Hubungan motivasi dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan sistem koordinat di kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

(1)

vii ABSTRAK

Malelang, Leonardus Igor Sidha. (2015). Hubungan Motivasi dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Koordinat Di Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII E SMP Pengudi Luhur 1 Yogyakarta. (2) bagaimana minat belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (3) hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan sistem koordinat. (4) hubungan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan sistem koordinat.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kuantitatif korelasional. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berjumlah 29 siswa. Instrumen dalam penelitian ini meliputi lembar kuisioner motivasi belajar siswa dan minat belajar siswa, tes hasil belajar. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar yaitu dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Sedangkan validasi butir dengan uji coba. Butir soal tidak valid direvisi. Reliabilitas kuisioner motivasi belajar berdasarkan fakta sebesar 0,71 dan berdasarkan opini sebesar 0,73, kusioner minat sebesar 0,95,dan tes hasil belajar 0,56.

Hasil penelitian ini menunjukan (1) motivasi belajar siswa kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang. (2) minat belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta rendah. (3) Ada hubungan positif namun tidak signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar, dengan besar kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 1,23%. (4) Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar, dengan besar kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 23,14%.


(2)

viii ABSTRACT

Malelang, Leonardus Igor Sidha. (2015). The Correlation of Motivation and Attention Learning Toward The Student’s Learning Achievement on The Topic of Coordinate System on The Class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aim to determine (1) how was the motivation learning of student on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (2) how was the attention learning of student on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (3) The correlation between motivation learning and learning achievement of students on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (4) the correlation between attention learning and learning achievement of students on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

This research belongs to descriptive quantitative correlational. The subject of this research were students on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. This research using some instruments. They were, motivation questionnaire, attention questionnaire, and the student’s achievement test. The content validity was obtained through the expert. The validity of the content was gotten by a try out. The statements or questions which ware not valid will be revised. Reliability of the learning motivation quisionnaire based on the fact was 0.71, based on the opinion was 0.73, attention quisionnaire was 0.95, and the learning achievement test was 0.56.

The result of this research show that (1) student’s motivation learning on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta belongs to moderate. (2) student’s attention learning on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta belongs to inferior. (3) there was an insignificant positive correlation between motivation learning and learning achievement, which motivation learning’s contribution was 1,23%. (4) there was a significant positive correlation between attention learning and learning achievement, which attention learning’s contribution was 23,14%.


(3)

i

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SISTEM

KOORDINAT DI KELAS VIII E SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Leonardus Igor Sidha Malelang 111414090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“ Biarlah dekapan kasih-Mu, menguatkan aku untuk berjuang. Menyadarkan aku bahwa aku tidak sendirian, tetapi Engkau tak pernah lena dan tetap memangku, mendekapku dalam segala suasana, lebih-lebih dalam suasana yang gelap gulita

dan membosankan ini” (Doa Dalam Kesesakan)

&

“Ya Hati Yesus, kepada-Mu kuserahkan siapa saja yang berjasa kepadaku dan setiap orang yang kukasihi lindungilah jiwa raga mereka”


(7)

(8)

(9)

vii ABSTRAK

Malelang, Leonardus Igor Sidha. (2015). Hubungan Motivasi dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Koordinat Di Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII E SMP Pengudi Luhur 1 Yogyakarta. (2) bagaimana minat belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (3) hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan sistem koordinat. (4) hubungan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan sistem koordinat.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kuantitatif korelasional. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berjumlah 29 siswa. Instrumen dalam penelitian ini meliputi lembar kuisioner motivasi belajar siswa dan minat belajar siswa, tes hasil belajar. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar yaitu dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Sedangkan validasi butir dengan uji coba. Butir soal tidak valid direvisi. Reliabilitas kuisioner motivasi belajar berdasarkan fakta sebesar 0,71 dan berdasarkan opini sebesar 0,73, kusioner minat sebesar 0,95,dan tes hasil belajar 0,56.

Hasil penelitian ini menunjukan (1) motivasi belajar siswa kelas VII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang. (2) minat belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta rendah. (3) Ada hubungan positif namun tidak signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar, dengan besar kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 1,23%. (4) Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar, dengan besar kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar matematika sebesar 23,14%.


(10)

viii ABSTRACT

Malelang, Leonardus Igor Sidha. (2015). The Correlation of Motivation and Attention Learning Toward The Student’s Learning Achievement on The Topic of Coordinate System on The Class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aim to determine (1) how was the motivation learning of student on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (2) how was the attention learning of student on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (3) The correlation between motivation learning and learning achievement of students on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. (4) the correlation between attention learning and learning achievement of students on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

This research belongs to descriptive quantitative correlational. The subject of this research were students on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. This research using some instruments. They were, motivation questionnaire, attention questionnaire, and the student’s achievement test. The content validity was obtained through the expert. The validity of the content was gotten by a try out. The statements or questions which ware not valid will be revised. Reliability of the learning motivation quisionnaire based on the fact was 0.71, based on the opinion was 0.73, attention quisionnaire was 0.95, and the learning achievement test was 0.56.

The result of this research show that (1) student’s motivation learning on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta belongs to moderate. (2) student’s attention learning on the class VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta belongs to inferior. (3) there was an insignificant positive correlation between motivation learning and learning achievement, which motivation learning’s contribution was 1,23%. (4) there was a significant positive correlation between attention learning and learning achievement, which attention learning’s contribution was 23,14%.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan kasih-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian dalam rangka skripsi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 dengan baik, lancar, dan sesuai dengan harapan.

Penelitian dan penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Yesus Kristus yang memberikan penulis anugerah, rahmat dan kekuatan dalam menjalani penelitian dan penyusunan skripsi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sehingga dapat berjalan dengan lancar.

2. Drs. Sukardjono, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan kepada penulis dari awal sampai berakhirnya penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd dan Bapak Febi Sanjaya, M.Sc, selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 4. Ibu Caecilia Peny Suryaningtyas, S.Pd selaku guru pembimbing yang dengan sabar membimbing, mendampingi, dan memberikan pengarahan selama penulis melaksanakan penelitian.

5. Kedua orang tua dan adikku yang tercinta, terima kasih telah memberikan dukungan baik moral maupun material selama melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.

6. Semua guru dan staf karyawan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan informasi, pengetahuan baru, perhatian.

7. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, khususnya kelas VIII D dan kelas VIII E yang telah berpartisipasi dalam kelancaran penelitian dan pengambilan data penelitian serta memberikan pengalaman yang sangat berharga selama penulis melaksanakan penelitian kelas.

8. Sahabat-sahabat penulis yaitu Pilipus Neri Agustima, Meta Dispini, Singgih S.W, Paskalia Siwi S, Prapti Mahayuningsih, Yuliana Pebri Heriawati, Emilia


(12)

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 7

G. Manfaat Hasil Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10

3. Prinsip Belajar ... 25

B. Motivasi ... 26

1. Pengertian Motivasi ... 26


(14)

3. Ciri-Ciri Siswa Termotivasi Belajar ... 30

C. Minat Belajar ... 31

1. Pengertian Minat ... 31

2. Minat Belajar Siswa ... 32

D. Hasil Belajar ... 34

E. Materi Pembelajaran ... 35

1. Bidang Koordinat ... 36

2. Koordinat ... 37

3. Posisi Suatu Titik Terhadap Sumbu-Sumbu Koordinat ... 39

4. Posisi Suatu Garis Terhadap Sumbu Koordinat ... 39

5. Titik Tengah Ruas Garis ... 41

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 42

G. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 45

B. Subyek Penelitian ... 45

C. Obyek Penelitian ... 45

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 45

E. Variabel Penelitian ... 46

1. Variabel Bebas ... 46

2. Variabel Terikat ... 46

F. Instrumen Penelitian... 46

1. Instrumen Untuk Mengukur Motivasi Belajar Siswa ... 46

2. Instrumen Untuk Mengukur Minat Belajar Siswa ... 47

3. Instrumen Untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa ... 47

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Menyebar Kuesioner Motivasi Belajar dan Minat Belajar ... 47

2. Tes Hasil Belajar ... 48

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 48

1. Validitas Instrumen a. Validitas Isi ... 48


(15)

b. Validitas Butir Soal ... 48

2. Reliabilitas Instrumen ... 49

3. Kisi-Kisi Instrumen a. Motivasi Belajar ... 51

b. Tes Hasil belajar ... 58

I. Uji Coba Instrumen ... 59

1. Validitas Butir Soal ... 59

a. Motivasi Belajar ... 59

b. Tes Hasil Belajar ... 60

2. Reliabilitas Uji Coba Instrumen ... 61

J. Teknik Analisis Data ... 61

1. Persentase Kehadiran Siswa ... 61

2. Analisis Data Motivasi Belajar ... 61

3. Analisis Data Minat Belajar ... 63

4. Analisis Hasil Belajar ... 63

5. Analisis Wawancara ... 64

6. Analisis Korelasi Motivasi belajar, Minat Belajar terhadap Hasil Belajar ... 64

a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 65

b. Uji Korelasi Product Moment Pearson ... 65

c. Uji Korelasi Peringkat Bertanda Sperman ... 65

d. Regresi Linear ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kelayakan Analisis... 67

B. Deskripsi ... 67

1. Motivasi Belajar ... 68

a. Data Mentah ... 68

b. Statistik ... 68

c. Histogram ... 69

2. Minat Belajar ... 70


(16)

b. Statistik ... 71

c. Histogram ... 71

3. Hasil Belajar Matematika ... 73

a. Data Mentah ... 73

b. Statistik ... 74

c. Histogram ... 75

4. Pengelompokan Siswa ... 76

C. Inferensi... 77

1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa ... 77

b. Uji Normalitas Data Tes Hasil Belajar ... 78

2. Uji Korelasi a. Uji Korelasi Antara Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar 79 b. Uji Korelasi Antara Minat Belajar Dan Hasil Belajar .... 79

3. Analisis Regresi Linier a. Analisis Regresi Linear Antara Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar ... 80

b. Analisis Regresi Linear Antara Minat Belajar Dan Hasil Belajar ... 82

D. Pembahasan 1. Korelasi Antara Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar ... 83

2. Korelasi Antara Minat Belajar Dan Hasil Belajar... 84

E. Pendalaman Analisis ... 84

1. Motivasi Belajar Tinggi Namun Hasil Belajar Rendah ... 85

2. Motivasi Belajar Rendah Namun Hasil Belajar Tinggi ... 88

3. Minat Belajar Rendah Namun Hasil Belajar Tinggi ... 90

F. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 96


(17)

xv

Gambar 2.1.1 Segitiga Hierarki Kebutuhan Maslow ... 27

Gambar 2.2.1 Grafik Yang Menunjukan Sumbu X, Sumbu Y, Titik Pangkal Awal dan Angka Romawi ... 36

Gambar 2.2.2 Menggambar Sebuah Titik Dengan Koordinat Tertentu ... 38

Gambar 2.2.3 Posisi Suatu Titik Terhadap Sumbu-Sumbu Koordiat ... 39

Gambar 2.2.4 Posisi Garis Terhadap Sumbu-Sumbu Koordinat ... 40

Gambar 2.1.5 Titik Tengah Ruas Garis ... 41

Gambar 4.1.1 Histogram Motivasi Belajar ... 70

Gambar 4.1.2 Histogram Minat Belajar ... 72

Gambar 4.1.3 Histogram Tes Hasil Belajar ... 76

Gambar 4.2.1 Regresi Linear Motivasi Belajar & Tes Hasil Belajar ... 81

Gambar 4.2.2 Regresi Linear Minat Belajar & Tes Hasil Belajar ... 82


(18)

xvi

Tabel 2.1.1 Kompetensi Dasar dan Indikator ... 35

Tabel 3.1.1 Interprestasi Tingkat Validitas ... 49

Tabel 3.1.2 Interprestasi Reliabilitas ... 50

Tabel 3.2.1 Kisi-kisi kuesioner Motivasi Berdasarkan Fakta ... 51

Tabel 3.2.2 Kisi-kisi kuesioner Motivasi berdasarkan Opini ... 52

Tabel 3.2.3 Silabus Matematika Kelas VIII Ganjil KD 3.10 ... 54

Tabel 3.2.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 58

Tabel 3.3.1 Validasi Uji Coba Kuesioner Motivasi Berdasarkan Fakta ... 59

Tabel 3.3.2 Validasi Uji Coba Kuesioner Motivasi Berdasarkan Opini ... 60

Tabel 3.3.3 Validasi Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar ... 60

