Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen Manajemen menurut Gulick dalam Handoko, 2003:11 manajemen adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebil bermanfaat bagi kemanusian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. 2. Pengertian manajemen sumber daya manusia Manajemen sumber daya manusia menurut Bangun 2012:5 merupakan salah satu bidang manajemen yang melaksanakan kegiatan pengadaan, pelatihan dan pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, serta pemeliharaan sumber daya manusia. Fungsi - fungsi manajemen akan menjadi dasar pelaksanaan tujuan strategis. Manajemen sumber daya manusia merupakan proses umtuk menciptakan pekerja yang dapat menghasilkan produk barang dan jasa yang memiliki daya saing. Faktor lingkungan sangat menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia dapat dilaksanakan di mana organisasi mencapai hasil yang efektif. Pengambilan keputusan dalam bidang sumber daya manusia memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sebagian dari fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia dialihkan kepihak lain atau tetap menangani seutuh pekerjaan. a. Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut para ahli Beberapa defenisi dari manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan oleh para ahli antara lain : menurut Hasibuan 2000:10 manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar lebih efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahan karaywan dan masyarakat, sedangkan menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna 2005:13 manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan pengembangan pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dimaksud membantu tujuan organisasi, individu dan masyarakat. b. Fungsi manajemen sumber daya manusia 1 Pengadaan sumber daya manusia Fungsi ini merupakan aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan organisasi. Penentuan sumber daya manusia yang dibutuhkan disesuaikan dengan tugas-tugas yang tertera pada analisis pekerjaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengadaan tenaga kerja mencakup analisis pekerjaan, perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen sumber daya manusia, dan seleksi serta penempatan sumber daya manusia. 2 Pengembangan sumber daya manusia Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan pengetahuan dan keterampilam melalui pendidikan dan latihan. Pada tahap ini, terdapat dua kegiatan penting sebagai dasar untuk mengembangkan para anggota organisasi, antara lain, pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pegawai, baik untuk pegawai baru maupun pegawai lama. 3 Pemberian kompensasi Kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa- jasa yang telah mereka sumbangkan kepada organisasi. Sistem kompensasi yang baik berarti memberikan penghargaan-penghargaan yang layak dan adil sebagaimna kontribusi pegawai atas pekerjaannya. 4 Pengintegrasian Integrasi berarti mencocokan keinginan pegawai dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena itu diperlukan perasaan dan sikap pegawai dalam menetapkan kebijakan organisasi. Peintegrasian mencakup motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kepemimpinan. 5 Pemeliharaan sumber daya manusia Pemeliharaan pegawai berarti mempertahankan pegawai untuk tetap berada pada organisasi sebagai anggota yang memiliki loyalitas dan kesetiaan yang tinggi. 3. Kepemimpinan Menurut Young dalam Kartono,2003:10 kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus, sedangkan menurut Moejiono 2002:15 kepemimpinan sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena kepemimpinan mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa“kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan orga nisasi atau kelompok”. a. Gaya Kepemimpinan Setiap pemimpin mempunyai cara atau gaya dalam memimpin organisasinya. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Secara relatif ada tiga macam gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu otokratis, demokratis atau partisipatif, dan laiszes-faire, yang semuanya pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dan keungulannya. Perbedaan gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individu dan perilaku kelompok Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghadapi masalah pemberian perintah kepada bawahan, sedangkan kepemimpinan demokratis cenderung mengikuti pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat. Dalam kepemimpinan laiszes-faire, pemimpin akan memberikan kepemimpinanya jika diminta. Gaya kepemimpinan dari seseorang pemimpin menurut Feriyanto dan Triana 2015: 94, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini: 1 Teori genetis keturunan Inti dari teori ini menyatakan bahwa “pemimpin itu di lahirkan bukan dibuat”. Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seseorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakan pemimpin. 2 Teori sosial Inti teori social ini adalah “pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati”. Para penganut teori ini mengetengahkan pen-dapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan. 3 Teori ekologis Inti teori ini adalah bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Adapun jenis-jenis gaya kepemimpinan, yaitu: a Gaya kepemimpinan otoriterAouthoritarian Adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. b Gaya kepemimpinan demokratisdemocratic Adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. c Gaya kepemimpinan bebaslaiszes-faire Pemimpin jenis ini hanya terlibat kedalam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaiian masalah yang dihadapi. b. Dasar dan Sikap Kepemimpinan Efektif Dasar kepemimpinan agar berjalan dengan efektif adalah sebagai berikut : 1 Penentuan tujuan Seorang pemimpin harus memastikan dari awal bahwa semua anggota timnya memahami maksud dan tujuan organisasi. 2 Komunikasi Semua kebijakan, keputusan, informasi atau berita apapun yang dibuat oleh top management terkait kebaikan perusahan harus dikomunikasikan dengan baik kepada semua anggota tim. 3 Kepercayaan Komunikasi yang efektif didasari dengan adanya saling percaya antara pihak- pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut, dalam hal ini leader dan bawahannya 4 Akuntabilitas Dasar keempat adalah pertanggungjawaban. Banyak pemimpin yang akhirnya gagal menjalankan beberapa proyek karena melalaikan dasar ini. c. Karakter Kepemimpinan Pemimpin berkarakter selalu punya identitas yang kuat. Bahkan kata character berasal dari bahasa Yunani yang bermakna lugas “enduring, lasting, atau indelible mark.” Kata kuncinya adalah mark atau ciri. Karena itu karakter bisa juga diartikan sebagai ciri-ciri khusus yang membedakan seseorang dengan orang lain. Nilai-nilai, pikiran, ucapan, dan tindakan seorang pemimpin akhirnya akan membentuk ciri dan identitas dimata followers. 4. Kompetensi Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting sebagai unggulan bidang tersebut Wibowo, 2007:86. dalam Murgiyono, 2002:15, mengemukakan bahwa: kompetensi adalah hal-hal yang mampu dilakukan seseorang. Berdasarkan teori jendela Windows Theory, bahwa setiap kompetensi yang dimiliki individu diamati dari empat sisi yang berbentuk jendela, yaitu: pendidikan education, keterampilan skill, pengalaman kerja experince, dan penguasaan teknologi mastery of tecnology. Jadi pendidikan merupakan salah satu sisi untuk melihat kompetensi. a. Karakteristik kompetensi Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang ditempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mengedentifikasi karakteristik, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan oleh individual yang memungkinkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja dan mencakup semua catatan manajemen kinerja, keterampilan dan pengetahuan tertentu, sikap, komukasi, aplikasi dan pengembangan. Ada lima tipe karakteristik terpenting menurut Wibowo, 2007:87-88 1 Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikir atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. 2 Sifat adalah karakterisitik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi. 3 Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang. 4 Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang lingkungan kerjanya. 5 Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu. Berdasarkan uraian diatas makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksikan pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Analisa kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karir, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Tidak mudah membangun kompetensi, karena kemampuan yang dituntut bukan sekedar tentang skill, melainkan cara berpikir. Permasalahannya cara berpikir tidak bisa di training seperti skill, cara berpikir harus diubah dan harus ada kesadaran dari setiap individu untuk mengubahnya, untuk melakukan perannya dalam organisasi. Nilai-nilai tersebut harus diimplementasikan melalui hubungan yang terbentuk antara individu dan organisasi. Bila organisasi memperhatikan kesejahteraan para pegawainya sudah tentu komitmen pegawai terhadap organisasi akan tumbuh semakin kuat. 5. Motivasi Untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi sering kali pegawai memerlukan motivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan seseorang kepada orang lain atau diri sendiri. Dorongan itu dimaksudkan agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Pengertian motivasi menurut para ahli,antara lain: menurut Robins dalam Feriyanto dan Train,2015:72 motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebetuhan individu, sedangkan menurut Wursanto dalam Feriyanto dan Train,2015:72 motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi kepada para pegawai agar mereka mau dan suka bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efesien. Teori motivasiHerzberg Pramono, 2007. “Pengaruh Faktor Higeni dan Pemuas Pada Motivasi dan Kinerja: Uji Terhadap Teori Herzberg ”. Jurnal Vol.1 No.1. Maret, 2007 mengatakan bahwa hubungan individu dengan kerja merupakan suatu hubungan dasar dan sikap individu terhadap kerja sangat menentukan berhasil atau gagalnya individu tersebut. Ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan, yang pertama faktor hygiene, memotivasi sesorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antara manusia, imbalan, dan kondisi lingkungan faktor ekstrinsik sedangkan faktor kedua adalah faktor motivator, memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk di dalamnya adalah prestasi, pengakuan, dan kemajuan tingkat kehidupan faktor instrinsik. Bentuk bentuk motivasi yang sering dilakukan suatu organisasi diantaranya adalah a. Kompensasi bentuk uang Salah satu bantuk yang paling sering diberikan kepada pegawai. b. Penghargaan dan pengendalian Pengarahan yang dimaksudkan menentukan bagi pegawai mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan. Sedangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengendalian dimaksudkan menentukan bahwa karyawan harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. c. Penetapan pola kerja efektif Penyesuain yang efektif dari pola kerja pada kebutuhan pegawai yang meningkat tidak mungkin terjadi, minimum pada ukuran yang besar, tanpa perubahan besar dalam budayaintern organisasi. d. Kebijakan Suatu tindakan yang diambil dengan sengaja oleh organisasi untuk memengaruhi sikap atau perasaan para pegawai. Dengan kata lain, kebijakan adalah usaha untuk membuat karyawan bahagia. Perilaku setiap individu pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain,perilaku individu pada umumnya didorong oleh keinginan untuk merealisasikan tujuan. Kebutuhan yang paling kuatlah yang akan memimpin perilaku individu. 6. Kompensasi Salah satu tujuan manajemen sumber daya manusia, yaitu memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja dan motivasi adalah melalui kompensasi. Menurut Singodimedjo dalam Edy Sutrysno, 2009:87 kompensasi adalah semua balas jasa yang diterima seorang karyawan dari organisasinya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang telah diberikannya pada organisasi tersebut. Dalam teori Dessler kompensasi merupakan semua bentuk upah dan imbalanyang berlaku bagi karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka, dan mempunyai dua komponen. Ada pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah dan insentif, dan ada pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti uang asuransi. Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima pegawai sebagai balas jasa atas apa yang telah mereka berikan kepada organisasi. Adapun jenis-jenis kompensasi yang diberikan oleh organisasi Kadarisman, 2012:402, yaitu: a. Kompensasi Upah Prinsip pengupahan adalah membayar seseorang sebagai penerima kerja untuk memproduksi atau menghasilkan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa. Oleh sebab itu, menurut teori produktifitas, nilai seorang pekerja ditentukan oleh tingkat kemampuannya menghasilkan sesuatu. Dengan kata lain nilai seseorang dipengaruhi oleh apa yang layak dibayar dari pekerjaan yang dilakukannya, atau hasil yang diperoleh oleh pemberi kerja. b. Kompensasi Keamanan Keamanan kerja merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat memengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Secara sosial, pekerja merupakan aset masyarakat sebagai subjek dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan yang terakhir dengan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keselamatan kerja dan meningkatkan profesionalisme unit sumber daya manusia, berkewajiban melakukan berbagai kegiatan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang seperti diharuskan oleh undang-undang secara tegas, sejauh itu dipikirkan sebagai usaha untuk meningkatkan keselamatan kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Kompensasi Kesehatan Organisasiperusahaan memberikan berbagai tunjangan kesehatan dan perawatan kesehatan, biasanya melalaui perlindungan asuransi d. Kompensasi Insentif Kompesasi insentif incentive compensation pada dasarnya adalah program- program kompensasi yang mengaitkan bayaran pay dengan produktifitas. Guna lebih mendorong produktifitas kerja yang lebih tinggi, banyak organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem imbalan yang berlaku bagi para karyawan organisasi. Kompensasi dalam bentuk insentif tersebut dimaksudkan untuk memberi upah yang