Interprestasi Penelitian dan Pembahasan

demikian nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Berarti nilai uji t berada di daerah penolakan H . Selain itu, penolakan H juga ditunjukkan dari hasil perhitungan SPSS sebelumnya yang menunjukkan hasil ρ value sebesar 0,025, dengan demikian nilai ρ value ≤ α 0,05. Penolakan H menunjukkan bahwa ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak di KPP Pratama Sleman.

D. Interprestasi Penelitian dan Pembahasan

1. Interprestasi Penelitian Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka penulis memperoleh hasil penelitian dan dapat menginterprestasikan hasil perhitungan tersebut guna menjawab rumusan masalah satu, dua, dan tiga. a. Persepsi wajib pajak terhadap penerapan e-SPT Hasil perhitungan rumusan masalah pertama dengan menggunakan skala sikap menunjukkan bahwa frekuensi skor total terbanyak dengan jumlah 21 responden berada di antara batas skala sikap pertama yang telah di tentukan, yaitu antara skor total 48 sampai dengan 60. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan persentase skala sikap tertinggi yaitu 54, berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka penerapan e-SPT termasuk dalam kategori sikap sangat optimal. b. Persepsi wajib pajak terhadap efisiensi pengisian SPT menggunakan e- SPT Hasil perhitungan rumusan masalah ke dua yang juga dilakukan dengan menggunakan skala sikap menunjukkan bahwa frekuensi skor total terbanyak dengan jumlah 28 dari 40 responden berada di antara batas skala sikap pertama yang telah di tentukan, yaitu antara skor total 32 sampai dengan 40. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan persentase skala sikap tertinggi yaitu sebesar 70, berdasar perhitungan tersebut maka efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT termasuk dalam kategori sikap sangat efisien. c. Hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT Hasil perhitungan atas rumusan masalah ke tiga menunjukkan bahwa nilai ρ value kurang dari α. Jadi H ditolak yang berarti ada hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak pada KPP Pratama Sleman. 2. Pembahasan Mengacu pada landasan teori serta hasil perhitungan dan interprestasi penelitian, maka penulis melakukan pembahasan untuk ketiga rumusan sebagai berikut: a. Persepsi wajib pajak terhadap penerapan e-SPT Sebagai salah satu bentuk modernisasi teknologi administrasi perpajakan, e-SPT dibuat salah satunya untuk lebih mempermudah penyelesaian kegiatan perpajakan oleh wajib pajak yang diharap dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dalam penerapannya, menurut Sadhani dalam Dwi 2010:8 terdapat tiga aspek yang mempengaruhi modernisasi teknologi administrasi perpajakan, yaitu aspek teknologi informasi, aspek sumber daya manusia, serta aspek perangkat lunak dan perangkat keras. Hasil perhitungan dari data responden yang terhimpun menyatakan bahwa, penerapan e-SPT menurut persepsi wajib pajak di KPP Pratama Sleman masuk dalam kategori sangat optimal. Kategori sangat optimal yang diperoleh dari perhitungan apabila ditinjau dari ketiga aspek yang dapat mempengaruhi penerapan e-SPT dapat diperoleh penjelasan yang cukup logis. Aspek pertama yaitu aspek teknologi informasi kaitannya dengan administrasi berbasis teknologi. E-SPT merupakan salah satu perkembangan teknologi administrasi perpajakan yang sedang dikembangkan, untuk dapat mengoptimalkan penerapan e-SPT tentu saja pengguna aplikasi ini harus dapat merasakan kemudahan dalam proses penyelesaian tugasnya dengan aplikasi ini. Responden memiliki persepsi bahwa penerapan e-SPT mempercepat dan memudahkan pengisian SPT. Responden berpendapat bahwa dengan penerapan teknologi e-SPT proses pengisian SPT menjadi lebih mudah. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 75 jawaban responden yang menjawab “Setuju S” pada 6 item pertanyaan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa sistem admninistrasi berbasis teknologi diterapkan dengan optimal. Aspek kedua yaitu aspek kemampuan sumber daya manusia kaitannya dengan kemampuan sumber daya manusia dalam menerima modernisasi teknologi administrasi perpajakan penerapan e-SPT. Penerapan e-SPT yang optimal didukung oleh pemahaman dan kemampuan pengguna aplikasi tersebut. Responden memiliki persepsi bahwa sumber daya manusia responden atau wajib pajak mampu memahami dan mengoperasikan e-SPT dengan baik. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 75 jawaban responden yang menjawab “Setuju S” pada 3 item pertanyaan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa optimalnya kemampuan sumber daya manusia. Alasan lain yang menguatkan persepsi responden tersebut adalah dengan diberikannya pelatihan e-SPT selama kurang lebih dua minggu oleh KPP Pratama Sleman khususnya untuk wajib pajak badan, terkait dengan dikeluarkannya peraturan baru dalam hal penggunaan e-SPT untuk pelaporan PPN. Pelatihan tersebut tentu saja memberikan pemahaman lebih dalam untuk dapat mengoperasikan e- SPT dengan lebih baik dan optimal. Aspek yang terakhir adalah sarana dan prasarana kaitannya dengan media penerapan e-SPT. Penerapan e-SPT yang optimal tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Responden memiliki persepsi bahwa responden telah didukung oleh sarana dan prasarana yang baik. Era komputerisasi saat ini mendukung optimalisasi penerapan e-SPT dengan mudah dan optimal. Selain itu program e-SPT sebagai media yang penting sangat mudah diperoleh. Responden dapat mendownload software tersebut pada beberapa situs yang telah bekerja sama dengan DJP, ataupun dapat juga diperoleh dengan mendownload pada situs resmi DJP. Selain itu berkaitan dengan diadakannya pelatihan yang juga terkait dengan peraturan baru yang sudah dijelaskan sebelumnya, DJP khususnya KPP Pratama Sleman juga membagikan CD tutorial yang di dalamnya juga terdapat software e-SPT. Persepsi responden mengenai optimalnya sarana dan prasarana yang mendukung tersebut ditunjukkan dengan persentase jawaban responden sebanyak 68 menjawab “Setuju S” pada 3 item pertanyaan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa sarana dan prasaran yang mendukung sudah diperoleh optimal. b. Persepsi wajib pajak terhadap efisiensi pengisian SPT menggunakan e- SPT Pengisian SPT dikatakan efisien jika diisi dengan tepat. SPT dikatakan diisi dengan tepat jika SPT diisi dengan benar, jelas, dan lengkap, sesuai dengan UU No.16 tahun 2009 pasal 3 ayat 1. Hasil perhitungan menunjukkan para responden yang juga merupakan wajib pajak KPP Pratama Sleman memiliki persepsi bahwa penerapan e-SPT sebagai media pelaporan SPT termasuk dalam kategori sikap sangat efisien. Kategori sangat efisien tersebut jika ditinjau dari tiga kriteria ketepatan pengisian SPT, maka dapat diperoleh penjelasan yang logis mengenai persepsi responden mengenai efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT. Kriteria pertama adalah benar. Benar berarti SPT yang dilaporkan mengandung data-data pajak yang benar dan valid termasuk dalam perhitungan pajak terutang. Hasil perhitungan menunjukkan sebanyak 73 jawaban responden “Setuju S” untuk 3 item pertanyaan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa dengan menggunakan e-SPT data-data perpajakan yang diisikan benar khususnya dalam perhitungannya. Responden merasa e-SPT cepat mendeteksi dan meminimalisir kesalahan khususnya dalam proses perhitungan pajak sehingga data yang dimasukkan benar. Kriteria kedua adalah lengkap. Lengkap berarti SPT yang dilaporkan memuat unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT. Secara sederhana pengertian lengkap ini berarti SPT yang dilaporkan harus terisi lengkap sehingga memuat semua unsur yang berkaitan dengan objek pajak yang dilaporkan. Hasil perhitungan menunjukkan 78 responden menjawab “Setuju S” untuk 2 item pertanyaan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa e-SPT meningkatkan efisiensi pengisian SPT dengan membantu pengisian SPT dengan lengkap. Responden merasa e-SPT membantu responden untuk melengkapi setiap kolom data pada SPT. Kriteria terakhir adalah jelas. Jelas berarti jelas dalam melaporkan asal-usul atau sumber objek pajak dan unsur lain yang harus dilaporkan. Secara garis besar SPT yang dilaporkan harus jelas menyertakan asal-usul data yang dimasukkan pada lembar SPT. Hasil perhitungan menunjukkan 85 jawaban responden “Setuju S” untuk 3 item pertanyaan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa e-SPT meningkatkan efisiensi pengisian SPT dengan membantu pengisian SPT secara jelas. Responden merasa e- SPT sangat membantu pengisian SPT dengan jelas, sehingga sangat efisien untuk digunakan. c. Hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi pengisian SPT Rumusan ke tiga ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian untuk mengukur asosiasi atau hubungan antara dua fenomena atau kejadian. Hasil perhitungan menggunakan Spearman Rank Correlation menunjukkan bahwa antara variabel penerapan e- SPT dengan variabel efisiensi pengisian SPT memiliki nilai koefisien korelasi spearman r s sebesar 0,355. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel. Berdasarkan hasil perhitungan r s sebesar 0,355 menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan, artinya semakin tinggi penerapan e-SPT akan diikuti dengan semakin tinggi efisiensi pengisian SPT. Ukuran keeratan hubungan antara variabel penerapan e-SPT X dengan variabel efisiensi pengisian SPT Y berdasarkan Guilford Emperical Rules r s sebesar 0,355 berada di antara 0,20 dan 0,40 yaitu pada kategori rendah atau lemah. Lemah atau rendahnya hubungan antara penerapan e-SPT dan efisiensi ini dikarenakan kurang mahirnya wajib pajak dalam menggunakan aplikasi e-SPT walaupun responden sudah merasa dan dinilai mampu dalam mengoperasikan dan menggunakan e-SPT. Kemampuan responden dalam mengoperasikan e-SPT dan mengisi SPT dengan baik ditinjau dari data diri responden yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 37 responden berada dalam range usia 31-40 tahun, sedangkan 25 masing-masing berada di range usia 19-24 tahun dan 25-30 tahun. Usia-usia tersebut merupakan usia yang produktif untuk mampu menerima dan mempelajari perkembangan teknologi khususnya di bidang perpajakan yaitu e-SPT. Selain itu ditinjau dari segi pendidikan formal yang ditempuh, data menunjukkan pendidikan minimal yang ditempuh oleh responden adalah SMA dan pendidikan formal akhir yang telah ditempuh oleh responden mayoritas adalah Sarjana atau Strata 1 sebanyak 40, dimana dalam tingkat pendidikan tersebut responden dinilai memiliki wawasan yang cukup untuk dapat mengisi SPT dan memahami serta menerapkan peraturan perpajakan dengan baik sehingga pengisian SPT dapat dilakukan dengan efisien. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 60 responden merupakan staff keuangan yang dinilai mengerti mengenai bidang perpajakan dan tidak sulit untuk mampu memahami aplikasi e-SPT, namun karena untuk sebagian besar wajib pajak e-SPT baru mulai digunakan pada bulan Juni sehingga kemampuan tersebut masih belum begitu terasah sehingga membutuhkan praktek lebih banyak lagi sehingga dapat mencapai tingkat kemahiran penggunaan e-SPT yang nantinya akan membawa dampak positif yang lebih dapat dirasakan dalam penggunaan aplikasi e-SPT untuk meningkatkan efisiensi pengisian SPT. 81