Tabel 3.4.1 Skoring Instrumen Motivasi Berdasarkan Fakta ... 62

Tabel 3.4.2 Skoring Instrumen Motivasi Berdasarkan Opini... 62

Tabel 4.1.1 Data Mentah Motivasi Belajar ... 68

Tabel 4.1.2 Statistik Data Motivasi Belajar ... 69

Tabel 4.1.3 Distribusi Frekuensi Data Motivasi belajar... 70

Tabel 4.2.1 Data Mentah Minat Belajar ... 71

Tabel 4.2.2 Statistik Data Minat Belajar ... 71

Tabel 4.2.3 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar... 72

Tabel 4.3.1 Data Mentah Tes Hasil Belajar ... 73

Tabel 4.3.2 Statistik Data Tes Hasil Belajar ... 75

Tabel 4.3.3 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar ... 75

Tabel 4.4.1 Kelompok Siswa Berdasarkan Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar 76 Tabel 4.4.2 Kelompok Siswa Berdasarkan Minat belajar dan Tes Hasil Belajar 76


(19)

xvii A. Kisi-Kisi Kuisioner dan THB

A.1 Kisi-kisi instrument motivasi belajar ... 109

A.2 Kisi-kisi instrument minat belajar ... 113

A.3 Kisi-kisi instrument tes hasil belajar ... 119

B. Validasi Instrumen dan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen B.1.1 Validasi Kuisioner Motivasi... 128

B.1.2 Validasi Kuisioner Minat ... 131

B.1.3 Validasi Kisi-Kisi dan Instrumen THB ... 133

B.2.1 Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Motivasi Berdasarkan Fakta.. 142

B.2.2 Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Motivasi Berdasarkan Opini . 146 B.2.3 Reliabilitas Kuisioner Minat ... 150

B.2.4 Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar... 151

C. Tabel Perhitungan Uji Normalitas, Korelasi, dan Regresi C.1.1 Uji Normalitas Data Motivasi Belajar ... 155

C.1.2 Uji Normalitas Data Tes Hasil Belajar ... 156

C.2.1 Uji Korelasi Motivasi Belajar dan Tes Hasil belajar ... 157

C.2.2 Uji Korelasi Minat Belajar dan Tes Hasil Belajar ... 158

C.3.1 Analisis Regresi Linear Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar .... 159

C.3.2 Analisis Regresi Linear Minat Belajar dan Tes Hasil Belajar ... 160

D. Sampel Kuisioner dan Hasil THB Siswa D.1 Contoh Kuisioner Motivasi Siswa ... 161

D.2 Contoh Kuisioner Minat Siswa ... 163


(20)

E.1 Dokumentasi Penelitian ... 178 F. Surat Perizinan

F.1 Surat Izin Penelitian ... 179 G. Lain-lain

G.1 Tabel Distribusi Kolmogorov-Smirnov ... 180 G.2 Tabel Distribusi Product Moment Pearson ... 181


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah bagian terpenting dalam diri seseorang untuk menjadi manusia yang berkualitas. Salah satu tempat dimana kita mengenyam pendidikan adalah sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa (Slameto, 2010:1).

Ada 2 faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor fisiologis dan psikologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah motivasi, minat. Faktor psikologis pertama yang mempunyai andil besar dalam keberhasilan belajar adalah motivasi. Sesuai dengan apa yang dikatakan Hamalik (2013:157) bahwa perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Dapat dikatakan bahwa dari pernyataan tersebut belajar akan berhasil jika motivasi itu timbul dalam diri siswa atau sering kita sebut sebagai motivasi intrinsik. Dengan demikian apabila siswa memiliki motivasi intrinsik menurut Hudoyo (2010 :106) kegiatan dimulai dan dilaksanakan karena adanya dorongan yang langsung dikaitkan dengan


(22)

kegiatan tersebut, misalnya para siswa mengerjakan tugas-tugas matematika karena memang ia berminat untuk mendalami matematika. lebih lanjut, metode pembelajaran juga berpengaruh terhadap proses belajar, Slameto (2010:65) berpendapat bahwa guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan demikian motivasi akan berdampak positif terhadap hasil belajarnya.

