Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Subyek dan Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Pengukurannya

36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada karyawan administrasi Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Kesimpulan penelitian hanya berlaku pada karyawan administrasi Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yo gyakarta sebagai subyek penelitian ini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. b. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai Februari 2007.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang digunakan adalah karyawan administrasi Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah tingkat kecerdasan emosional, kualitas pelayanan para karyawan, kultur lingkungan kerja dan locus of control.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Kultur Lingkungan Kerja Kultur lingkungan kerja adalah pola nilai, norma, sikap hidup, ritual dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan kerja, sekaligus cara memandang setiap permasalahan dan pemecahannya. Kultur lingkungan kerja merupakan faktor penting dalam membentuk karyawan untuk menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif, dan mempunyai kecakapan personal dan akademik. Empat dimensi kultur lingkungan kerja menurut Hofstede 1994:35-125 yaitu power distance, individualism vs collectivism, femininity vs masculinity, dan uncertainty avoidance. Masing- masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja: Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Dimensi Indikator No.Item Power distance a. Perbedaan diantara karyawan diminimalkan b. Ada ketergant ungan antara karyawan yang lema h dan yang kuat c. Tingkatan di lingkungan kerja berarti adanya perbedaan aturan d. Sistem manajemen di lingkungan kerja e. Perbedaan gaji antara atasan dan bawahan 1 2 3 4 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Bawahan ikut serta dalam mengambil keputusan g. Persepsi terhadap hak istimewa dan simbol status 6 7 Individualism vs collectivism a. Basis identitas diri b. Keharmonisan di tempat kerja c. Hubungan komunikasi d. Penyalahgunaan kepemimpinan e. Hubungan antar karyawan f. Dasar penggajian dan promosi g. Sistem manajemen h. Hubungan kerja 8 9 10 11 12 13 14 15 Femininity vs masculinity a. Cara penyelesaian masalah b. Prinsip kerja c. Perbedaan jenis kelamin dalam lingkungan kerja d. Prinsip pekerjaan yang manusiawi e. Tipe manajer f. Sikap bersosial dalam lingkungan kerja 16 17 18 19 20 21 Uncertainty avoidance a. Kebutuhan akan peraturan dalam lingkungan kerja. b. Orientasi dalam bekerja c. Semangat bekerja d. Sikap terhadap pencapaian ketelitian e. Sikap terhadap perilaku karyawan f. Bentuk penilaian terhadap hasil pekerjaan 22 23 24 25 26 27 Pengukuran variabel kultur lingkungan kerja didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1. 2. Locus of Control Locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor- faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol locus of control internal dan yang di luar kontrol dirinya locus of control eksternal, serta sejauh mana orang tersebut merasakan adanya hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat-akibatnya. Rotter 1964:58-59 menyebutkan enam dimensi locus of control yaitu status- recognition pengakuan status, dominance dominasi, independence ketidaktergantungan, protection-dependency perlindungan- ketergantungan, love and affection cinta dan kasih sayang, dan physical comfort kenyamanan fisik. Masing- masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel locus of control: Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Locus of Control Pertanyaan No Dimensi Indikator Internal Eksternal 1. Status- recognition pengakuan status • Kebutuhan untuk dihargai • Ingin dianggap kompeten • Kesuksesan dalam berkarya 4a,5a,10a, 14b, 23b 4b,5b, 10b,14b, 23a 2. Dominance dominasi • Kebutuhan untuk mengontrol aktifitas orang lain • Kebutuhan untuk berkuasa 3a,12a,17b, 22a,24b 3b,12b, 17a,22b, 24a 3. Independence ketidaktergantu ngan • Keyakinan diri • Menggantungkan pada diri sendiriusaha sendiri 8a,9b,11a, 13a,15a,16b, 18b,21b,25b, 28a 8b,9a,11b, 13b,15b, 16a,18a, 21a,25a, 28b 4. Protection- dependency perlindungan- ketergantungan • Menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan • Menggantungkan diri pada orang lain 1a,2b,6b, 7b,19a, 29b 1b,2a,6a, 7a,19b, 29a 5. Love and affection cinta dan kasih sayang • Kebutuhan untuk dicintai • Kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang 20b,26a 20a,26b 6. Physical comfort kenyamanan • Kebutuhan akan kepuasan fisik menghindari sakit, 27b 27a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fisik mencari kesenangan jasmani Pengukuran variabel locus of control didasarkan pada indikator- indikator yang terdapat pada skala Rotter. Masing- masing pertanyaan dijabarkan dalam skala nominal, dimana skor 0 = locus of control eksternal dan skor 1 = locus of control internal . 3. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain Goleman, 1999:57-59. Masing- masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional: Tabe l 3.3 Tabel Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional Dimensi Indikator No. Item Mengenali emosi diri a. Mengetahui keterbatasan diri b. Keyakinan akan kemampuan sendiri c. Mengetahui kekuatan d. Mengenali emosi diri 1 2 3 4 Mengelola emosi a. Menahan emosi dan dorongan negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan integritas c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri d. Luwes terhadap perubahan 5 6 7 8 e. Terbuka dengan ide- ide serta informasi baru 9 Memotivasi diri a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan 10 11 12 13 Mengenali emosi orang lain a. Memahami perasaan orang lain b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain c. Mengerti perasaan orang lain d. Siap sedia melayani 14 17 18 16 Membina hubungan dengan orang lain a. Kemampuan persuasi b. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi kesan yang jelas c. Kemampuan menyesuaikan tanggung jawab d. Memiliki semangat leadership e. Kolaborasi dan kooperasi f. Ada kemampuan untuk membangun tim 19, 15 20 21 22 23 24 Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1. 4. Kualitas Pelayanan Karyawan Kualitas pelayanan ialah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ada lima dimens i kualitas pelayanan karyawan menurut Zeithaml dalam Hendroyono http:www.lrckesehatan.net yaitu: keandalan reliability, daya tanggap responsive, jaminan assurance, empati empaty, dan bukti fisik tangible. Masing- masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kualitas pelayanan karyawan: Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel Kualitas Pelayanan Karyawan Dimensi Indikator No. Item Keandalan reliability a. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan. b. Dapat diandalkan dalam menangani masalah jasa pelanggan. c. Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama kali. d. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan. e. Menyimpan catatan atau dokumen tanpa kesalahan. 1 2 3 4 5 Daya tanggap responsive a. Menginformasikan pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian jasa. b. Pelayanan yang segeracepat bagi pelanggan. c. Kesediaan untuk membantu pelanggan. d. Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan. 6 7 8 9 Jaminan assurance a. Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya para pelanggan. b. Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi. c. Karyawan yang secara konsisten bersikap sopan. d. Karyawan yang mampu menjawab pertanyaan pelanggan. 10 11 12 13 Empati empaty a. Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan. b. Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian. c. Sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pelanggan. d. Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan. e. Waktu beroperasi jam kantor yang nyaman. 14 15 16 17 18 Bukti fisik tangible a. Peralatan modern. b. Fasilitas yang berdaya tarik visual. c. Karyawan yang berpenampilan rapi dan profesional. 19 20 21 d. Materi- materi berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual. 22 Pengukuran variabel kualitas pelayanan karyawan didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1.

E. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATMA HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.

0 4 14

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

0 1 212

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Janabadra dan Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta.

1 1 207

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Islam Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

0 0 207

Pengaruh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan.

0 2 166

Pengaruh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan - USD Repository

0 0 164

SKRIPSI PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 205

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Janabadra dan Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta - USD Re

0 0 205

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 210