Pasar dan Saluran Pemasaran Sayuran
15
Berdasarkan Gambar 1, P
w
adalah harga dari biaya pemasaran bersih yang diterima pasar dunia. Saat P
w
lebih besar dari harga domestik tanpa harga pasar P
a
, sejumlah produksi di ekspor. Penurunan ekspor tersebut dapat disebabkan oleh : 1 pertumbuhan permintaan domestik; 2 penurunan penawaran domestik atau
peningkatan biaya unit produksi; dan 3 penurunan harga ekspor sebagai akibat dari jatuhnya permintaan ekpor, peningkatan kompetisi global, atau penurunan
efisiensi pemasaran. Dilihat dari segi ekonomi, pemasaran merupakan tindakan atau kegiatan yang
produktif, menghasilkan pembentukan kegunaan, yaitu kegunaan tempat, waktu, hak milik dan bentuk sehingga mempertinggi nilai guna dari suatu barang yang
diminta oleh konsumen. Sedangkan, nilai ekonomi akan menentukan nilai barang dan jasa bagi individu-individu. Faktor penting yang membentuk nilai ekonomi
adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Menurut William J. Stanton dalam Swastha dan Irawan 1990, pemasaran
adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang
dan jasa dalam memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Selian itu, pemasaran dapat pula didefinisikan sebagai suatu proses sosial
dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan
yang lain Saladin, 2004. Secara khusus, pemasaran pertanian dapat didefinisikan sebagai jumlah
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan dari barang atau jasa
16 yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai dalam bidang pertanian, baik
input maupun produk pertanian Said dan Harizt, 2004. Kegiatan pemasaran tidak sekedar menyampaikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen, tetapi
juga memperlancar arus barang atau jasa secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif.
Berkaitan dengan karakteristik dari produk pertanian umumnya memiliki sifat mudah rusak perishable, memiliki ukuran yang besar per tumpukan
bulkyvoluminous, beranekaragam mutunya quality variation serta musiman Ratya, 2004. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan suatu perlakuan dan
penanganan khusus yang menjadikan kegiatan pemasaran penting adanya, diantaranya mengenai saluran pemasaran yang dipilih.
Saluran pemasaran dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Umumnya, didefinisikan sebagai suatu rute atau jalur. Saluran pemasaran dapat berbentuk
sederhana dan dapat pula rum it sekali. Hal tersebut tergantung pada macam komoditas lembaga pemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang monopoli
mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana dibandingkan dengan sistem pasar yang lain. Komoditas pertanian yang lebih cepat penyalurannya ke tangan
konsumen dan yang tidak mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, biasanya mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana Soetriono, dkk., 2003.
Setiap lembaga pemasaran yang melibatkan diri dalam suatu sistem pemasaran tertentu, baik komoditas industri atau pertanian, pada dasarnya
mempunyai tujuan imbalan pengorbanan yang telah diberikan oleh lembaga pemasaran tersebut. Adanya perbedaan kegiatan yang diberikan oleh setiap
17 Produsen
Produsen
Produsen Pedagang
Pedagang
Pedagang Pedagang
Pedagang Pedagang
Konsumen
Konsumen
Konsumen
lembaga pemasaran menyebabkan terjadinya perbedaan harga jual dari satu lembaga dengan lembaga lainnya hingga tingkat konsumen akhir. Kemudian,
mengingat setiap komoditas mempunyai saluran pemasaran yang berbeda, semakin banyak lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran, maka akan semakin besar
perbedaan harga yang terjadi pada tingkat produsen dengan tingkat konsumen akhir.
Selain saluran pemasaran, pola pemasaran komoditas dibedakan menjadi pola saluran langsung dan tidak langsung. Saluran langsung terjadi apabila
produsen menjual barangnya secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan pada saluran tidak langsung, produsen menjual barangnya
melalui perantara, seperti pedagang besar, pedagang menengah atau pengecer, di daerah Jawa Barat sebagai sentra sayuran diperkirakan terdapat 1 1 - 1 5 persen
petani sayuran yang mulai berpartisipasi dalam penjualan ke supermarket melalui bandar besar dan supplier.
Saluran Langsung
Saluran Tidak Langsung
Sumber : Saladini 2004 Gambar 2. Pola Saluran Pemasaran
Produsen
Konsumen
18