Daya Ingat KAJIAN PUSTAKA

d. Kebermaknaan Materi yang bisa kita pahami maknanya akan lebih mudah diingat dibandingkan materi yang tidak dipahami maknanya, oleh sebab itu tulisan yang gramatikalnya tidak benar akan lebih sulit dipahami dibandingkan dengan tulisan yang gramatikalnya benar. 3. Faktor-faktor yang menghambat daya ingat Ada beberapa faktor yang dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam menghapal. Menurut Adi W. 2003:32, faktor tersebut meliputi beberapa hal, yaitu: a. Informasi Tersebut Tidak Penting Pada prinsipnya otak akan menyimpan informasi penting saja, oleh karena itu, informasi yang dianggap kurang penting akan membuat otak menyimpan informasi tersebut dalam memori jangka pendek. b. Interferensi atau Gangguan Interferensi akan mengganggu hapalan. Interferensi terjadi bilamana informasi yang tidak diperlukan masuk dan bercampur aduk dengan informasi yang dibutuhkan, contohnya pada saat kita menghapalkan puisi dan pada saat yang sama kita mendengarkan suara nyanyian dari tetangga yang cukup nyaring, secara tidak sadar lantunan lagu itu akan masuk dalam memori dan bercampur aduk dengan puisi yang sedang dihapalkan. c. Tidak Fokus dan Tidak Konsentrasi Konsentrasi merupakan pintu utama belajar. Otak akan mengalami kesulitan jika dua aktivitas dilakukan pada saat yang sama. Misalnya pada saat belajar diiringi dengan khayalan. d. Stress Kondisi pikiran yang penuh beban dan tekanan akan mengganggu otak untuk bekerja, bayangkan jika pada saat belajar matematika sementara dapur tetangga kebakaran, tentu saja pikiran belajar akan beralih kepada pikiran untuk memadamkan api. e. Fisik yang Lelah Fisik yang lelah biasanya disebabkan oleh kerja fisik yang berat. Jika fisik sudah lelah biasanya seseorang mudah mengantuk dan tidur, sebab oksigen yang masuk ke dalam otak berkurang. Belajar dalam jangka waktu yang lama alam membuat fisik menjadi mudah lelah. Solusi untuk memperkuat ketahanan fisik adalah olahraga, sebab dengan olahraga akan mendorong jantung memompa dan otot bergerak. Tidur yang cukup juga dapat menjadi solusi ketika fisik sedang dilanda keletihan. Kurang tidur akan mengganggu informasi yang telah kita simpan, sebab di saat tidur, proses penggalian informasi dalam otak dilakukan. f. Pengaruh Zat Kimia Kebiasaan mengkonsumsi minuman yang beralkohol, merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak otak. Bahkan beberapa zat psikotropika akan membunuh beberapa sel otak, lebih jauh dari itu bisa juga menghambat proses generatif pertumbuhan otak, akibatnya otak tidak dapat memperbaharui diri lagi generatif. g. Gaya Hidup Gaya hidup yang tidak teratur juga dapat mempengaruhi ketajaman otak. Asupan makanan, jadwal tidur, spiritualitas, olahraga dan cara pandang yang positif dapat mendorong otak untuk bekerja lebih optimal. 4. Proses Mengingat Daya ingat bukan kemampuan untuk berdiri sendiri, namun daya ingat adalah kemampuan yang terdiri dari beberapa tahap. Bruno Muhibbin Syah, 2004:72 mendefinisikan memori sebagai proses mental yang melibatkan penyandian encoding, penyimpanan storage dan pemanggilan kembali retrieval informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat di otak. a. Penyandian Encoding Inti dari penyandian adalah penterjemahan informasi yang masuk ke dalam gambaran mental dalam bentuk kode-kode. Informasi yang dihapalkan masuk ke dalam kotak memori setelah informasi tersebut dikodefikasi. Strategi paling populer untuk menghapal adalah pengulangan, seperti kita akan menghapal nomor hp teman kita, maka kita akan menyebut nomor tersebut secara berulang-ulang rehersial dengan suara yang keras. b. Penyimpanan Storage Penyimpanan adalah proses meletakan informasi dalam memori kita. Pada penyimpanan informasi, perbedaan memori jangka pendek dan jangka panjang menjadi jelas, sifat dari memori jangka pendek akan pendek dan singkat, sebagai contoh, bila kita akan menelpon, maka kita akan melihat nomor telepon yang akan kita tuju kemudian kita berkomat-kamit untuk menghapalkan nomor telepon tersebut dan selanjutnya kita tekan nomor yang dituju. Pada saat