Faktor psikologis kedua yang mempengaruhi pembelajaran yang ada kaitannya dengan motivasi adalah minat. Menurut Khairani (2010:180) minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subjek terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada objek tersebut. Lebih lanjut suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Ini berarti bahwa siswa yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal, misalkan belajar matematika, maka ia akan berpartisipasi dalam setiap aktivitas kegiatan belajar matematika.

Peneliti melakukan observasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pangudi luhur (PL) 1 Yogyakarta. Sekolah ini jauh dari keramaian dan hampir di setiap bagian sekolah ditanam pohon yang sangat besar dan


(23)

rimbun sehingga suasana di sekolah sangat mendukung terjadinya proses pembelajaran. Fasilitas sekolah ini sangat lengkap.

Observasi di kelas VIII E di sekolah tersebut mulai pada tanggal 25 Juli 2015, pembelajaran diawali dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat-alat belajar dan mengkondisikan kelas menjadi tenang. Guru meminta tugas atau pekerjaan rumah (PR) pertemuan lalu untuk dikumpulkan. Guru juga bertanya apakah ada materi pembelajaran pertemuan sebelumnya yang masih kurang jelas dan apakah ada tugas rumah yang perlu dibahas. Metode pembelajaran yang digunakan guru berupa ceramah. Guru dominan dalam pembelajaran di kelas selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Peneliti melihat guru menjelaskan, siswa memperhatikan, dan menulis apa yang ditulis guru. Selama proses pembelajaran guru sesekali berkeliling untuk bertanya kepada siswa. Guru sesekali memberikan pertanyaan secara klasikal dan siswa menjawab sering kali menjawab secara bersamaan.

Saat proses pembelajaran, guru memberikan materi, lalu beberapa contoh soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu, guru memberikan beberapa latihan soal. Latihan ini bertujuan agar materi yang diberikan dapat membantu siswa untuk memperdalam pemahaman siswa. Namun yang terjadi, siswa enggan untuk segera mengerjakan latihan soal-soal tersebut. Dari sini terlihat bahwa siswa tidak memiliki motivasi belajar dalam kelas. Ketika guru bertanya kepada siswa apakah ada yang ingin mengerjakan latihan tersebut, tidak ada respon dari siswa. Siswa asyik


(24)

berbincang dengan teman sebangku atau grup dalam kelas dan acuh terhadap pembelajaran di kelas. Disini juga terlihat minat siswa kurang dalam pembelajaran matematika. Ini terlihat ketika guru sedang menjelaskan suatu materi ada siswa yang tidak memperhatikan guru, tetapi justru berbincang teman sebangku dengan bahan perbincangan lain. Sesekali guru memberi nasihat dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang sedang dibicarakan akan tetapi siswa tersebut tidak bisa menjawab dengan benar.

Saat peneliti diberi kesempatan berkeliling oleh guru. Dari pekerjaan siswa, masih banyak siswa yang tidak bisa mengerjakan soal latihan-latihan mengenai sistem koordinat. Siswa takut untuk bertanya kepada guru pada saat menemui kesulitan atau kurang paham. Siswa tidak menguasai konsep operasi bilangan bulat serta menyelesaikan suatu operasi aljabar pada bilangan bulat dari cara siswa mengerjakan, baik mengerjakan latihan dengan mandiri maupun dengan berdiskusi dengan teman sebangku. Diakhir pembelajaran guru memberikan tugas rumah, dengan tujuan materi yang hari ini dipelajari lebih terasah ketika mengerjakan latihan soal-soal di rumah. Siswa sering mengumpulkan pekerjaan rumah tersebut meskipun, ada juga yang terlambat mengerjakan. Namun dari hasil yang mereka kumpulkan tidak diketahui dikerjakan secara mandiri atau merupakan pekerjaan orang lain.