BAB VI PENUTUP

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum Dan Sesudah Penerapan Program e-SPT Dalam Melaporkan SPT Masa PPN : Studi kasus KPP Pratama Pasar Minggu

8 29 73

Pengaruh Penerapan e-SPT PPN terhadap Efisiensi Pengisian SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak: Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Majalaya.

0 2 91

Pengaruh Penerapan E-SPT dan E-FIling terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Badan) dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 3 20

Pengaruh Penerapan e-SPT PPN terhadap Efisiensi Pengisian SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak (Penelitian Pada KPP Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 25

Pengaruh Penerapan e-SPT PPN terhadap Efisiensi Pengisian SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak: Studi Kasus pada KPP Pratama Soreang.

0 2 18

Pengaruh Penerapan e-SPT terhadap Efisiensi Pengisian SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak (Survey terhadap Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Bandung Bojonagara).

3 6 24

Persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap hubungan penerapan E-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT : studi kasus di kantor pelayanan Pajak Pratama Sleman.

1 4 99

Hubungan persepsi pengetahuan wajib pajak, persepsi kemudahan pengisian SPT, persepsi kesadaran wajib pajak, persepsi kegunaan e-filing dengan persepsi kepatuhan penyampaian SPT tahunan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pra

0 5 168

Hubungan antara penerapan e SPT dan efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak studi kasus di kantor pelayanan pajak pratama sleman

1 17 126