C. Hasil Ekstraksi
Ekstrak etanolik biji trembesi dibuat dari maserasi serbuk menggunakan etanol 70 dalam bejana tertutup. Proses dianggap paling tepat karena simpilsia
yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam cairan penyari sampai meresap dan melunakkan susunan sel. Hal ini memungkinkan zat-zat yang mudah
larut akan melarut . Etanol digunakan sebagai cairan penyari karena berapa kelebihan antara lain
tidak beracun, netral dan merupakan pelarut universal artinya baik senyawa polar dan non polar dapat tersari di dalamnya. Hal ini berkaitan dengan gugus fungsi yang
dimiliki etanol yaitu polar gugus OH dan non polar gugus R, sehingga flavonoid ,saponin dan tannin berdasarkan sifat kepolaran masing-masing dapat tersari dalam
etanol 70. Etanol 70 sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal Voigt, 1995.
Dalam biji trembesi terkandung berbagai macam senyawa yang beberapa diantaranya dapat membantu kelarutan senyawa lain bertindak sebagai co-solvent.
Hal ini dapat menyebabkan hampir semua bahan dapat terekstraksi ke dalam etanol. Penyari simplisia biji trembesi menggunakan metode maserasi karena metode
ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode ekstraksi yang lain. Metode ini sangat sederhana, mudah dilakukan dan cepat pelaksanaannya. Maserasi
dilakukan dalam bejana tertutup agar etanol tidak menguap karena etanol mudah menguap pada suhu kamar. Di samping itu, juga untuk mencegah masuknya
kontaminan dari luar dan menjaga supaya kedap udara karena ada senyawa-senyawa
tertentu yang mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara seperti fenol yang dapat teroksidasi sehingga membentuk polimer.
Maserasi dilakukan dalam bejana tertutup dibungkus dengan alumunium foil agar tidak kena cahaya dan terhindar dari paparan sinar matahari untuk menghindari
penguapan etanol dan menghindari oksidasi terhadap senyawa aktif. Pada penelitian ini maserasi dilakukan pada serbuk biji trembesi dalam etanol 70 selama 2 hari,
sambil sekali diaduk setiap harinya. Pengadukan penting dilakukan agar sel yang kontak dengan cairan penyari lebih banyak sehingga difusi senyawa cairan dalam
penyari juga banyak dan penyarian dapat berjalan optimal. Setelah 2 hari dilakukan penyaringan dengan menggunakan vakum, kemudian dimaserasi kembali
menggunakan etanol 70 lalu didiamkan selama 2 hari. Filtrat kemudian disaring dan dicampurkan dengan filtrat sebelumnya.
Penyaringan dilakukan dengan bantuan pompa vakum karena jumlah bahan yang banyak sehingga akan membutuhkan waktu yang lama jika disaring secara
biasa. Filtrat etanol dapat diendapkan dengan tujuan untuk mengendapkan zat-zat yang tidak larut etanol, yang ikut lolos dalam proses penyaringan. Ada beberapa zat
tidak larut dalam etanol seperti amilum, lipid, organel-organel sel, zat tersebut dapat menjadi senyawa pengganggu. Penelitian ini menggunakan serbuk simplisia kering.
Dalam proses penyerbukan kemungkinan dapat terjadi pemecahaan vakuola sel dan isi sel yang tidak larut dalam pelarut alkohol ikut lolos dalam penyarian.
Ekstrak etanol hasil pengendapan selanjut disaring dan maserat
diuapkan menggunakan vaccuum rotary evaporator. Dalam penguapan larutan penyari digunakan vaccuum rotary evaporator dengan tujuan untuk menghindari
kontak dengan panas berlebihan yang dapat merusak sebagian komponen senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Tekanan rendah, etanol akan menguap pada suhu
dibawah titih didih normalnya. Penguapan dilakukan sampai tidak menetes lagi
pelarut etanol dalam vaccuum rotary evaporator, diperoleh ekstrak kental
diasumsikan tidak terdapat lagi pelarut etanol. Hasil dari penguapan ini diperoleh ekstrak etanolik kental biji trembesi, kemudian dihitung persen rendemen. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan berat ekstrak yang tersari dengan berat bahan mula-mula. Hasil proses maserasi dari serbuk kering biji trembesi, diperoleh
rendemen ekstrak sebesar 13,9885 g.
D. Hasil Fraksinasi