(25)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat didentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Ada beberapa siswa tidak segera mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar siswa rendah.

2. Ada beberapa siswa tidak merespon pertanyaan guru saat guru bertanya kepada siswa, ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar siswa rendah.

3. Ada beberapa siswa berbincang hal lain dengan teman-teman sebangkunya dalam KBM, ini mengindikasikan bahwa minat belajar siswa rendah.

4. Ada beberapa siswa kurang paham tentang bagaimana operasi aljabar pada bilangan bulat.

5. Kebanyakan siswa takut bertanya pada saat menemui kesulitan dalam mengerjakan latihan soal.

C. PEMBATASAN MASALAH

Dari identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi penelitian pada hubungan motivasi dan minat kepada pembelajaran matematika di kelas terhadap hasil belajar matematika Di kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016


(26)

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana motivasi belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

2. Bagaimana minat belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

3. Bagaimana hubungan antara motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

4. Bagaimana hubungan antara minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitiaan ini adalah untuk,

1. mengetahui motivasi belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,

2. mengetahui minat belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,

3. mengetahui hubungan antara motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,

4. mengetahui hubungan antara minat belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.


(27)

F. BATASAN ISTILAH

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Istilah-istilah yang akan dibahas antara lain sebagai beikut.

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha dalam melakukan perubahan tingkah laku yang lebih baik dengan cara berinteraksi dan memiliki pengalaman dengan lingkungannya baik individu dengan individu maupun individu dengan pendidik.

2. Motivasi

Motivasi adalah sebuah dorongan dalam diri dan atau luar diri seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

3. Minat

Minat adalah gejala psikologis dimana seseorang merasa tertarik dan menilai ada manfaat pada suatu benda, barang, atau aktivitas yang menimbulkan perasaan senang dan kepuasan.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.


(28)

G. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti sebagai calon guru

Sebagai calon guru, penting bagi peneliti hasil penelitian ini sebagai bekal kelak dalam mengajar siswa-siswa pentingnya motivasi dan minat siswa dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajar yang memuaskan. Bekal untuk menambah wawasan peneliti bagaimana membangun motivasi siswa agar senang untuk belajar matematika, dan bagaimana membuat siswa berminat dalam pembelajaran matematika dengan berbagai aktifitas yang efektif dan menarik siswa untuk belajar matematika.

2. Bagi Sekolah

Penelitian ini menjadi referensi bagi guru-guru mengenai bagaimana membangun motivasi dan minat siswa dalam kelas sehingga pembelajaran di kelas menjadi menarik dan efektif, sehingga hasil belajar siswa memuaskan bagi sekolah.

3. Bagi Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan

Menambah referensi pengetahuan dalam dunia pendidikan dan menambah wawasan penelitian bagi pembaca.


(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar dapat diartikan sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto ,2010:2).

Menurut Hamalik (2013:27), belajar dapat dirumuskan menjadi dua yaitu belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Menurut Roestiyah(1982:149) belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu.

Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow dalam Roestiyah (1982:149) belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

Menurut Hudojo (1988:1) seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.


(30)

Menurut Winkel (1987:36) belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai berikut: suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan -perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai - sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Lebih lanjut menurut Winkel (1987:38) perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau pula penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh.

Menurut Syah(1997:92) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha dalam melakukan perubahan tingkah laku yang lebih baik dengan cara berinteraksi dan memiliki pengalaman dengan lingkungannya baik individu dengan individu maupun individu dengan pendidik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah


(31)

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor-faktor internal

Di dalam membicarakan faktor internal ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah a) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya kurang darah ataupun gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.


(32)

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/ badan.

Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor itu adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas faktor-faktor tersebut.

a) Intelegensi

Untuk memberikan pengertian tentang inteligensi, J.P Chaplin merumuskannya sebagai: (1) The ability to meet and adapt to novel situasions quickly and effectively. (2)


(33)

the ability to utilize abstract concept effectively. (3) The ability to grasp relationships and to learn quickly. Jadi inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

c) Minat

Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah

sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.


