Daya Beda Efektivitas Pengecoh

dengan menghitung persentase jawaban benar yang diperoleh peserta didik dalam menyelesaikan soal Rakmat, 2001: 191. Indeks kesukaran dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1 Kusaeri, 2012: 174. Berikut rumus untuk menghitung tingkat kesukaran yang dikemukakan oleh Arikunto 2012: 223: Keterangan : P = tingkat kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

7. Daya Beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2012: 226. Daya beda adalah kemampuan butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan peserta didik yang belum menguasai materi yang diujikan Kusaeri Suprananto, 2012: 175. Sedangkan menurut Arifin 2009: 273 daya pembeda adalah sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belumkurang kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Dari beberapa definisi diatas dapat P = B : JS disimpulkan bahwa daya beda merupakan kemampuan suatu soal dalam membedakan peserta didik antara peserta didik yang menguasai materi dan yang belum menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00 Arikunto, 2012: 226. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan rumus Arifin,2009: 273-274, sebagai berikut: Keterangan: DP = daya pembeda WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah. WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n = 27 x N - jumlah keseluruhan peserta tes

8. Efektivitas Pengecoh

Pengecoh merupakan jawaban pengecoh atau jawaban-jawaban salah Sudijono, 2006: 409. Menurut Azwar 1996: 137 mengemukakan bahwa efektivitas pengecoh merupakan kemampuan soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam hal ini diwakili oleh mereka yang masuk kelompok tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah diwakili oleh mereka yang termasuk dalam kelompok rendah. Dari dua definisi diatas disimpulkan bahwa efektivitas pengecoh adalah penyebaran pilihan jawaban yang digunakan untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Tujuan utama dari pemasangan distraktor pada setiap butir soal adalah agar para peserta didik yang mengikuti tes, tertarik untuk memilih dan menyangka bahwa itu jawaban benar Sudijono, 2006: 410. Butir soal yang baik, distraktornya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah Arifin, 2009: 279. Jawaban distraktor dikatakan berfungsi dengan baik Kusaeri, 2012: 177 apabila: 1 distraktor paling tidak dipilih oleh 5 peserta tes atau pesserta didik, 2 distraktor lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta didik yang belum memahami materi yang diujikan. Menurut Arifin 2009: 279 indeks distraktor dihitung dengan rumus: Keterangan: IP : Indeks distraktor P : jumlah peserta didik yang memilih distraktor N : jumlah peserta didik yang ikut tes B : jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal n : jumlah alternatif jawaban opsi 1 : bilangan tetap

9. Pilihan Ganda