berbeda, bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun karena adanya perbedaan prestasi kerja. Dengan demikian, insentif disini merupakan bentuk pembayaran langsung yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja dan dimaksudkan sebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan produktifitas atau penghematan biaya. e. Kompensasi Tunjangan Tunjangan karyawan employe benefit merupakan pembayaran- pembayaran payments dan jasa-jasa services yang melindungi dan melengkapi gaji pokok; dan perusahaanorganisasi membayar semua atau sebagian dari tunjangan ini. Dengan kata lain, tunjangan atau fringeand benefit dalam hal ini adalah komponen imbalan jasa atau penghasilan yang tidak terkait langsung dengan berat ringannya tugas jabatan dan prestasi kerja pegawai atau merupakan indirect compensation. Pemberian tunjangan pada umumnya terkait dengan upaya perusahaanorganisasi untuk memenuhi kebutuhan pegawainya akan rasa aman security need, sebagai bentuk pelayanan kepada pegawai employe services serta menunjukan tanggung jawab sosial perusahaan company social responsibility kepada para pegawainya. f. Kompensasi pelengkap Kompensasi pelengkap ini berbentuk penyedian paket benefits dan penyelenggaraan program-program pelayanan karyawan. Perkembangan pesat program-program kompensasi pelengkap ini terutama karena perubahan sikap karyawan, tuntutan serikat karyawan, persaingan memaksa perusahanorganisasi untuk menyediakan benefits yang menarik dan menjaga karyawannya, persyaratan-persyaratan yang ditetapkan pemerintah, dan tuntutan kenaikan biaya hidup. g. Kompensasi gaji Gaji pegawaikarayawan merupakan salah satu jenis balas jasa yang diberikan kepada seorang pegawai secara periodik biasanya sekali sebulan. h. Kompensasi pensiun Dana yang dibayarkan secara regular dengan interval tertentu kepada pegawai setelah berhenti dari organisasi. Pensiun diberikan kepada pegawai yang telah bekerja di organisasi untuk masa tertentu. i. Kompensasi tabungan hari tua Jaminan yang dipupuk oleh karyawan sendiri dan bantuan organisasi, di samping pensiun yang diterimanya. 7. Kinerja Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standar pekerjaan. Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai karyawan dengan standar pekerjaan. Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau melebihi standar pekerjaan dapat dikatakan kinerja seorang karyawan termasuk pada kategori baik. Demikian sebaliknya, seorang karyawan yang hasil pekerjaanya tidak mencapai standar pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja rendah. Menurut Rivai 2004 : 309 kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang ddihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Sedangkan menurut Yuwaliatin dalam Mangkunegara, 2006 67 mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, perencanaan kegiatan kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan tersebut dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. kinerja karyawan dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: a. Keputusan atas segala aturan yang telah di tetapkan organisasi. b. Dapat melaksanakan tugas atau pekerjaannya tanpa 20 kesalahan atau dengan tingkat kesalahan yang paling rendah. c. Ketepatan dalam menjalankan tugas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Aspek-aspek kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut: a. Hasil kerja, bagaimana seseorang itu mendapatkan sesuatu yang dikerjakannya. b. Kedisiplinan yaitu ketepatan dalam menjalankan tugas, bagaimana seseorang menyelesikan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan waktu yng dibutuhkan. c. Tanggung jawab dan kerja sama, bagaimana seseorng bisa bekerja dengan baik walaupun dalam dengan ada dan tidaknya pengawasan.

B. Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh gaya kepemimpinan, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai: studi kasus kada PT. Cursor Media

1 10 141

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Negara Indonesia Kantor Wilayah Medan

7 211 163

PENGARUH KOMPENSASI, KEPEMIMPINAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun).

0 6 14

PENGARUH KOMPENSASI, KEPEMIMPINAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun).

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun).

0 2 7

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai: Motivasi Kerja Sebagai Variabel Interverning (Studi kasus pada Kantor Inspektorat Kabupaten Jombang).

0 1 17

KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PENY

0 2 30

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT

0 0 13

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NON FINANASIAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

0 0 18

Pengaruh Motivasi Kerja, Kompetensi, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan

0 11 11