Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

dibandingkan dengan orang lain yang kurang tidak berbakat di bidang itu. Dari uraian di atas jelaslah bahwa itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. e Motif James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut: Motive is an effective-conative faktor which operates in determining the direction of an individual’s behavior toward an end or goal, consioustly apprehended or unconsciously. ” Jadi motif erat sekali hubunganya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak pendorongnya. f Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap matang. Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dar kematangan dan belajar. g Kesiapan Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah: Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebh baik. 3 Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohanibersifat psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untu membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidakkurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapai hal-hal yang selalu samakonstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya. b. Faktor-faktor eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor-faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut. 1 Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. a Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orangtua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. b Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota kelurga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota kelurga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalkan apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem yang sejenis. c Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut, dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah ngluyur, akibatnya belajarnya kacau. Rumah yang sering dipakai untuk keperluan- keperluan, misalkan untuk resepsi, pertemuan, pesta- pesta, upacara keluarga dan lain-lain, dapat mengganggu belajar anak. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder, atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak, terutama untuk berkonsentrasi. Semua contoh di atas adalah suasana rumah yang memberi pengaruh negatif terhadap belajar anak. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasanbetah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik. d Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi kelurga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya, misalkan makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. e Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendoronganya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. f Latar belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2 Faktor Sekolah Faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup a Metode mengajar, Metode mengajar adalah suatu cara jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru biasanya mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengatuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang berani mecoba metode- metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. b Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagaian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaram itu. c Relasi guru dengan siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancer. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. d Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjaadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan- alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakukan yang kurang menyenangkan dari teman- temannya. e Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat. f Metode Belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. 3 Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. a Kegiatan siswa dalam masyarakat Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. b Mass media Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. c Teman bergaul Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang teridiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang- orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita- cita yang luhur akan masa depan anaknya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi. Dari penjelasan diatas, bahwa belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari diri seseorang tersebut maupun yang berasal dari luar diri seseorang. Jadi, menurut penulis dari faktor-faktor diatas yang paling berpengaruh terhadap proses belajar adalah motivasi dan minat.

3. Prinsip Belajar

Menurut Wiliam Burton dalam Hamalik 2013:31 prinsip belajar adalah: a Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui. b Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran – mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. c Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid; d Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu; e Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan; f Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid; g Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid; h Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuannya; i Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah pengalaman, adanya interaksi antara si pembelajar dan lingkungan belajar, belajar harus bermakna, sehingga mendorong siswa untuk termotivasi belajar mandiri. Dengan demikian, motivasi belajar berpengaruh terhadap proses belajar siswa.

B. MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

Menurut Eveline Hartati 2011: 49 motivasi berasal dari Bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakan. Lebih lanjut menurut Wlodkowski 1985 dalam Eveline Hartati 2011: 49 motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan prilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut. Menurut Uno 2007:3 motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri sesorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi dibagi atas dua jenis yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berikut penjelasan kedua motivasi tersebut secara gamblang oleh Uno 2007:7 yaitu bahwa, motivasi intrinsic yaitu motivasi yang muncul dari dalam seperti minat dan keingintahuan curiosity, sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk – bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor berupa ganjaran dan atau hukuman. Motivasi memiliki beberapa fungsi, fungsi motivasi menurut Sardiman 2007:161 adalah a mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar; b motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan; c motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Menurut Sardiman 2007:78, dapat ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti berikut. Gambar 2.1.1 Segitiga Hierarki Kebutuhan Maslow Menurut Eveline Hartati 2011: 38 kebutuhan pada diri manusia selalu menuntut pemenuhan, dimulai dari tahapan yang paling dasar secara hierarkis menuju kepada kebutuhan yang paling tinggi. Tahapan- tahapan kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: a Physiological needs : kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian dan tempat tinggal, termasuk juga kebutuhan biologis. Disebut sebagai kebutuhan paling dasar karena dibutuhkan semua makhluk hidup, termasuk manusia. b SafetySecurity needs: kebutuhan akan Physiological needs Safetysecurity needs Social needs Esteem needs Self-actualization needs rasa aman secara fisik dan psikis. Aman secara fisik, seperti terhindar dari gangguan kriminalitas, terori, binatang buas, orang lain, tempat yang tidak aman dan sebagainya. Aman secara psikis, misalnya tidak kena marah, tidak diejek, tidak direndahkan, tidak dimutasikan dengan tidak jelas, diturunkan pangkatnya, dan sebagainya. c Social needs: kebutuhan sosial dibutuhkan manusia agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bagi siswa agar dapat belajar dengan baik, ia harus merasa diterima dengan baik oleh teman-temannya. d Esteem needs: kebutuhan ego termasuk keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise. Seseorang membutuhkan kepercayaan dan tanggung jawab dari orang lain. Dalam pembelajaran, dengan diberikan tugas-tugas yang menantang, maka siswa akan terpenuhi kebutuhan egonya. e Self- actualization needs : kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini seseorang mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang dimilikinya. Untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, siswa perlu suasana dan lingkungan yang kondusif. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan dalam diri dan atau dari luar diri seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Motivasi Belajar

Menurut Uno 2007:23 motivasi belajar adalah dorongan internal dan dorongan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik 2013:157 bahwa perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Menurut Dalyono 2010: 235 motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Dalyono2010:57 menjelaskan bahwa motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri. Menurut Djamarah 2011,150 bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Lebih lanjut seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Dari uraian di atas, belajar itu akan lebih berhasil apabila terdapat motivasi. Motivasi belajar adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Yang lebih berpengaruh dalam belajar adalah adanya motivasi intrinsik yang berasal dari benak siswa, sehingga motivasi berpengaruh terhadap belajar.

3. Ciri-ciri Siswa termotivasi belajar

Berikut ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar menurut pandangan H.J.M Hermans dalam Winkel 1987:97: a Kecederungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang, namun tidak di atas taraf kemampuannya;b Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menemukan penyelesaian masalah sendiri, tanpa disuapi terus menerus; c Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit di atas taraf yang telah tercapai sebelumnya; d Orientasi pada masa depan. Kegiatan belajar dipandang sebagai jalan menuju ke realisasi cita-cita; e Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan tema itu untuk menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan atas dasar rasa simpati atau perasaan senang terhadap teman itu; f Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi rintangan. Sejalan dengan apa yang dikatakan Dalyono 2010:235-236 bahwa seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akbatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, ciri-ciri siswa termotivasi belajar adalah siswa senang mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang sesuai dengan kemampuannya, adanya hasrat

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi

3 11 125

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185