bersama. Menurut Effendi 2012: 207 wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung
keadaan responden. Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur unstructured interview yaitu wawancara yang bebas di
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2014:
320. Dalam penelitian ini pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan yaing
berkaitan dengan analisis butir soal di Kecamatan Depok. Informasi yang didapat peneliti dari kepala UPT dan Kepala SD di Kecamatan Depok,
Sleman.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibutuhkan dalam pengambilan data penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek
yang diteliti Sugiyono, 2012: 102. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa check list. Noor 2011: 139 mengemukakan check list
sebagai instrumen yang berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom yang disediakan. Instrumen penelitian yang dibuat adalah tabel check list
yang berisi daftar nama SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Selain itu, terdapat kolom dokumen berupa soal, lembar jawaban siswa dan kunci
jawaban UAS genap mata pelajaran PKn kelas III tahun pelajaran 20142015.
Berikut merupakan instrumen dari penelitian ini:
Tabel 3.3 Instrumen penelitian check list
No. Nama SD
Data yang telah didapat Soal
Kunci Jawaban
Jawaban Siswa
1 SDN Adisucipto 1
√ √
√
2 SDN Adisucipto 2
3 SDN Ambarukmo
4 SD Bopkri Demangan
III 5
SDN Corongan 6
SDN Caturtunggal 3 7
SDN Caturtunggal 4 8
SDN Caturtunggal6 9
SDN Condongcatur 10
SDK Demangan Baru 1
11 SDN Deresan
12 SDN Gejayan
13 SDN Islam Al- Islam
14 SDN Kalongan
15 SDN Kledokan
16 SDN Mustokorejo
17 SDN Ngringin
18 SDN Nanggulan
19 SDN Puren
20 SDN Ringinsari
21 SDN Samirono
22 SDN Sarikarya
Berdasarkan tabel 3.3 berisi tentang nomor, nama SD yang akan diteliti, dan data yang telah diserahkan oleh pihak SD kepada peneliti. Data
tersebut terdiri dari soal UAS, kunci jawaban UAS, dan jawaban siswa. Pada daftar di atas terdapat 24 SD yang akan diteliti. Pada instrumen penelitian
check list di atas apabila pihak SD telah menyerahkan data soal, jawaban siswa, dan kunci jawaban UAS genap tahun pelajaran 20142015 pada mata
pelajaran PKn kelas III SD maka peneliti memberikan tanda √ pada kolom
yang telah tersedia.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian menggunakan bantuan software MicroCat Iteman versi 3.00
1.
Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam suatu pengukuran Sangadji, 2010: 145. Instrument dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi
apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek selama beberapa kali dan hasilnya relatif sama atau tetap. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah soal essai karena soal essai dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar sampai level tinggi Purwanto,
2009: 71.
23 SDN Tajem
24 SD Teruna Bangsa
Berikut merupakan kriteria dari reliabilitas:
Tabel 3.3 Koefisien Reliabilitas
No. Koefisien reliabilitas Makna
1.
0,00 ≤ r ≤ 0,19 Korelasi
amat rendah
2.
0,20 ≤ r ≤ 0,39 Korelasi rendah
3.
0,40 ≤ r ≤ 0,69 Korelasi cukup
4.
0,70 ≤ r ≤ 0,89 Korelasi tinggi
5.
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Korelasi
amat tinggi
Sumber: Basuki, 2014: 119 Berdasarkan tabel 3.4 menjabarkan mengenai kriteria reliabilitas suatu
soal. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,00 ≤ r ≤ 0,19
maka korelasi soal menunjukkan
reliabilitasnya amat rendah. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara
0,20 ≤ r ≤ 0,39 maka korelasi soal menunjukkan
reliabilitasnya rendah. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,4
0 ≤ r ≤ 0,69 maka korelasi soal menunjukkan reliabilitasnya cukup. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara
0,7 0 ≤ r ≤ 0,89 maka korelasi soal menunjukkan
reliabilitasnya tinggi. Apabila r pada suatu soal menunjukkan angka di antara 0,9
0 ≤ r ≤ 1,00 maka korelasi soal menunjukkan
reliabilitasnya amat tinggi.
2.
Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan ukuran yang menunjukkan kesulitan soal untuk diselesaikan oleh siswa Rahkmat, 2001: 190. proporsi tingkat
kesukaran antara soal mudah, sedang, dan sukar dibuat 3-4-3, artinya 30 soal kategori mudah, 40 soal kategori sedang, dan 30 soal kategori sulit
Sulistyorini, 2009: 174 Menurut Azwar 2015: 151 menyatakan tingkat kesukaran pada output Iteman dinyatakan dalam Prop. Correct.
Berikut merupakan tabel kriteria indeks kesukaran: Tabel 3.5 Kriteria Indeks kesukaran
No. Range Indeks Kesukaran
Kategori
1. 0,00
– 0,30 Sulit
2. 0,31- 0,70
Sedang 3.
0,71 – 1,00
Mudah
Sumber: Rakhmat, 2001: 192
Tabel 3.5 merupakan tabel untuk mengetahui kiteria dari indeks kesukaran dari suatu butir soal. Apabila suatu soal range indeks kesukaran
antara 0,00 – 0,30 berarti soal tersebut masuk kategori sulit. Apabila suatu
soal range indeks kesukaran antara 0,31 – 0,70 berarti soal tersebut masuk
kategori sedang. Apabila suatu soal range indeks kesukaran antara 0,71 –
1,00 berarti soal tersebut masuk kategori mudah.
3.
Daya Pembeda
Daya beda merupakan pengukuran butir soal untuk membedakan antara siswa yang memahami materi dengan siswa yang kurang memahami
materi. Azwar 2015: 151 menyatakan daya beda pada Output Iteman dinyatakan dalam Point Biserial. Menurut Kusaeri dan Suprananta 2012:
176, pengujian daya beda adalah berkisar antara -1,00 sampai dengan + 1,00. Arikunto 2012: 226 menyatakan bahwa angka yang menunjukkan
besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi. Berikut merupakan tabel kriteria indeks diskriminasi:
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Diskriminasi
No. Range Indeks Diskriminasi
Kategori 1.
0,00- 0,20 Jelek
2. 0,21- 0,40
cukup 3.
0,41- 0,70 baik
4. 0,71- 1,00
Baik sekali
Sumber: Arikunto 2005: 218
Tabel 3.6 merupakan tabel kriteria indeks diskriminasi. Kriteria indeks deskriminasi dibagi dalam lima klasifikasi, yaitu: indeks deskriminasi
berkisar antara 0,00- 0,20, maka daya beda pada butir soal jelek. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,20- 0,40, maka daya beda pada butir soal
cukup. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,40- 0,70, maka daya beda pada butir soal baik. Indeks deskriminasi berkisar antara 0,70- 1,00, maka
daya beda pada butir soal baik sekali.
4.
Efektivitas Pengecoh
Efektivitas Pengecoh adalah pilihan jawaban yang digunakan untuk mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban. Kusaeri dan Suprananto
2012: 179 menunjukkan proporsi alternatif jawaban yang dijawab oleh peserta tes. Arikunto 2005: 220 mengatakan bahwa suatu pengecoh
dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 pengikut tes. Efektivitas pengecoh pada Output Iteman dinyatakan dalam
Prop. Endorsing Azwar 2015: 151.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN