Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

d. Kualitas Pelayanan Karyawan Tabel 5.11 Kualitas Pelayanan Karyawan Nama Universitas USD UAJY Total Skor f fr f fr f fr Kriteria 71-88 18 30 14 26,92 32 28,57 Sangat baik 58-70 42 70 38 73,08 80 71,43 Baik 49-57 Sedang 40-48 Buruk 40 Sangat buruk Jumlah 60 100 52 100 112 100 Tabel 5.11 menunjukkan bahwa kualitas karyawan yang terkategorikan sangat baik sebanyak 32 karyawan atau 28,57, terkategorikan baik sebanyak 80 karyawan atau 71,43, dan tidak ada karyawan atau 0 terkategorikan mempunyai kualitas pelayanan yang sedang, buruk dan sangat buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki kualitas pelayanan yang baik. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 68,31; median = 68; modus = 67; standar deviasi = 3,659 Lampiran V hal 155.

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi variabel kultur lingkungan kerja, locus of control, kecerdasan emosional, dan kualitas pelayanan karyawan. Berikut ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Kolmogorov Smirnov . Tabel 5.12 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KLK X 2 LoCX 3 KEX 1 KPKY N 112 112 112 112 Normal Parametersa,b Mean 78.37 45.18 73.84 68.31 Std. Deviation 7.146 3.898 5.360 3.659 Most Extreme Differences Absolute .128 .081 .085 .079 Positive .128 .081 .085 .079 Negative -.074 -.060 -.085 -.074 Kolmogorov-Smirnov Z 1.350 .855 .901 .833 Asymp. Sig. 2-tailed .052 .458 .392 .492 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Dari tabel 5.12 di atas, dapat diketahui nilai asymptotic significance asymp. sig untuk distribusi data variabel kultur lingkungan kerja 0,052; locus of control 0,458; kecerdasan emosional 0,392; dan kualitas pelayanan karyawan 0,492 yang berarti lebih besar dari alpha a = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data variabel kultur lingkungan kerja, locus of control, kecerdasan emosional, dan kualitas pelayanan karyawan adalah normal. b. Pengujian Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier antara variabel kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian linieritas. Tabel 5.13 Hasil Pengujian Linieritas ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Combined 439.755 25 17.590 1.446 .108 Linear Term Weighted 90.634 1 90.634 7.450 .008 Deviation 349.121 24 14.547 1.196 .269 Within Groups 1046.308 86 12.166 Kualitas Pelayanan Karyawan Y Kecerdasan Emosional X1 Total 1486.063 111 Tabel 5.13 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kecerdasan emosional X 1 dengan kualitas pelayanan karyawan Y i pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan db pembilang 24 dan derajat kebebasan penyebut 86 adalah linier F hitung = 1,196 F tabel = 1,6446. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah linier. 2. Pengujian Hipotesis a. Pengaruh kultur lingkungan kerja pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. 1 Rumusan Hipotesis I H : Tidak ada pengaruh positif kultur lingkungan kerja pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. H 1 : Ada pengaruh positif kultur lingkungan kerja pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. 2 Pengujian Hipotesis I Variabel kultur lingkungan kerja terdiri dari 4 dimensi. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian masing- masing dimensi tersebut, yang meliputi: a Dimensi power distance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut Lampiran VII hal 163: Y i = 151,920 – 1,136 X 1 – 4,662 X 2a + 0,63 X 1 X 2a Keterangan: Y i = Kualitas pelayanan karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosio nal X 2a = Variabel power distance X 1 X 2a = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel power distance Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisian regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan adalah 0,63. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur lingkungan kerja power distance terhadap kualitas pelayanan karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,011 α = 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur lingkungan kerja power distance pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah signifikan. Artinya, semakin kecil jarak kekuasaan power distance atasan dengan bawahan semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil penelitian ini juga didukung hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan sebesar 0,247. Sementara, koefisien korelasi dari interaksi kecerdasan emosional dengan kultur lingkungan kerja dimensi power distance dengan kualitas pelayanan karyawan menunjukkan nilai sebesar 0,341 Lampiran VII hal 162. b Dimensi collectivism vs individualism Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut Lampiran VII hal 164: Y i = 151,109 – 1,209 X 1 – 3,967 X 2b + 0,057 X 1 X 2b Keterangan: Y i = Kualitas pelayanan karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 2b = Variabel collectivism vs individualism X 1 X 2b = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel collectivism vs individualism Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan adalah 0,057. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur lingkungan kerja collectivism vs individualism terhadap kualitas pelayanan karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,011 α = 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur lingkungan kerja collectivism vs individualism pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah signifikan. Artinya, semakin kultur lingkungan kerja yang berorientasi collectivism semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil penelitian ini juga didukung hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan sebesar 0,247. Sementara, koefisien korelasi dari interaksi kecerdasan emosional dengan kultur lingkungan kerja dimensi collectivism vs individualism dengan kualitas pelayanan karyawan menunjukkan nilai sebesar 0,380 Lampiran VII hal 164. c Dimensi femininity vs masculinity Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut Lampiran VII hal 166: Y i = 130,813 – 0,888 X 1 – 3,760 X 2c + 0,053 X 1 X 2c Keterangan: Y i = Kualitas pelayanan karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 2c = Variabel femininity vs masculinity X 1 X 2c = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel femininity vs masculinity Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisian regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan adalah 0,053. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur lingkungan kerja dimensi femininity vs masculinity terhadap kualitas pelayanan karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,043 α = 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur lingkungan kerja dimensi femininity vs masculinity pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah signifikan. Artinya, semakin kultur lingkungan kerja yang berorientasi femininity semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil penelitian ini juga didukung hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan sebesar 0,247. Sementara, koefisien korelasi dari interaksi kecerdasan emosional dengan kultur lingkungan kerja dimensi femininity vs masculinity dengan kualitas pelayanan karyawan menunjukkan nilai sebesar 0,340 Lampiran VII hal 165. d Dimensi uncertainty avoidance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut Lampiran VII hal 167: Y i = 173,520 – 1,447 X 1 – 6,308 X 2d + 0,086 X 1 X 2d Keterangan: Y i = Kualitas pelayanan karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 2c = Variabel uncertainty avoidance X 1 X 2c = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel uncertainty avoidance Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisian regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan adalah 0,086. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI emosional dengan variabel kultur lingkungan kerja dimensi uncertainty avoidance terhadap kualitas pelayanan karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,006 α = 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur lingkungan kerja dimensi uncertainty avoidance pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah signifikan. Artinya, semakin kultur lingkungan kerja yang berorientasi uncertainty avoidance lemah semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil penelitian ini juga didukung hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan sebesar 0,247. Sementara, koefisien korelasi dari interaksi kecerdasan emosional dengan kultur lingkungan kerja dimensi uncertainty avoidance dengan kualitas pelayanan karyawan menunjukkan nilai sebesar 0,370 Lampiran VII hal 167. Hasil pengujian hipotesis I yaitu ada pengaruh positif kultur lingkungan kerja power distance, collectivism vs individualism, femininity vs masculinity, dan uncertainty avoidance pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan, maka berikut ini disajikan model persamaan regresinya adalah sebagai berikut Lampiran VII hal 169: Y i = 181,710 – 1,620 X 1 – 1,494 X 2 + 0,021 X 1 X 2 Keterangan: Y i = Kualitas pelayanan karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 2 = Variabel kualitas pelayanan karyawan X 1 X 2 = Nilai interaksi antara va riabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur lingkungan kerja Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisian regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan adalah 0,021. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,005 α = 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur lingkungan kerja pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah signifikan. Artinya, semakin kondusif kultur lingkungan kerja semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil penelitian ini juga didukung hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan sebesar 0,247. Sementara, koefisien korelasi dari interaksi kecerdasan emosional dengan kultur lingkungan kerja dengan kualitas pelayanan karyawan menunjukkan nilai sebesar 0,392 Lampiran VII hal 169. b. Pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. 1 Rumusan Hipotesis II H : Tidak ada pengaruh positif locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. H 1 : Ada pengaruh positif locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. 2 Pengujian Hipotesis II Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut Lampiran VII hal 170: Y i = 73,065 – 0,075 X 1 – 24,131 X 2 + 0,338 X 1 X 2 Keterangan: Y i = Kualitas pelayanan karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 2 = Variabel locus of control X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisian regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan adalah 0,338. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI derajat hubungan kecerdasan emosional dengan variabel kualitas pelayanan karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control terhadap kualitas pelayanan karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,016 α = 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan adalah signifikan. Artinya, semakin internal locus of control semakin kuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil ini sejalan dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh positif locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan. Hasil penelitian ini juga didukung hasil perhitungan koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan sebesar 0,247. Sementara, koefisien korelasi dari interaksi kecerdasan emosional dengan locus of control dengan kualitas pelayanan karyawan menunjukkan nilai sebesar 0,340 Lampiran VII hal 170.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATMA HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.

0 4 14

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

0 1 212

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Janabadra dan Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta.

1 1 207

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Islam Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

0 0 207

Pengaruh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan.

0 2 166

Pengaruh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan - USD Repository

0 0 164

SKRIPSI PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 205

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Janabadra dan Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta - USD Re

0 0 205

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 210