Salah satu kurva seri rutin yang baik dari 3 replikasi, yakni persamaan regresi linear y = 2,6114x -0,3457 dan r =0,9998 sedangkan kurva seri ekstraksi etanolik
fraksi air yang baik dari 3 replikasi, yakni persamaan regresi linear y = 0,1203x + 0,1942 dan r =0,9996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r yang sudah
sesuai dengan yang dipersyaratkan yakni r 0.99. Jadi metode ini memiliki nilai linearitas yang baik untuk pengukuran aktivitas antioksidan fraksi air ekstrak etanol
biji trembesi dengan metode DPPH.
2. Presisi
Nilai presisi yang dinyatakan dengan parameter standar deviasi relatif dimana kriteria seksama diperoleh jika metode memberikan rentang konsentrasi 0,1 ,
maka rentang CV 20 Kingston, 2004. Presisi yang baik dinyatakan dengan semakin persen RSD maka nilai presisi semakin tinggi.
Tabel VII. Hasil CV dari sampel rutin
Rutin rerata kons
rerata abs
SD CV
5,067 0,732
0,007 0,95
10,2 0,61
0,015 2,47
15,267 0,498
0,011 2,25
20,267 0,39
0,003 0,92
25,333 0,274
0,01 3,99
Tabel VIII. Hasil CV dari sampel fraksi air
Fraksi Air rerata kons
rerata abs
SD CV
103,267 0,713
0,009 1,34
213,5 0,61
0,006 0,98
316,733 0,515
0,007 1,4
420,033 0,417
0,008 2,03
523,3 0,313
0,006 2.07
Nilai RSD dari rutin dan ekstrak etanolik fraksi air terhadap DPPH memberikan simpangan kurva relatif kurang 20 dimana RSD untuk rutin rentang
0,92 -3,99 dan dimana RSD untuk ekstrak etanolik fraksi air rentang 0,98 - 2,07 , sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa pengukuran presisi yang dilakukan
memenuhi kriteria seksama atau dengan kata lain presisi pengukuran yang baik karena RSD kurang dari 20 .
3. Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur zat uji secara spesifik. Spesifisitas metode ditentukan dengan melihat spektra dari pelarut, rutin dan ekstrak
etanolik fraksi air. Dari penelitian yang dilakukan tidak ada serapan pada panjang gelombang 515,2 nm. Sehingga pelarut, rutin dan ekstrak etanolik fraksi air tidak
menganggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan memiliki spesifitas yang baik.
K.
Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penangkapan radical scavenging
terhadap radikal DPPH. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode ini berdasarkan pada kemampuan suatu senyawa uji untuk menangkap radikal
dan mengurangi intensitas warna radikal warna radikal DPPH yang diukur oleh spektrofotometer pada gelombang 515 nm Prior et al, 2005. DPPH merupakan
radikal nitrogen organik yang stabil DPPH akan tereduksi oleh proses donasi hidrogen atau elektron dan warna akan berubah dari violet ke kuning. Senyawa yang
dapat menyebabkan reaksi ini dapat dipertimbangkan sebagai antioksidan atau bahkan penangkap radikal Hinneburg, 2005. Senyawa berpotensi sebagai
antioksidan akan mereduksi radikal DPPH menurut reaksi yang dapat dilihat pada gambar.
Gambar 17. Reaksi Antioksidan dengan DPPH Nishawa, Kohno, Nishimura, Kitagawa, Niwano, 2005
DPPH merupakan radikal sintetik yang larut dalam pelarut organik polar seperti metanol dan etanol Gordon, 1990. Untuk analisis kuantitatif, radikal DPPH
memiliki kelebihan yakni konsentrasinya dapat langsung ditetapkan sehingga praktis dapat digunakan untuk determinasi senyawa antioksidan. DPPH sangat penting
digunakan untuk mengetahui aktivitas penangkapan radikal oleh vitamin antioksidatif dan senyawa polihidroksi aromatik Nishizawa et al, 2005. Penggunaan DPPH untuk
metode penangkapan radikal sangat mempunyai keuntungan yaitu mudah digunakan mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi dapat menganalisis sejumlah besar
sampel dalam waktu singkat. Selain itu metode ini juga cepat dan digunakan secara umum untuk penelusaran antioksidan Prior et al, 2005.
