3. Tekanan sosial Seseorang akan mengubah persepsinya untuk berkompromi dengan
kelompoknya. Persepsi tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman individual, tetapi juga oleh tekanan sosial. Oleh sebab itu persepsi bersifat
dinamis dan selalu berubah.
J. Rerangka Pemikiran
1. Rerangka Pemikiran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang didasarkan pada
undang-undang, yang bersifat memaksa dengan tidak ada imbal jasa langsung. Pajak merupakan sumber utama pendapatan negara guna
pembiayaan pemerintah dan pembangunan nasional. Pajak bersifat dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat. Tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak serta adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan perpajakan selama ini, memicu adanya
perbaikan dalam badan perpajakan Indonesia melalui reformasi perpajakan dan berbagai modernisasi di bidang perpajakan.
Oleh sebab itu agar target penerimaan pajak tercapai, pelayanan pajak harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memicu peningkatan
kepatuhan wajib pajak. Salah satu cara memicu peningkatan kepatuhan wajib pajak adalah dengan mempermudah wajib pajak dalam memenuhi
kewajibannya. Modernisasi yang ditunjukkan di bidang perpajakan adalah dengan adanya fasilitas e-SPT. E-SPT atau electronic SPT merupakan
software yang disediakan DJP guna memberi kemudahan dalam
penyampaian SPT. Tujuan penerapan e-SPT ini sendiri antara lain:
a. Data perpajakan dapat terorganisasi dengan baik dan sistematis. b. Mempermudah perhitungan dan pelaporan perpajakan.
c. Meminimalisir kesalahan teknis dari manusia. d. Memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaporan.
Namun dalam kenyataannya penerapan e-SPT ini tidak lepas dari beberapa hambatan yang muncul, yaitu:
a. Kurangnya kemampuan dalam melakukan sinkronisasi format data yang ada dengan format data yang diinginkan sistem ASP Aplication
System Provider dan sistem DJP.
b. Masih rendahnya kemampuan atau pemahaman SDM sumber daya manusia dalam pengoperasian sistem e-SPT.
Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui persepsi wajib pajak atas penerapan e-SPT yang ada selama ini, yang dalam hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan wajib pajak. Khususnya dalam kaitannya kepercayaan dan dukungan masyarakat wajib
pajak dengan upaya pemerintah untuk menyelenggarakan penghimpunan dan pemanfaatan hasil pajak secara jujur, transparan, dan adil. Sehingga,
jika penerapan e-SPT ini dirasa bermanfaat maka pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak akan semakin efisien.
Latar Belakang 1. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak dalam rangka modernisasi
administrasi perpajakan. 2. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
3. Sistem SPT manual berpotensi menimbulkan kesalahan input data.
Penerapan e-SPT Tujuan e-SPT:
1. Data perpajakan
dapat terorganisir dengan baik dan
sistematis. 2. Mempermudah perhitungan dan
pelaporan perpajakan. 3. Meminimalisir kesalahan teknis
dari manusia. 4. Memberikan kemudahan dan
efisiensi dalam pelaporan. Hambatan:
1. Kurang mampu
dalam melakukan sinkronisasi format
data yang ada pada wajib pajak badan dengan format data yang
diinginkan oleh sistem DJP.
2. Masih rendahnya kemampuan atau pemahaman SDM dalam
pengoperasian e-SPT.
Persepsi wajib pajak atas penerapan e-SPT
Penerapan e-SPT mempunyai hubungan yang signifikan, terhadap efisiensi pengisian SPT.
Gambar 2.1. Rerangka Pemikiran
Sumber: Data Diolah
2. Rerangka Pemikiran Teoritis Sebagai salah satu media pelaporan pajak SPT dinilai sangat
penting menurut UU No. 16 Tahun 2009 mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dalam pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa:
“Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.”
Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengisian SPT dikatakan efisien ketika SPT diisi dengan tepat. SPT dikatakan diisi dengan tepat jika
sesuai ketentuan yang berlaku yaitu ketika wajib pajak dapat mengisi dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan UU, hal ini dapat terwujud
dengan adanya penerapan e-SPT yang meliputi administasi berbasis teknologi, kemampuan SDM, dan sarana dan prasarana yang memadai.
Gambar 2.2. Rerangka Pemikiran Teoritis
Sumber: Data Diolah
K. Penelitian Sebelumnya