BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun
2005 ini dibagi menjadi 5 bagian. Bagian pertama berisi gambaran tentang persentase kelompok umur pasien kanker prostat. Bagian kedua mengenai
evaluasi penggunaan antibiotika terkait golongan dan jenis antibiotika yang digunakan pasien kanker prostat, bagian ketiga mengenai DRPs terkait dengan
penggunaan antibiotika pada pasien kanker prostat, bagian keempat mengenai outcome
atau hasil terapi pasien kanker prostat dan bagian kelima berisi rangkuman dari keempat bagian sebelumnya.
A. Gambaran Pasien Kanker Prostat
Pembagian pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 berdasarkan umur dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok umur 40-
≤49 tahun, 50≤-≤59 tahun, 60≤-≤69 tahun, dan 70≤ tahun. Gambaran pengelompokan pasien kanker prostat yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta pada tahun 2005 berdasarkan umur tersaji pada gambar 4. Pembagian kelompok umur dilakukan untuk melihat angka kejadian kanker prostat. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa kanker prostat terjadi paling banyak pada kelompok umur 60
≤-≤69 tahun dengan jumlah 7 pasien 50, dan pada umur 70≤ tahun sebanyak 4 pasien 29.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 14
50
29
10 20
30 40
50
Pe r
se n
≤40-≤49 50
≤-≤59 60
≤-≤69 70
≤
Ke lompok umur tahun Pe rse ntase ke lompok umur pada pasie n kanke r prostat di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005
Gambar 6. Persentase kelompok umur pada pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005
B. Evaluasi Penggunaan Antibiotika
Penggunaan antibiotika dalam kemoterapi pada pasien kanker prostat perlu dikontrol karena jika antibiotika diberikan dengan dosis yang terlalu rendah
atau masa terapinya kurang lama maka dapat mempercepat terjadinya resistensi oleh bakteri. Cara lain untuk mencegah terjadinya resistensi adalah dengan
mengkombinasikan 2 atau 3 antibiotika dan melakukan penyesuaian dosis. Dari 14 pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada
tahun 2005, sebanyak 13 pasien 93 yang mendapatkan antibiotika. Golongan antibiotika yang digunakan adalah sebanyak 4 golongan, yaitu:
β-laktam, kuinolon, aminoglikosida, dan klindamisin. Ada 11 jenis antibiotika dari ketiga
golongan tersebut yang digunakan dalam terapi bagi pasien kanker, yaitu: sefiksim, seftriakson natrium seftriakson, sefotaksim, seftazidim, sefuroksim,
sefadroksil, amoksisilin, gentamisin, siprofloksasin, norfloksasin, dan linkomisin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data jenis antibiotika yang digunakan oleh pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 tersaji pada tabel V. Antibiotika yang paling
sering digunakan adalah golongan sefalosporin seftrikason atau natrium seftriakson dan kuinolon siprofloksasin.
Tabel V. Golongan dan jenis antibiotika yang digunakan dalam terapi pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005
No. Golongan
antibiotika Jenis antibiotika
Jumlah penggunaan
1 β-laktam
a. sefalosporin sefiksim
5 11,9
seftriakson natrium seftriakson 17
40,5 sefotaksim
1 2,4
seftazidim 2
4,8 sefuroksim
1 2,4
sefadroksil 1
2,4 b. penisilin
amoksisilin 2
4,8 2
aminoglikosida gentamisin
2 4,8
3 kuinolon
siprofloksasin 9
21,4 norflosaksin
2 4,8
4 klindamisin linkomisin
1 2,4
Jumlah penggunaan antibiotika 43
100
Golongan sefalosporin bersifat bekterisida, mempunyai spektrum luas, dan toksisitasnya rendah terhadap manusia. Golongan sefalosporin bekerja dengan
menghalangi terjadinya sintesa lengkap dari dinding sel bakteri sehingga dinding sel bakteri menjadi tidak sempurna. Jika sel bakteri tumbuh dan plasma sel bakteri
menyerap air dengan jalan osmosis maka dinding sel bakteri yang tidak sempurna akan pecah autolisis. Dinding sel bakteri terdiri dari suatu peptidoglikan yang
dinamakan murein, sedangkan dinding sel manusia tidak mengandung murein sehingga sefalosporin mempunyai toksisitas rendah terhadap manusia. Seftriakson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan jenis sefalosporin yang lain sehingga dapat diberikan dengan dosis satu kali sehari.
Golongan kuinolon bersifat bakterisida dan juga mempunyai spektrum luas. Golongan kuinolon bekerja dengan menghambat DNA girase pada sel
bakteri. Siprofloksasin mempunyai sifat bakterisida yang lebih kuat dibandingkan dengan norfloksasin.
Tabel VI. Jumlah penggunaan antibiotika dalam terapi pasien kanker prostat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005
Dari data penggunaan antibiotika, diketahui sebanyak 12 pasien 85,7 diberikan kombinasi jenis antibiotika dengan golongan yang sama maupun
berbeda. Sebanyak 7 pasien 50 diberi antibiotika dengan kombinasi 3 jenis antibiotika dan sebanyak 5 pasien 35,7 diberi antibiotika dengan kombinasi 2
jenis antibiotika. Sebanyak 1 pasien 7,1 diberikan 1 jenis antibiotika dan sebanyak 1 pasien 7,1 tidak diberikan antibiotika.
C. DRPs Terkait Penggunaan Antibiotika