39 memiliki motivasi yang tinggi untuk memperbaiki kondisi usahataninya didukung
pula oleh usia para petani yang termasuk dalam golongan usia produktif. Selain dari pribadi petani pengembangan produksi sayuran dapat dilakukan
dengan menambah luas areal tanaman sayuran. Petani dapat saja dengan mudah memperluas lahan sayuran yang menjadi garapannya, tetapi dalam pelaksanaannya
para petani sayuran masih terbentur dengan keterbatasan modal dan faktor teknis. Dengan demikian untuk lebih mengoptimalkan keberlangsungan usahatani sayuran
diperlukan adanya bantuan modal dan fasilitas-fasilitas-teknis atau non teknis. Selain itu dalam pengembangan produksi sayuran ini diperlukan adanya kerjasama
antara petani, pemerintah, masyarakat dan instansi-instansi lainnya yang terkait dengan usahatani sayuran.
4.4. Kesulitan-kesulitan yang dihadapipetani sayuran
Kondisi petani sayuran di Kabupaten Bandung secara kuantitas memiliki jumlah yang banyak, namun dari segi kualitas teknik budidaya para petani pada
umumnya masih sederhana. Maksudnya adopsi terhadap inovasi-inovasi akan teknologi pertanain masih kurang. Meskipun seperti itu kegiatan usaha tani sayuran
ini merupakan mata pencaharian utama. Pada dasarnya para petani di Kabupaten Bandung dapat lebih meningkatkan taraf hidup mereka dengan cara menggali nilai
tambah yang dimiliki oleh setiap komoditas sayuran tersebut, sehingga mereka tidak hanya menjualnya dalam bentuk sayuran segar melainkan dapat menjualnya
dalam bentuk hasil olahan dari sayuran tersebut. Belum mampunya petani dalam memenuhi kebutuhan konsumen disebabkan
oleh beberapa aspek antara lain lemahnya penerapan leknologi tepat guna,
40 penerapan jaminan mutu masih lemah, penguasaan terhadap informasi masih
terbatas, lemahnya sumber daya petani serta sarana dan prasarana usahatani yang belum memadai. Selain hal-hal tersebut di atas sedikitnya modal yang dimiliki
petani menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh para petani. Dengan keterbatasan modal yang ada menyebabkan petani sulit untuk memperbaiki pola
usaha taninya. Karena pada saat ini segala sesuatu akan maju apabila ditunjang dengan permodalan yang cukup.
Dalam upaya penambahan modal usahataninya, para petani mendapatkan bantuan modal dari beberapa sumber seperti pinjaman dari bandar atau pinjam ke
bank. Bagi responden dalam penelitian ini yang merangkap sebagai petani besar dan bandar, meraka tidak terlalu merasa kesulitan dalam melakukan perputaran
modal karena pendapatan yang diperoleh dari usahataninya cukup untuk membiayai kehidupan keluarga dan usahataninya.
Selain kendala yang diuraikan di atas kendala lain yang dihadapi oleh petani anorganik adalah kenaikan harga pupuk dan pestisida. Kenaikan harga tersebut
tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual sayuran. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh para petani sayuran organik adalah dalam hal perluasan lahan
garapan sehingga green house dan media tanam tidak cukup tersedia karena harus memakan biaya yang sangat besar. Selain itu untuk beberapa orang petani sayuran
organik mereka sulit mendapatkan lesensi resmi atau sertifikasi sebagai sayuran organik.
Kurangnya penyuluhan baik teknis ataupun nonteknis mengenai usahatani sayuran yang disampaikan kepada petani berakibat terhadap kurang optimalnya