Hipotesa Identifikasi Variabel Subjek Penelitian Metode Analisis Data

31 suami sebagai lingkungan sosial terdekat, diharapkan istri sebagai wanita dapat melakukan penyesuaian diri yang lebih baik pada waktu mengalami menopause. Dengan demikian adanya dukungan dari suami diharapkan dapat mengurangi kecemasannya dalam menghadapi masa menopause. Dengan kata lain, wanita dengan dukungan sosial yang tinggi dari suami akan memiliki tingkat kecemasan yang rendah dalam menghadapi masa menopause dan sebaliknya, wanita yang tidak mendapatkan dukungan sosial dari suami akan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dalam menghadapi menopause.

D. Hipotesa

Uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut: ada korelasi negatif antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause pada wanita. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima dari suami maka semakin rendah tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause yang dirasakan dan semakin rendah dukungan sosial yang diterima dari suami maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause yang dirasakan. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Kecemasan dalam Menghadapi Menopause 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial Suami

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Kecemasan dalam Menghadapi Menopause

Kecemasan dalam menghadapi menopause didefinisikan sebagai suatu kondisi psikologis atau perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang mengancam diri wanita yang sedang mengalami masa menopause, yakni suatu masa dimana wanita secara bertahap tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Kecemasan menghadapi menopause dalam penelitian ini akan diukur menggunakan Skala Kecemasan Menghadapi Menopause berdasarkan aspek- aspek kecemasan yang dikemukakan oleh Martaniah 1984 yang meliputi aspek kognitif, somatik, emosi dan perilaku. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi tingkat kecemasan dialami oleh subjek dalam menghadapi 33 menopause dan semakin rendah skor yang diperoleh subjek maka semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dialami oleh subjek dalam menhadapi menopause.

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan bantuan yang diberikan dalam suatu hubungan sosial yang akrab bagi seseorang dari orang lain yang mempunyai arti dalam hidupnya sehingga merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai. Dalam penelitian ini, berdasarkan permasalahan kecemasan dalam menghadapi menopause pada wanita, diasumsikan bahwa yang lebih dibutuhkan adalah dukungan sosial dari pasangan, yaitu suami. Maka pada penelitian ini lebih difokuskan pada dukungan sosial suami. Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah wanita yang sedang mengalami masa menopause, sehingga dukungan sosial suami akan dilihat dari persepsi subjek terhadap dukungan sosial yang diterima dari suami. Dukungan sosial suami diungkap melalui skala persepsi terhadap dukungan sosial suami yang disusun berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House Cohen Syme, 1985, yaitu aspek emosional, aspek penghargaan, aspek informatif dan aspek instrumental yang diterima dari suami. Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diterima dan sebaliknya semakin rendah skor berarti semakin rendah dukungan sosial yang diterima. 34

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah wanita usia dewasa madya yang sedang memasuki masa menopause. Jumlah subjek adalah sebanyak 80 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pemilihan terhadap sampel yang sesuai dengan kriteria atau tujuan penelitian Hadi, 2000. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Wanita berusia 40 -55 tahun 2. Menikah 3. Sedang memasuki masa menopause perimenopause Penetapan kriteria di atas didasarkan pada pendapat O’Neill 1996 bahwa bahwa tiga tahun sebelum menstruasi benar-benar berhenti, wanita pada umumnya mengeluhkan gangguan emosi. Pendapat tersebut diperkuat oleh Chowta Chowta 2008 dalam penelitiannya yang menemukan bahwa wanita pada tahap perimenopause mengalami gejala kecemasan yang lebih besar dibandingkan wanita yang sudah berada dalam tahap post menopause.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala yaitu serangkaian pernyataan yang akan direspon oleh responden Azwar, 2003. Hal ini dilakukan mengingat responden adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya Azwar, 2003. Ada dua macam skala yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala kecemasan dalam menghadapi menopause dan skala dukungan sosial suami. 35

1. Skala Kecemasan dalam Menghadapi Menopause.

Skala Kecemasan Menghadapi Menopause disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan oleh Martaniah 1984, meliputi : a. Respon Kognitif. Respon kognitif yaitu respon terhadap kecemasan dalam pikiran manusia, ketidakmampuan berkonsentrasi atau membuat keputusan, berpikiran negatif, dan sebagainya. b. Respon Somatik Respon somatik yaitu reaksi tubuh terhadap bahaya, misalnya tangan dan kaki dingin, diare, keringat berlebihan, dan sebagainya. c. Respon Emosi Respon emosi yaitu perasaan manusia dimana individu secara terus menerus khawatir, merasa takut, mudah tersinggung, dan sebagainya. d. Respon Perilaku Respon perilaku yaitu reaksi dalam bentuk perilaku manusia terhadap ancaman, misalnya agresif, diam, sulit tidur, dan sebagainya. Skala ini menggunakan aitem-aitem yang bersifat favorable dan unfavorable yang dibuat dalam format model Likert dengan 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skor terhadap pernyataan favorable mendukung pernyataan untuk jawaban SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable pernyataan yang tidak mendukung untuk jawaban SS = 1, S = 2, TS 36 = 3, STS = 4. Jumlah skor yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause yang dialami oleh subjek dan skor yang rendah menunjukan rendahnya tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause yang dialami oleh subjek. Adapun sebaran aitem Skala Kecemasan Menghadapi Menopause sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Menopause Sebelum Uji Coba No Aspek No aitem Jumlah Favorabel Unfavorebel 1 Kognitif 1, 9, 17, 25 5, 13, 21, 29 8 2 Somatik 2, 10, 18, 26 6, 14 22, 30 8 3 Emosi 3, 11, 19, 27 7, 15 23, 31 8 4 Perilaku 4, 12, 20, 28 8, 16, 24, 32 8 Jumlah 16 16 32

2. Skala Dukungan Sosial.

Skala dukungan sosial suami disusun oleh peneliti berdasarkan aspek- aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House dalam Cohen dan Syme, 1985, yaitu: a. Dukungan emosional, merupakan dukungan yang berupa empati, kepedulian dan perhatian. b. Dukungan penghargaan, berupa ungkapan hormat secara positif, dorongan untuk maju atau persetujuan terhadap sikap dan perasaan individu. 37 c. Dukungan informatif, berupa pemberian nasehat, saran, petunjuk dan umpan balik. Semakin banyak informasi, nasehat, saran yang didapat individu dari orang-orang terdekatnya cenderung membuat individu semakin dapat mengambil keputusan lebih baik dalam mengatasi masalahnya. d. Dukungan instrumental, merupakan bentuk dukungan secara langsung seperti bantuan alat, pekerjaan ataupun keuangan yang memudahkan individu dalam menyelesaikan permasalahannya. Skala ini terdiri dari 32 aitem dengan empat alternatif jawaban Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Penilaian jawaban bergerak dari angka 1 sampai 4. Cara penilaian untuk pernyataan favorable dan unfavorable sama dengan cara penilaian pada skala kecemasan dalam menghadapi menopause.. Sebaran aitem skala dukungan sosial dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Blue Print Item Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Bobot 1. Dukungan Emosional 1, 9, 17, 25 5, 13, 21, 29 8 25 2. Dukungan Penghargaan 2, 10, 18, 26 6, 14, 22, 30 8 25 3. Dukungan Informatif 3, 11, 19, 27 7, 15, 23, 31 8 25 4. Dukungan Instrumental 4, 12, 20, 28 8, 16, 24, 32 8 25 TOTAL 16 16 32 100 38

E. Validitas dan Reliabilitas

Suatu alat ukur yang baik harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas untuk mencapai standar yang dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diterima secara ilmiah Hadi, 2000.

1. Validitas

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Alat ukur yang memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran Azwar, 1992. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi content validity yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana aitem-aitem tes mewakili aspek-aspek yang yang hendak diukur Azwar, 1992.

2. Seleksi Aitem

Dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap aitem dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk menghitung besarnya korelasi tersebut adalah teknik korelasi product moment dengan rumus angka kasar dari Pearson Hadi, 1991. Proses seleksi aitem dilakukan dengan cara memilih aitem-aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem-total rbt minimal ≥ 0,300, sedangkan aitem dengan rbt dibawah 0,300 akan digugurkan. Hal ini sesuai dengan kriteria validitas butir minimal yang dikemukakan oleh Azwar 1992. 39

3. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur adalah konsistensi hasil pengukuran terhadap subjek yang sama dalam waktu penyajian yang berbeda Azwar, 1992. Uji reliabilitas dilakukan pada aitem-aitem yang telah terpilih. Teknik reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulasi koefisien Alpha dari Cronbach. Pedoman yang digunakan adalah apabila angka r α koefisien alpha semakin mendekati angka 1,00 berarti skala tersebut semakin reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian, sebaliknya koefisien yang semakin mendekati angka 0,00 menunjukkan semakin rendahnya reliabilitas skala tersebut Azwar, 2001. Pengujian validitas dan reliabilitas kedua skala dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 11.0 for Windows.

F. Metode Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan kecemasan dalam menghadapi menopause . Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 11.0 for Windows. 40

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Sosial Suami terhadap Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause di Kecamatan Medan Sunggal

0 46 81

Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause

7 62 143

Hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi

0 4 181

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI SBMPTN Hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi SBMPTN.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Menopause.

0 3 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Menopause.

0 3 8

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Menopause.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI RW 03 KELURAHAN SUCEN KABUPATEN PURWOREJO.

0 0 12

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PADUKUHAN MOROBANGUN JOGOTIRTO BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PADU

0 0 12

Hubungan antara dukungan sosial suami terhadap tingkat kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause - USD Repository

0 0 120