Hasil belajar
adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja Suprijono, 2012: 5-7. Sedangkan Annitah, dkk 2008: 219 menyatakan bahwa “hasil belajar
merupakan kulmunasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar”. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut.
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar Susanto, 2013: 5. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua efek atau perubahan perilaku antara sebelum dan sesudah pembelajar mengalami aktivitas
belajar. Perubahan yang terjadi bersifat positif sehingga dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi
pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Seorang siswa dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila pengetahuan yang dimiliki telah
bertambah, keterampilan dan kreatifitasnya meningkat, serta selalu memberikan prestasi yang membanggakan.
d. Definisi Tes Hasil Belajar
Belajar merujuk kepada tingkat pencapaian dan atau kemajuan peserta didik dalam belajar. Kemajuan tersebut biasanya dilakukan
menggunakan suatu tes yang biasa disebut dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Tes hasil belajar adalah salah satu alat yang dapat
digunakan pendidik di sekolah atau pendidik di lembaga pendidikan tinggi untuk memahami tingkat keberhasilan peserta didik dalam
belajar Yusuf, 2015: 181. Rakhmat dan Suherdi 2001: 56 mengemukakan bahwa tes
hasil belajar dapat didefinisikan sebagai alat atau prosedur sistematik untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Purwanto
2009: 114, tes hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran guna pengumpulan data hasil belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, tes hasil belajar adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta
didik dalam mempelajari sesuatu.
e. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar
Rakhmat dan Suherdi 2001: 56–58 mengemukakan tingkat kebaikan suatu tes sekurang-kurangnya dapat dilihat dari empat ciri,
yaitu 1 validitas; 2 reliabilitas; 3 tingkat kesukaran; dan 4 kepraktisan.
1 Tes hasil belajar bersifat valid atau memiliki validitas. Istilah validitas menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap
data yang semestinya diungkapkan. Tes hasil belajar yang valid akan mengungkapkan aspek-aspek hasil belajar secara tepat.
Dengan kata lain, tes tersebut dapat menguji apa yang semestinya dites.
2 Tes hasil belajar bersifat reliable atau memiliki reliabilitas. Istilah reliabilitas ini menunjukkan tingkat ketetapan, keajegan atau
kemantapan. Suatu tes yang reliabel akan mampu menghasilkan data yang relative ajeg dan konsisten, sehingga tes tersebut
hasilnya dapat dipercaya. 3 Tes hasil belajar memiliki tingkat kesukaran yang berimbang.
Tingkat kesukaran ini berkaitan dengan penyebaran soal-soal sulit, sedang dan mudah. Menurut Widoyoko 2014: 136, suatu tes
sebaiknya memiliki proporsi penyebaran sebagai berikut: 25 sulit, 50 sedang, dan 25 mudah.
4 Tes hasil belajar bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Kepraktisan
ini menyangkut
segi kemudahan
dalam mengadministrasikan tes. Soal tes yang baik dapat disusun secara
sederhana dan lengkap. Sementara itu, Arikunto 2012: 72 mengemukakan bahwa
sebuah tes yang dapat dinyatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu: 1 validitas; 2 reliabilitas; 3
objektivitas; 4 praktikabilitas; dan 5 ekonomis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Validitas Sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes itu tepat
mengukur apa yang hendak diukur. 2 Reliabilitas
Tes dapat dikatakan dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan selama berkali-kali. Sebuah tes dikatakan
reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. 3 Objektivitas
Sebuah tes dapat dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektivitas yang
mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem scoring. 4 Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah dalam
pengadministrasiannya. 5 Ekonomis
Ekonomis yang dimaksudkan adalah pelaksanaan tes tidak membutuhkan ongkosbiaya yang mahal, tenaga yang banyak dan
waktu yang lama. Berdasarkan pendapat dari kedua ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa sebuah tes yang dikatakan baik sebagai alat ukur, apabila memenuhi persyaratan tes yaitu mempunyai validitas,
reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, ekonomis, dan tingkat kesukaran.
f. Jenis-jenis Tes Hasil Belajar