itu barangkali kita masih ingat nomor tersebut, namun beberapa hari kemudian kemungkinan besar, nomor telepon tersebut sudah tidak ada lagi di kepala kita. Dalam kasus ini, nomer telepon tersebut disimpan dalam memori jangka pendek. Supaya nomor telepon itu masih bisa diingat, maka nomor telepon itu harus disimpan dalam memori jangka panjang. c. Pemanggilan Kembali Retrieval Pengambilan banyak terkait dengan peyimpanan informasi. Kenyataannya informasi yang telah disimpan sebenarnya bisa diambil kembali. Namun yang menjadi masalah adalah cara pengambilannya, dengan demikian sebenarnya informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang bukan hilang, namun cara pengambilannya yang tidak tepat membuat informasi tersebut menjadi sulit untuk diingat. Analogi yang tepat untuk hal ini dapat dianalogikan dengan penyimpanan barang. Bila barang tersebut terkodifikasi dengan baik dan disimpan di tempat yang sesuai kodenya, tentu untuk mecarinya tidak perlu melihat semua barang, tapi cukup dengan melihat kodenya saja. 5. Cara Meningkatkan Daya Ingat Metode untuk meningkatkan daya ingat yang sistematik adalah metode mnemonik. Suharnan 2005: 67 mendefinisikan metode mnemonik sebagai strategi yang dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan-latihan. Suharnan memandang bahwa untuk mempelajari metode ini perlu banyak latihan untuk menguasainya. Metode mnemonik sendiri memiliki beberapa teknik seperti teknik loci, teknik kata kunci, teknik akronim, teknik akrostik, teknik imajery visual dan teknik organiasasi. 6. Pengukuran ingatan Untuk mengukur ingatan dapat menggunakan dengan beberapa tes ingatan. Menurut Hastjarjo Suharnan, 2005:94 tes ingatan dapat diklasifikasikan pada dua kelompok yaitu tes eksplisit langsung dan implisit tidak langsung. Tes eksplisit adalah tes yang mengacu pada peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejarah pribadi subjek, yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu, misalnya tanggal, hari, jam atau tempat dan lingkungan peristiwa. Tes eksplisit terdiri dari tes rekognisi dan tes recall. Tes implisit merupakan tes yang mengharuskan subjek melakukan aktivitas – aktivitas kognitif atau motorik. Sementara itu, perintah – perintah tes hanya mengacu pada tugas – tugas yang sedang dihadapi, dan bukan pada peristiwa sebelumnya. Dengan kata lain, subjek tidak diinstruksikan untuk menggunakan tahapan belajar sebagai acuan. Tes-tes ingatan tidak langsung ini misalnya tes pengetahuan konseptual, faktual, leksikan, perseptual dan pengetahuan prosedural. 7. Lupa Lupa menurut Solso Suharnan, 2005:88 adalah kegagalan dalam mengingat kembali informasi yang telah disimpan dalam gudang ingatan. Dari pendapat para ahli terdapat tiga teori mengenai lupa forgetting, yaitu: Teori kerusakan decay theory, teori interferensi atau terhalang interference theory, dan teori ketergantungan pada isyarat cue-dependent forgetting theory. a. Decay Theory Teori Kerusakan Teori ini beranggapan bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga lama-kelamaan akhirnya mengalami kerusakan. b. Interference Theory Teori Halangan Teori interferensi mendasarkan pada pandangan psikologi asosiasi. Suatu asosiasi dibentuk antara stimulus tertentu dengan respon tertentu pula. Menurut Solso Suharnan, 2005:89, Asosiasi atau hubungan tetap ini tetap berlangsung dalam ingatan, sepanjang tidak ada informasi lain yang menganggu atau menghalanginya. Interferensi oleh informasi lain dalam ingatan dibedakan menjadi dua, yaitu Interferensi retroaktif yang terjadi ketika memori- memori baru menghambat pengambilan memori-memori lama, dan Interferensi proaktif terjadi saat memori-memori lama menghambat pengambilan memori-memori baru. c. Cue-Dependent Forgetting Theory Teori ketergantungan kepada isyarat informasi berasal dari pendekatan pemrosesan informasi. Teori ini berpandangan bahwa pada prinsipnya lupa terjadi disebabkan oleh kerusakan informasi di dalam ingatan atau terhalang informasi lain, tetapi disebabkan oleh terlalu jauh letak atau lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.

E. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Abdurrahman, 1999. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Menurut Benjamin S. Bloom Asep Jihad, 2012 tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A. J. Romizowski dalam buku yang sama mengatakan hasil belajar merupakan keluaran dari suatu system pemrosesan masukan. Dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dalam waktu tertentu dan bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.

F. Matematika

Pengertian matematika menurut Ahli Pengertian Matematika Menurut Ahli. Online, menurut Yansen Marpaung adalah ilmu yang dalam perkembangannya penggunaannya menganut metode deduksi. Menurut Suwarsono matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu objek yang bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat. Sedangkan menurut Susilo, matematika bukanlah sekedar kumpulan angka, simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata, justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, Matematika adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan bilangan-bilangan, pola-pola, urutan, yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Dalam matematika masih terdiri dari beberapa ilmu seperti Geometri, Aljabar, dan Trigonometri. Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu tri artinya tiga, gonomon artinya sudut dan metria yang artinya ukuran jadi. Dapat disimpulkan trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen. Trigonometri ini juga merupakan materi yang ada dalam mata pelajaran matematika kelas X SMK dengan menggunakan kurikulum 2013 dan dua sub bab yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan nilai perbandingan trigonometri di berbagai kuadran. Berikut adalah materi yang terdapat pada sub bab tersebut: 1. Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku Perhatikan segitiga ABC siku-siku di B berikut: Definisi: 1. Perbandingan sinus suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi depan sudut dengan sisi miring . sinus α = sin α= = Jembatan keledai: SINDEMI 2. Perbandingan cosinus suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi samping sudut dengan sisi miring.cosinus α = cos α= = Jembatan keledai: COSAMI 3. Perbandingan tangen suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi depan sudut dengan sisi samping. tangen α = tan α= = Jembatan keledai: TANDESA B A C α x y r 4. Perbandingan cosecan suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring dengan sisi depan sudut. cosecan α = cosec α= = = Jembatan keledai: Closet persen cosec satu per sin 5. Perbandingan secan suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring dengan sisi samping sudut. secan α = sec α= = = Jembatan keledai: Sec perkosa Sec satu per cos 6. Perbandingan cotangen suatu sudut didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi samping sudut dengan sisi depan sudut. Cotangent α = cotan α= = = 잊 Jembatan keledai: Cotang pertama cotan satu per tan 2. Nilai Perbandingan Trigonometri di Berbagai Kuadran Sifat-sifat perbandingan trigonometri di berbagai kuadran Dari Sifat tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: Kuadran Nilai + atau  I II IIII IV Sin + +   Cos +   + Tan +  + 

Dokumen yang terkait

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI Komparasi Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kelengkapan Fasilitas Belajar dan Motivasi Siswa Kelas VII SMP N 23 Surakarta.

0 3 12

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Snowball Throwing Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas X SMK

0 5 16

PERBANDINGAN ANTARA METODE ACTIVE DEBATE DENGAN METODE DISKUSI DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Perbandingan antara metode active debate dengan metode diskusi ditinjau dari hasil belajar pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 1 kelas Manyaran Tahun ajaran 2

0 0 15

Efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan transformasi ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI TOI di SMK N 2 Depok tahun ajaran 2015/2016.

0 4 246

Pengaruh penerapan model pembelajaran Jigsaw terhadap kebiasaan belajar siswa dan hasil belajar Matematika materi statistika pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2

0 4 311

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PADA MATA DIKLAT PENGUKURAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK N 2 DEPOK, SLEMAN.

0 0 274

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LAS DASAR PADA SISWA KELAS X SMK N 2 DEPOK MENGGUNAKAN MODUL MENGELAS DENGAN SMAW.

0 0 124

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DASARDASAR ELEKTRONIKA SISWA KELAS X PROGRAM STUDI TEKNIK AUDIO VIDEO SMK N 2 DEPOK, SLEMAN.

0 1 78

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR UNSUR-UNSUR DASAR TARI SISWA KELAS X SMK N 2 WONOSARI.

0 0 178

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSIKUADRAT DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SAPTOSARI.

0 1 63