(34)

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasaan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik perhatian, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

d) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terrealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar


(35)

dibandingkan dengan orang lain yang kurang /tidak berbakat di bidang itu.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

e) Motif

James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut: Motive is an effective-conative faktor which operates in determining the direction of an individual’s behavior toward an end or goal, consioustly apprehended or unconsciously.

Jadi motif erat sekali hubunganya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/ pendorongnya.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar


(36)

akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dar kematangan dan belajar.

g) Kesiapan

Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah: Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebh baik.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani(bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untu membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.


(37)

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapai hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.

b. Faktor-faktor eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor-faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut.

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas


(38)

oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orangtua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

b) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota kelurga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota kelurga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalkan apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem yang sejenis. c) Suasana rumah


(39)

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut, dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya belajarnya kacau.

Rumah yang sering dipakai untuk keperluan-keperluan, misalkan untuk resepsi, pertemuan, pesta-pesta, upacara keluarga dan lain-lain, dapat mengganggu belajar anak. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder, atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak, terutama untuk berkonsentrasi. Semua contoh di atas adalah suasana rumah yang memberi pengaruh negatif terhadap belajar anak.


(40)

Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan/betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi kelurga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya, misalkan makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku, dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendoronganya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.


(41)

f) Latar belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2) Faktor Sekolah

Faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup a) Metode mengajar,

Metode mengajar adalah suatu cara/ jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru biasanya mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengatuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang berani mecoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagaian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaram itu.


(42)

c) Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancer. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

d) Relasi siswa dengan siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjaadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakukan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya.

e) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

f) Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil


(43)

belajar siswa itu. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar.

b) Mass media

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.

c) Teman bergaul

Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman


(44)

bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang teridiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi.

Dari penjelasan diatas, bahwa belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari diri seseorang tersebut maupun yang berasal dari luar diri seseorang. Jadi, menurut penulis dari faktor-faktor diatas yang paling berpengaruh terhadap proses belajar adalah motivasi dan minat.


(45)

3. Prinsip Belajar

Menurut Wiliam Burton dalam Hamalik (2013:31) prinsip belajar adalah: (a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui. (b) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran – mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. (c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid; (d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu; (e) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan; (f) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid; (g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid; (h) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuannya; (i) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah pengalaman, adanya interaksi antara si pembelajar dan lingkungan belajar, belajar harus bermakna, sehingga mendorong siswa untuk termotivasi belajar mandiri. Dengan demikian, motivasi belajar berpengaruh terhadap proses belajar siswa.


(46)

B. MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

Menurut Eveline & Hartati (2011: 49) motivasi berasal dari Bahasa

Latin “movere”, yang berarti menggerakan. Lebih lanjut menurut Wlodkowski (1985) dalam Eveline & Hartati (2011: 49) motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan prilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut.

Menurut Uno (2007:3) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri sesorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Motivasi dibagi atas dua jenis yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berikut penjelasan kedua motivasi tersebut secara gamblang oleh Uno (2007:7) yaitu bahwa, motivasi intrinsic yaitu motivasi yang muncul dari dalam seperti minat dan keingintahuan (curiosity), sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk – bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor berupa ganjaran dan atau hukuman.

Motivasi memiliki beberapa fungsi, fungsi motivasi menurut Sardiman (2007:161) adalah (a) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu


(47)

perbuatan seperti belajar; (b) motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan; (c) motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Sardiman (2007:78), dapat ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti berikut.

