 4,32. Untuk variabel motivasi X
3
menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,042 berarti H
di tolak.Hal ini sesuai dengan penelitian yan dilakukan oleh Nana, Siti dan Idrus Taba 2011 bahwa motivasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja
karyawan. Motivasi merupakan keinginan kerja untuk mencapai suatu tujuan, dimana keinginan tersebut dapat merangsang dan membuat seseorang untuk mau melakukan
pekerjaan atau apa yang mengakibatkan timbulnya motivasi kerja. Untuk meningkatkan kinerja pegawai,sebaiknya instansi lebih memperhatikan usaha untuk
meningkatkan karier yang dilakukan para pegawai untuk mencapai prestasi, bekerja keras yang dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal,bekerja keras untuk naik
ke jenjang pekerjaan yang diperoleh saat ini dan berusaha untuk menjadi yang terbaik diantara rekan-rekan kerja. Dengan demikian hal-hal ini dapat meningkatkan kinerja
pra pegawai mnejadi lebih baik.Dari penelitian ini diperoleh rata-rata skor dari setiap pernyataan mengenai variabel motivasi, yaitu :saya berusaha meningkatkan karier
saya untuk mencapai prestasi saya 4,30, saya berusaha bekerja keras untuk mencapai hasil yang maksimal 4,49, saya bekerja keras untuk naik ke jenjang
pekerjaan saya saat ini 4,35, saya berusaha untuk menjadi yang terbaik diantara rekan-rekan kerja saya 4,31.
Sedangkan kompetensi X
2
dan kompensasi X
4
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat kinerja pegawai. Untuk variabel kompetensi menunjukkan P-value
sebesar 0,271 berarti H diterima, hal ini mungkin disebabkan oleh kompetensi yang
dimiliki oleh para pegawai yang sudah sesuai dengan standar yang diberikan untuk meningkatkan kinerja mereka. Varibel kompensasi menunjukkan bahwa P-value
sebesar 0,058 yang berarti H diterima, hal ini mungkin disebabkan oleh kompensasi
yang diterima para pegawai sudah sesuai peraturan yang ditetapkan. Melalui uji R² variabel bebas kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan
kompensasi memberikan kontribusi perubahan dalam variabel terikat kinerja pegawai sebesar 35,6. Sedangkan sisanya sebesar 64,4 dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Seperti variabel disiplin kerja dan budaya organisasi.
64
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN