Objek dan Tempat Penelitian Jenis dan Sumber Data DataInformasi yang diperlukan Operasionalisasi KonsepVariabel

26

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam. peneliUau kvi adalah da\a primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Informasi yang diperoleh tersebut, kemudian dianalisis secara deskriptif. Sebagai penunjang, digunakan data sekunder yang berkaitan dengan kedua konsep tersebut. Data sekunder tersebut dapat berasal dari BPS, hasil penelitian sebelumnya, internet, Dinas Pertanian serta Dinas Perdagangan.

3.3, DataInformasi yang diperlukan Operasionalisasi KonsepVariabel

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel No Variabel Sub Variabel Respon Kualitatif Satuan Umur Tahun Banyaknya tanggungan keluarga Orang Tingkat pendidikan Tahun Non-Capital Asset Petani Partisipasi petani dalam kemitraan Yatidak Pengalaman usahatani Tahun Partisipasi petani Ya dalam organisasi Tidak Akses terhadap Ya kredit Tidak Luas lahan yang beririgasi Hektar Aset Petani Kepemilikan asset lain Buah Luas penguasaan lahan Hektar Luas kepemilikan lahan Hektar 27 Tabel lanjutan Operasionalisasi Variabel II Permintaan Pasar Sayuran Harga jual RpKg Penyuluhan Adatidak Volume penjualan Ton Alasan pemilihan pasar Cara pembayaran Tunaitidak tunai Pinjaman modal RpMusim Grading Ada Tidak Ada Keuntungan RpHektar Peningkatan kualitas komoditas Meningkat Tidak meningkat Persyaratan kualitas Ada Tidak ada Kontrak Tidak kontrak Respon Kualitatif Satuan Kg Liter Kg Localimpor Kontrak pemasaran Sendirifihak lain Rpkg Ya Tidak RpMusim Jenis sayuran Ton TonHektar RpHektar Banyaknya 28 Tabel lanjutan Operasionalisasi Variabel No. Variabel Sub Variabel Respon Kualitatif Satuan Dosis pupuk Kg Banyaknya pestisida Liter Volume benih Kg Jenis bibit Localimpor Asal bibit Sendirifihak III lain Harga bibit Rpkg Pola Usahatani Sistem irigasi Ya Tidak Total modal RpMusim Pola tanam Jenis sayuran Hasil produksi Ton Produkti vitas TonHektar usahatani Keuntungan usahatani RpHektar Frekuensi tanam Banyaknya 29

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Soreang. Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram, yaitu pada ping Songo tahun Alif bulan Muharam atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April tahun 1641 M. Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41 - 7°, 19 Lintang Selatan dan diantara 107°22 - 108°5 Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas wilayah Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: • Batas Utara: Kabupaten Bandung Barat; • Sebelah Timur: Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; • Sebelah Selatan: Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur; • Sebelah Barat: Kabupaten Bandung Barat; • Bagian Tengah: Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.943.283 jiwa Hasil Analisis 2006 dengan mata pencaharian yaitu disektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. Sebagian besar wilayah Bandung adalah pegunungan. Di antara puncak-puncaknya adalah sebelah utara terdapat Gunung Bukit Tunggul 2.200 m, Gunung Tangkuban Perahu 2.076 m di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha 2.334 m, Gunung Malabar 2.321 m, serta Gunung Papandayan 2.262 in dan Gunung Guntur 30 2.249 m, keduanya berbatasan dengan Kabupaten Garut. Wilayah Kabupaten Bandung beriklim tropis dipengaruhi oleh angin muson dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 1500 sampai dengan 4000 mmtahun, suhu rata-rata berkisar antara 19°C sampai dengan 24°C. Dengan didukung oleh kondisi geografis dan iklim yang ada di Kabupaten Bandung maka sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan bagi daerah tersebut. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Meskipun demikian kebutuhan akan responden petani yang memasarkan hasil panennya ke pasar tradisional masih terbatas sehingga hanya 5 responden yang dapat ditemukan, tidak sesuai dengan rencana awal yang akan diambil sebanyak 10 responden. Akhirnya total responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 orang dengan komposisi 5 orang responden yang memasarkan hasil panennya ke pasar modern dan 10 orang responden yang memasarkan hasil panennya ke pasar trsdisional. 4.2. Karakteristik petani Sayuran 4.2.1. Umur petani Dari segi usia pada umumnya petani yang menanam sayuran adalah petani yang usianya diatas 25 tahun, hanya ada satu orang petani yang berusia 70 tahun. Sebagian besar umur petani responden adalah 34 tahun, dengan komposisi untuk petani termuda 27 tahun dan tertua 70 tahun. Komposisi responden berdasarkan umur dapat di lihat pada Tabel 2.