Instrumen Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

pengampu mata pelajaran matematika untuk menelaah konsep materi instrumen tes hasil belajar siswa, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian validitas isi. Selain itu, pada penelitian ini menggunakan teknik validitas butir dengan menggunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson dengan mengkorelasikan skor yang didapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus korelasi Product moment dari Pearson yaitu: = Σ − Σ Σ Σ 2 − Σ 2 Σ 2 − Σ 2 Keterangan: : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan : Banyaknya sampel : Skor item nomor : Skor total Untuk mengetahui validitas tiap item soal dari hasil tes uji coba hasil belajar yang di analisis menggunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan r product moment dengan tarif signifikasi 5. a Jika maka item soal tersebut valid. b Jika ≤ maka item soal tersebut tidak valid. dapat dilihat atau ditentukan setelah mengetahui jumlah siswa yang mengikuti uji coba dan taraf signifikasi yang telah ditentukan yaitu 5 atau dapat dilihat menggunakan tabel Nilai- nilai r Product Moment berikut: Tabel 3.2. Nilai-nilai r Product Moment N Taraf Signifikasi N Taraf Signifikasi 5 1 5 1 . . . 22 0,423 0,537 11 0,602 0,735 23 0,413 0,526 12 0,576 0,708 24 0,404 0,515 13 0,553 0,684 25 0,396 0,505 14 0,532 0,661 26 0,388 0,496 15 0,514 0,641 27 0,381 0,487 16 0,497 0,623 28 0,374 0,478 17 0,482 0,606 29 0,367 0,47 18 0,468 0,59 30 0,361 0,463 19 0,456 0,575 31 0,355 0,456 20 0,444 0,561 32 0,334 0,43 21 0,433 0,549 . . . Sumber: Sunarti dan Selly Rahmawati 2014: 226 2 Reliabilitas Tes Hasil Belajar Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup ajeg, dapat dipercaya reliable dan dapat diandalkan dependable untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini diperoleh dengan mengolah data hasil uji coba instrumen dengan menggunakan rumus Alpha: 11 = − 1 1 − Σ σ 2 σ 2 Keterangan: 11 : reliabilitas instrumen : banyaknya soal Σ σ : jumlah varians butir σ 2 : varians total Untuk mengetahui relieabilitas soal tes ditentukan menggunakan tabel interpretasi tingkat reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.3. Kriteria Interpretasi Tingat Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi Antara 0,800 sampai 1,00 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai 0,800 Tinggi Antara 0,400 sampai 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai 0,200 Sangat Rendah Sumber: Suharsimi 2006: 276 c. Instrumen Observasi 1 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Instrumen observasi aktivitas guru terdiri dari kegiatan-kegiatan guru yang dilakukan selama pembelajaran menggunakan metode mnemonik dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam proses observasi, pengamat tinggal memberikan tanda  pada kolom YA jika guru melakukan kegiatan tersebut atau pada kolom TIDAK jika guru tidak melakukan kegiatan tersebut. Berikut tabel daftar aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan metode mnemonik. Tabel 3.4. Daftar Aktivitas Guru NO Aktivitas Guru YA TIDAK 1. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2. Guru membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari 4- 5 anggota tiap kelompok. 3. Guru memakai media LKS untuk berdiskusi di dalam kelompok 4. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentsikan hasil diskusi kelompok 5. Guru sering berjalan ke belakang, ke samping, dan ke tengah memperhatikan siswa saat berdiskusi 6. Guru memakai metode pembelajaran mnemonic 7. Guru memberikan contoh penggunaan metode mnemonik 8. Guru menggunakan Instrumen untuk memakai metode mnemonic 9. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari 10. Guru memberikan tugas rumah untuk membantu siswa belajar tentang materi yang telah dipelajari 2 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Instrumen observasi aktivitas siswa terdiri dari kegiatan-kegiatan siswa yang dilakukan selama pembelajaran menggunakan metode mnemonik dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam proses observasi, pengamat tinggal memberikan tanda  pada kolom YA jika sebagian besar siswa melakukan kegiatan tersebut atau pada kolom TIDAK jika sebagian besar siswa tidak melakukan kegiatan tersebut. Berikut tabel daftar aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode mnemonik. Tabel 3.5. Daftar Aktivitas Siswa NO Aktivitas Siswa YA TIDAK 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru praktikan 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran 4. Siswa bertanya pada guru jika ada yang kurang jelas 5. Siswa mencatat hal-hal penting 6. Siswa melakukan setiap proses dalam metode mnemonik 7. Siswa mengerjakan tugas dengan baik 8. Siswa aktif jika guru memberikan pertanyaan pada siswa 9. Siswa tidak terlambat datang pada saat jam pelajaran berlangsung 10. Terjadi interaksi antara guru dengan siswa

H. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Kuesioner Daya Ingat Siswa Sebelum kuesioner digunakan dalam pengambilan data, setiap pernyataan pada kuesioner dikonsultasikan kepada dosen pembimbing agar instrumen layak untuk digunakan dan sesuai dengan tujuan penelitian Validitas teknik penilaian pakar. Data dari kuesioner daya ingat siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa. Dalam analisis kuesioner, skor setiap jawaban diberi dengan pedoman nilai sebagai berikut: Tabel 3.6. Skor pernyataan dalam Kuesioner Jawaban Skor untuk pernyataan positif Skor untuk pernyataan negatif Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Seluruh skor hasil kuesioner dimasukan dalam tabel hasil kuesioner kemudian dihitung skor total yang diperoleh masing-masing siswa, dilanjutkan dengan menghitung persentase skor daya ingat siswa dengan rumus sebagai berikut: = × 100 Keterangan: H : Hasil persentase daya ingat siswa J : Jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa M : Jumlah skor maksimum 150 Setelah diperoleh persentase daya ingat masing-masing siswa pada perhitungan di atas, selanjutnya ditentukan kriteria daya ingat masing-masing siswa sebagai berikut: Tabel 3.7. Kriteria Daya Ingat Siswa Interval Kriteria Daya Ingat  20 Sangat Rendah 21 – 40 Rendah 41 – 60 Cukup 61 – 80 Tinggi 81 – 100 Sangat Tinggi Sumber : Diadaptasi dari Kartika Budi 2001:55 Dari tabel di atas, dapat diartikan kriteria daya ingat siswa sebagai berikut: 1 Siswa yang memiliki persentase daya ingat kurang dari atau sama dengan 20, berarti daya ingat siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah. 2 Siswa yang memiliki persentase daya ingat 21 sampai dengan 40, berarti daya ingat siswa dalam proses pembelajaran rendah. 3 Siswa yang memiliki persentase daya ingat 41 sampai dengan 60, berarti daya ingat siswa dalam proses pembelajaran cukup. 4 Siswa yang memiliki persentase daya ingat 61 sampai dengan 80, berarti daya ingat siswa dalam proses pembelajaran tinggi. 5 Siswa yang memiliki persentase daya ingat 81 sampai dengan 100, berarti daya ingat siswa dalam proses pembelajaran sangat tinggi. Setelah diperoleh kriteria daya ingat masing-masing siswa, langkah berikutnya adalah menghitung persentase daya ingat siswa secara keseluruhan, dengan menghitung jumlah siswa yang termasuk dalam masing-masing kriteria. Perhitungan persentase daya ingat siswa secara keseluruhan dengan cara: = Σ × 100 Keterangan: H : Hasil persentase daya ingat siswa secara keseluruhan Σ : Jumlah siswa yang diperoleh sesuai kriteria N : Jumlah seluruh siswa Selanjutnya dapat ditentukan kriteria daya ingat siswa secara keseluruhan menggunakan tabel kriteria daya ingat siswa sebagai berikut: Tabel 3.8. Kriteria Daya Ingat Siswa Secara Keseluruhan ST ST+T ST+T+ C ST+T+C+ R ST+T+C+ R+SR Kriteria ≥75 Sangat Tinggi 75 ≥75 Tinggi 75 ≥65 Cukup 65 ≥65 Rendah 65 Sangat Rendah Sumber : Diadaptasi dari Kartika Budi 2001:55 Keterangan: ST : Kriteria daya ingat siswa Sangat Tinggi T : Kriteria daya ingat siswa Tinggi C : Kriteria daya ingat siswa Cukup R : Kriteria daya ingat siswa Rendah SR : Kriteria daya ingat siswa Sangat Rendah Dari tabel di atas dapat diartikan kriteria daya ingat siswa secara keseluruhan sebagai berikut: 1 Jika persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi lebih dari atau sama dengan 75 ST ≥ 75 maka dapat dikatakan daya ingat belajar siswa secara keseluruhan sangat tinggi. 2 Jika persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi kurang dari 75 ST  75 dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi mencapai lebih dari atau sama dengan 75 ST+T ≥75 maka dapat dikatakan daya ingat belajar siswa secara keseluruhan tinggi. 3 Jika persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi kurang dari 75 ST+T  75 dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi dan kriteria cukup mencapai lebih dari atau sama dengan 65 ST+T+C ≥65 maka dapat dikatakan daya ingat belajar siswa secara keseluruhan cukup. 4 Jika persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi dan kriteria cukup kurang dari 65 ST+T+C  65 dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi dan kriteria cukup serta kriteria rendah mencapai lebih dari atau sama dengan 65 ST+T+C+R ≥65 maka dapat dikatakan daya ingat belajar siswa secara keseluruhan rendah. 5 Jika persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi dan kriteria cukup, serta kriteria rendah kurang dari 65 ST+T+C+R  65 maka dapat dikatakan daya ingat belajar siswa secara keseluruhan sangat rendah.

Dokumen yang terkait

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI Komparasi Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kelengkapan Fasilitas Belajar dan Motivasi Siswa Kelas VII SMP N 23 Surakarta.

0 3 12

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Snowball Throwing Dan Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Kelas X SMK

0 5 16

PERBANDINGAN ANTARA METODE ACTIVE DEBATE DENGAN METODE DISKUSI DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Perbandingan antara metode active debate dengan metode diskusi ditinjau dari hasil belajar pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 1 kelas Manyaran Tahun ajaran 2

0 0 15

Efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan transformasi ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI TOI di SMK N 2 Depok tahun ajaran 2015/2016.

0 4 246

Pengaruh penerapan model pembelajaran Jigsaw terhadap kebiasaan belajar siswa dan hasil belajar Matematika materi statistika pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2

0 4 311

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PADA MATA DIKLAT PENGUKURAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK N 2 DEPOK, SLEMAN.

0 0 274

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LAS DASAR PADA SISWA KELAS X SMK N 2 DEPOK MENGGUNAKAN MODUL MENGELAS DENGAN SMAW.

0 0 124

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DASARDASAR ELEKTRONIKA SISWA KELAS X PROGRAM STUDI TEKNIK AUDIO VIDEO SMK N 2 DEPOK, SLEMAN.

0 1 78

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR UNSUR-UNSUR DASAR TARI SISWA KELAS X SMK N 2 WONOSARI.

0 0 178

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSIKUADRAT DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SAPTOSARI.

0 1 63