The automatic route to initial value change, yaitu perubahan otomatis yang Effortfull route to initial value cange, yaitu perubahan nilai yang dilakukan

22 Dalam perubahan nilai, terdapat beberapa fasilitator yang dapat mempermudah perubahan nilai, yaitu proses priming, adaptasi, identifikasi, pemeliharaan konsistensi, dan upaya persuasi secara langsung. 1. Priming Priming adalah hasil pengaruh isyarat lingkungan yang membentuk skema dalam pikiran seseorang yang memandunya untuk merespon kejadian yang diasosiasikan sesuai dengan skema tersebut. Priming merupakan awal dari perubahan nilai yang bersifat sementara. Jika proses priming tersebut diulang melalui situasi kehidupan yang baru misalnya, orang tua atau lingkungan misalnya, budaya baru, perubahan nilai awal menjadi yang lebih permanen dapat terjadi. 2. Adaptasi Perubahan hidup yang disertai dengan isyarat lingkungan kehidupan baru yang dialami, dapat mengarahkan individu pada perubahan nilai baik melalui cara otomatis atau dengan usaha lebih besar. Individu cenderung mengganti nilai-nilai lama mereka yang tidak adaptif dengan nilai baru yang sesuai dengan kondisi lingkungan baru yang mereka alami. 3. Identifikasi Identitas sosial yang penting dapat diinternalisasi oleh individu sebagai nilai-nilai sehingga nilai yang dimiliki individu dapat berubah sebagai akibat dari identifikasi. Internalisasi nilai kelompok dapat terjadi ketika anggota baru mengadopsi intepretasi dari cara anggota lama mempersepsikan suatu kejadian menggunakan nilai-nilai yang sama. 23 Anggota baru tersebut menggunakan skema alternatif yang sama untuk menafsirkan peristiwa yang akhirnya dapat mengubah nilai lama mereka menjadi nilai baru. Identifikasi nilai kelompok ini juga didukung oleh adanya komunikasi dalam kelompok yang menjadikan nilai kelompok lebih menonjol sehingga individu baru tertarik memikirkan hal tersebut dan menjadikannya nilai yang penting bagi dirinya. 4. Pemeliharaan Konsistensi Orang memiliki inkonsistensi mengenai konsep diri dalam dirinya. Hal tersebut terjadi karena situasi atau tindakan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan harapan mereka terhadap diri mereka sendiri. Ketidakpuasan pada diri ini mendorong individu untuk mengatasi inkonsistensi mereka dengan menginduksi ketidakpuasan tersebut yang menghasilkan perubahan nilai pada diri mereka. Proses pemeliharaan konsistensi ini juga berkaitan dengan perubahan lingkungan, budaya, dan peran seseorang dalam masyarakat. 5. Usaha Persuasi Langsung Upaya persuasi langsung dalam perubahan nilai dapat dilakukan melalui pesan media, program pendidikan, dan program sosialisasi nilai dalam organisasi. Perubahan nilai dengan upaya persuasi langsung dilakukan secara effortful karena proses ini dilakukan dengan mendorong seseorang untuk berpikir tentang nilai yang baru. Upaya ini lebih dapat berpengaruh jika dilakukan dalam budaya kolektif yang menganggap 24 kelompok lebih penting dari pada individu dibandingkan budaya individual yang mendorong orang untuk berpikir mandiri. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan nilai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan citra tubuh atau perubahan penilaian seseorang berkaitan dengan citra tubuhnya. Citra tubuh awal seseorang yang kemudian berubah setelah penelitian, menggambarkan adanya perubahan struktur kognitif yang memandu seseorang dalam mempersepsi bentuk tubuh maupun penampilan tubuhnya secara keseluruhan.

E. PERSEPSI

Menurut Suharnan 2005, persepsi adalah proses mengintepretasi informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam pemrosesan informasi, persepsi menjadi tahap awal dalam proses tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, menurut Suharnan 2005, persepsi mencakup dua proses yaitu Bottom-up dan Top-down. Bottom-up atau data driven processing adalah proses dimana aspek-aspek dunia luar ditangkap oleh individu sebagai sebuah informasi Stimulus-informasi. Top-down atau conceptually driven processing merupakan proses penggunaan pengetahuan relevan yang telah tersimpan di dalam ingatan individu untuk mengolah informasi yang diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil persepsi 25 seseorang mengenai suatu objek dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri serta pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai objek tersebut. Proses persepsi meliputi tiga aspek yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian. Pencatatan indera adalah proses penerimaan informasi berupa bentuk yang masih kasar atau belum memiliki makna melalui alat indera. Setelah proses pencatatan indera, proses dilanjutkan pada pengorganisasian informasi agar memiliki makna tertentu yang disebut pengenalan pola. Proses ini berkaitan dengan objek atau pengalaman yang tersimpan dalam ingatan yang diasosiasikan dengan hal baru yang memiliki makna hampir serupa. Proses terakhir adalah proses pemberian perhatian yaitu pemusatan pikiran pada suatu objek dan mengabaikan objek-objek lain pada saat yang bersamaan. Dalam proses mempersepsi, terdapat dua macam realitas yaitu realitas objektif yang berkaitan dengan fisik dan geografis serta realitas subjektif yang berkaitan dengan psikologis individual Suharnan, 2005. Menurut Suharnan 2005, sikap dan perilaku manusia, lebih banyak dipengaruhi oleh realitas subjektif karena ketergantungannya pada konteks, pengetahuan, dan pengalaman masing-masing orang menghasilkan persepsi orang terhadap suatu objek dapat berbeda antara orang satu dengan yang lain. Di sisi lain, kesalahan persepsi dapat disebabkan karena seseorang mempersepsikan suatu objek tidak tepat atau tidak sesuai keadaan sebenarnya realitas objektif. Dari pemaparan di atas, persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mengintepretasikan informasi yang diterima subjek dalam bentuk 26 tayangan iklan, menggunakan nilai yang telah subjek miliki sebelumnya mengenai penilaian terhadap tubuh.

F. WANITA DEWASA AWAL

Santrock 1995 menyebutkan bahwa masa dewasa awal adalah masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa yang ditandai dengan kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam mengambil keputusan. Menurut Hurlock 1980, masa dewasa awal dimulai pada umur 18 sampai kira-kira 40 tahun. Masa ini adalah masa pencarian kemantapan dan reproduksi yang penuh dengan masalah dan gangguan emosional, kreatifitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Papalia, Olds, dan Feldman 2008 mengatakan bahwa pada masa dewasa awal, seseorang sedang berada dalam kondisi fisik yang prima dan kemampuan sensoris yang sempurna. Seseorang memperoleh puncak kemampuan fisiknya pada masa dewasa awal ini. Hal serupa juga disampaikan Hurlock 1980 bahwa orang dewasa awal mencapai puncak kemampuan fisik yaitu kecepatan respon maksimal dan kecepatan belajar menguasai suatu keterampilan motorik yang baru. Mereka melakukan banyak aktivitas dan mulai memiliki masalah dengan pola makan tidak teratur dan tidak terkontrol yang membuat mereka bermasalah dengan kelebihan berat badan. Hal tersebut memicu mereka untuk melakukan pengurangan berat badan dengan yang didukung oleh munculnya model fesyen Twiggy sejak era 60-an Santrock