Persentase berkurangnya warna itensitas warna DPPH sebanding konsentrasi senyawa antioksidan. Parameter yang digunakan untuk aktivitas antioksidan dengan
metode penangkapan radikal DPPH ini adalah IC
50
, yakni konsentrasi senyawa uji yang dibutuhkan untuk mengurangi radikal DPPH sebesar 50 . Nilai IC 50
diperoleh dari suatu persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan konsentrasi senyawa uji dengan persen aktivitas antioksidan Zou et al ,2004. Semakin kecil
nilai IC 50 senyawa uji, maka semakin poten senyawa uji tersebut sebagai antioksidan
.
Nilai IC
50
diperoleh dari persamaan regresi linier baik pada rutin maupun pada senyawa uji.
Tabel IX. Hasil aktivitas antioksidan rutin dengan menggunakan metode DPPH
Repli kasi
Konsentrasi µgmL
Absorbansi kontrol
Absorbansi larutan
pembanding IC
Persamaan regresi linier
I 5µgml
0,739 11,603
y = 2,7139x –
1,7643 r= 0,9997
10 µgml 0,624
25,359 15 µgml
0,836 0,508
39,234 20 µgml
0,391 53,23
25 µgml 0,287
65,67 Repli
kasi Konsentrasi
µgmL Absorbansi
kontrol Absorbansi
larutan pembanding
IC Persamaan
regresi linier
II 5 µgml
0,839 0,725
13,588 y = 2,7128x -
1,0248 r= 0,9993
10 µgml 0,594
29,201 15 µgml
0,486 42,073
20 µgml 0,374
55,423 25 µgml
0,266 68,296
Repli kasi
Konsentrasi µgmL
Absorbansi kontrol
Absorbansi larutan
pembanding IC
Persamaan regresi linier
III 5,2 µgml
0,845 0,733
13,254 y = 2,6114x -
0,3457 r= 0,9998
10,6 µgml 0,612
27,574 15,8 µgml
0,501 40,71
20,8 µgml 0,393
53,491 26 µgml
0,271 67,929
Tabel X. Hasil Pengukuran IC
50
Rutin
Replikasi IC
50
Rerata SD CV
1 19,07 µgmL
19,05 0,23
1,21 2
18,81 µgmL 3
19,28 µgmL Rerata=19,05
µgmL
Tabel XI. Hasil aktivitas antioksidan fraksi air ekstrak etanol dengan menggunakan metode DPPH
Repli kasi
Konsentrasi µgmL
Absorbansi kontrol
Absorbansi larutan uji
IC Persamaan
regresi linier
I 100,8µgml
0,724 12,029
y = 0,1203x + 0,1942
r= 0,9996 201,6 µgml
0,616 25,152
302,4 µgml 0,823
0,524 36,33
403,2 µgml 0,426
48,238 504 µgml
0,320 61,118
Repli kasi
Konsentrasi µgmL
Absorbansi kontrol
Absorbansi larutan
pembanding IC
Persamaan regresi linier
II 104,8 µgml
0,840 0,712
15,238 y
=0,12x+2,246 r= 0,994
220,1 µgml 0,610
27,381 324,8 µgml
0,512 39,048
429,7 µgml 0,418
50,238 534,5 µgml
0,313 68,296
Repli kasi
Konsentrasi µgmL
Absorbansi kontrol
Absorbansi larutan
pembanding IC
Persamaan regresi linier
III 104,2 µgml
0,833 0,705
15,366 y = 0,11x
+3,387 r= 0,998
218,8 µgml 0,604
27,490 323 µgml
0,511 38,655
427,2 µgml 0,409
49,099 531,4 µgml
0,307 63,145
Tabel XII. Pengukuran IC
50
Fraksi Air
Replikasi IC
50
Rerata SD
CV 1
414,01 µgmL 411,9
13,02 3,16
2 397,95 µgmL
3 423,75 µgmL
Rerata= 411,9
µgmL
Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa IC
50
memiliki SD dan CV yang memenuhi syarat presisi yang baik. Nilai IC
50
dari data di atas dengan rata-rata rutin yakni 19,05
µgmL dan IC
50
rata-rata fraksi air ekstrak etanolik, yakni 411,9
µgmL. Semakin kecil nilai IC 50 senyawa uji, maka semakin poten senyawa uji tersebut
sebagai antioksidan.Menurut Ariyanto 2006, jika nilai IC
50
kurang dai 50 ugml maka tingkat potensi aktivitas antioksidannya sangat kuat. Dari hasil penelitian dpat
ditunjukkan rutin memilki potensi antioksidan yang sangat kuat karena 50 µgmL dan fraksi air ekstrak etanolik memiliki potensi antiksidan yang lemah karena di atas
150 µgmL.
