5. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam suatu pengukuran Sangadji, 2010: 145. Arifin 2009: 258 mengatakan reliabilitas
merupakan tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Sedangkan menurut Azwar 1996: 180 selain mengartikan reliabilitas
sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, dan kestabilan, reliabilitas juga memiliki arti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur yang mana
hasil atau tingkat derajat menunjukkan keajegan dan hasilnya dapat dipercaya.
Instrumen dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek selama
beberapa kali dan hasilnya relatif sama atau tetap. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal essai karena soal essai dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar sampai level tinggi Purwanto, 2009: 71. Tujuan utama mengukur reliabilitas adalah untuk mengetahui
tingkat ketepatan dan keajegan skor tes Kusaeri,2012: 177. Menurut
Kusaeri 2012: 177 ada lima faktor yang mempengaruhi skor tes, yaitu:
a. Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.
b. Semakin lama suatu tes, semakin ajek
c. Semakin sempit range butir soal, semakin besar keajekan.
d. Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajekan.
e. Semakin objektif dalam pemberian skor, semakin besar
keajekan. Untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Riduwan, 2009:
115 sebagai berikut: Keterangan :
r
1
= reabilitas instrumen k = jumlah item
S
i 2
= jumlah varians skor tiap item S
t 2
= varians total
6. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa Rahkmat, 2001: 190. Menurut Arifin
2009: 266 tingkat kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Sedangkan Kunandar 2013: 240 menyatakan
bahwa tingkat kesukaran soal adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar, yaitu perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab
benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran adalah pengukuran yang
menunjukkan proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar. Sebuah soal dikatakan sukar jika sebagian besar peserrta didik gagal
menyelesaikannya, sebaliknya soal dikatakan mudah jika sebagian besar peserta didik mampu menyelesaikannya Surapranata, 2004: 12. Salah
satu cara sederhana untuk mengetahui tingkat kesukaran soal adalah
r1
= 1-
dengan menghitung persentase jawaban benar yang diperoleh peserta didik dalam menyelesaikan soal Rakmat, 2001: 191. Indeks kesukaran
dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1 Kusaeri, 2012: 174.
Berikut rumus untuk menghitung tingkat kesukaran yang dikemukakan oleh Arikunto 2012: 223:
Keterangan : P
= tingkat kesukaran B
= banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
7. Daya Beda