Tabel XIII. Ukuran intensitas antioksidan menurut Ariyanto 2006
Intensitas NilaiIC
50
Kuersetin Fraksi air
ekstrak etanolik
Sangat kuat 50 µgmL
√ Kuat
50-100 µgmL Sedang
101-150 µgmL Lemah
150 µgmL √
Gambar 18 .Perbandingan nilai IC
50
rutin dan fraksi air
Hasil pengujian IC
50
fraksi air ekstrak etanol biji trembesi kemudian dilakukan analisis secara statistik untuk mengetahui normalitas distribusi data,
variansi data dan untuk mengetahui signifikansi aktivitas antioksidan antara rutin dan fraksi air ekstrak etanolik biji trembesi dengan menggunakan program R 2.14.1.
Pengujian normalitas distribusi data menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p rutin, yaitu 0,8828, dan nilai p fraksi air ekstrak
etanolik trembesi, yaitu 0,2297 lampiran 15. Nilai P yang didapatkan lebih besar dari 0,05 taraf kepercayaan 95 maka Ho diterima karena nilai signifikansi yang di
hasilkan lebih besar dari pada yang ditentukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data IC
50
rutin dan fraksi air ekstrak etanolik trembesi terdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji normalitas data dengan uji variansi data untuk IC
50
rutin dan IC
50
fraksi air ekstrak etanolik trembesi. Hasil uji statistik menunjukkan
Rutin Fraksi Air
Series1 19.05
411.9 50
100 150
200 250
300 350
400 450
N il
a i
IC
50
µ gmL
Nilai IC
50
nilai p yang didapatkan, yaitu 0,06849 antara rutin dan fraksi air ekstrak etanolik trembesi lampiran 15. Bila dilihat dari nilai p rutin dan fraksi air ekstrak etanolik
trembesi yang lebih besar dari 0,05 maka Hnull diterima taraf kepercayaan 95 karena nilai signifikansi yang didapatkan lebih besar daripada yang ditentukan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa IC
50
rutin dan IC
50
fraksi air ekstrak etanolik biji trembesi variansi datanya homogen.
Setelah diketahui bahwa hasil yang didapatkan terdistribusi normal dan variansi datanya homogen. Kemudian dilakukan uji parametrik, yaitu uji t tidak
berpasangan. Uji ini dilakukan untuk membandingkan apakah antara aktivitas antioksidan rutin dan fraksi air ekstrak etanol biji trembesi sama atau berbeda.
Hipotesis alternative Hi yang digunakan adalah IC
50
fraksi air ekstrak etanolik biji trembesi lebih kecil daripada IC
50
rutin. Hipotesis null Ho yang digunakan adalah IC
50
fraksi air ekstrak etanolik biji trembesi tidak lebih kecil daripada IC
50
rutin. Hasil pengujian statistik diperoleh nilai p, yaitu 1 antara fraksi air ekstrak etanolik biji
trembesi dan rutin lampiran 15. Nilai yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka Hnull diterima taraf kepercayaan 95, sehingga dapat disimpulkan bahwa fraksi air
ekstrak etanolik biji trembesi memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kecil dari pada rutin
.
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kandungan fenolik total yang terdapat pada fraksi air ekstrak etanol biji
trembesi adalah 44,67±0,53 mg ekivalen asam galat per gram fraksi air ekstrak etanol biji trembesi.
2. Fraksi air ekstrak etanol biji trembesi memiliki nilai IC
50
sebesar 411,9
± 13,02
µgmL dan nilai IC
50
rutin sebesar 19,05
±0 ,23
µgmL 3.
Fraksi air ekstrak etanolik memiliki aktivitas antioksidan dalam intensitas
yang lemah. B. Saran
1. Diperlukan penapisan fitokimia dari fraksi air ekstrak etanolik biji trembesi,
untuk mengetahui kandungan yang diperoleh. 2.
Diperlukan pengukuran antioksidan dari fraksi tanaman biji Samanea saman Jacq. Merr, dengan berbagai pelarut.