Gambar 2.1.1 Segitiga Hierarki Kebutuhan Maslow

Menurut Eveline & Hartati (2011: 38) kebutuhan pada diri manusia selalu menuntut pemenuhan, dimulai dari tahapan yang paling dasar secara hierarkis menuju kepada kebutuhan yang paling tinggi. Tahapan-tahapan kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: (a) Physiological needs: kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian dan tempat tinggal, termasuk juga kebutuhan biologis. Disebut sebagai kebutuhan paling dasar karena dibutuhkan semua makhluk hidup, termasuk manusia. (b) Safety/Security needs: kebutuhan akan

Physiological needs

Safety/security needs Social needs Esteem needs Self-actualization needs


(48)

rasa aman secara fisik dan psikis. Aman secara fisik, seperti terhindar dari gangguan kriminalitas, terori, binatang buas, orang lain, tempat yang tidak aman dan sebagainya. Aman secara psikis, misalnya tidak kena marah, tidak diejek, tidak direndahkan, tidak dimutasikan dengan tidak jelas, diturunkan pangkatnya, dan sebagainya. (c) Social needs: kebutuhan sosial dibutuhkan manusia agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bagi siswa agar dapat belajar dengan baik, ia harus merasa diterima dengan baik oleh teman-temannya. (d) Esteem needs: kebutuhan ego termasuk keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise. Seseorang membutuhkan kepercayaan dan tanggung jawab dari orang lain. Dalam pembelajaran, dengan diberikan tugas-tugas yang menantang, maka siswa akan terpenuhi kebutuhan egonya. (e) Self -actualization needs: kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini seseorang mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang dimilikinya. Untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, siswa perlu suasana dan lingkungan yang kondusif.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah dorongan dalam diri dan atau dari luar diri seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.


(49)

2. Motivasi Belajar

Menurut Uno (2007:23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan dorongan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik (2013:157) bahwa perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Menurut Dalyono (2010: 235) motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Dalyono(2010:57) menjelaskan bahwa motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri. Menurut Djamarah (2011,150) bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Lebih lanjut seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.

Dari uraian di atas, belajar itu akan lebih berhasil apabila terdapat motivasi. Motivasi belajar adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Yang lebih berpengaruh dalam belajar adalah adanya motivasi intrinsik yang berasal dari benak siswa, sehingga motivasi berpengaruh terhadap belajar.


(50)

3. Ciri-ciri Siswa termotivasi belajar

Berikut ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar menurut pandangan H.J.M Hermans dalam Winkel (1987:97): (a) Kecederungan mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang, namun tidak di atas taraf kemampuannya;(b) Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri, serta menemukan penyelesaian masalah sendiri, tanpa disuapi terus menerus; (c) Keinginan kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit di atas taraf yang telah tercapai sebelumnya; (d) Orientasi pada masa depan. Kegiatan belajar dipandang sebagai jalan menuju ke realisasi cita-cita; (e) Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan tema itu untuk menyelesaikan tugas belajar bersama, bukan atas dasar rasa simpati atau perasaan senang terhadap teman itu; (f) Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi rintangan. Sejalan dengan apa yang dikatakan Dalyono (2010:235-236) bahwa seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akbatnya banyak mengalami kesulitan belajar.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, ciri-ciri siswa termotivasi belajar adalah siswa senang mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang sesuai dengan kemampuannya, adanya hasrat


(51)

untuk menguji diri dengan bekerja dan berusaha sendiri dengan mencoba menyelesaikan suatu masalah, lalu keinginan untuk maju dalam hal ini berprestasi, adanya keinginan belajar karena sadar akan pentingnya belajar untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan demikian dapat dikatakan motivasi belajar berpengaruh terhadap belajar siswa.

C. MINAT BELAJAR

1. Pengertian Minat

Menurut Khairani (2014:137) minat adalah gejala psikologis yang menujukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada objek tersebut.

Menurut Crow and Crow (1984) dalam Khairani (2014:137) minat dapat menujukan kemampuan untuk memberi stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan sesorang, sesuatu barang atau kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri.

Menurut Hurlock (1999) dalam Khairani (2014:136) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika sesorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan


(52)

menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Menurut Slameto (1995) dalam Khairani (2014:145) minat sebagai salah satu aspek psikolgis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis dimana seseorang merasa tertarik dan menilai ada manfaat pada sesuatu benda, barang, atau aktivitas yang menarik perhatian serta menimbulkan perasaan senang dan kepuasan.

2. Minat Belajar Siswa

Menurut Dalyono (2010:57) minat belajar tinggi cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat dalam belajar menurut Khairani (2014:148) yaitu: (a) faktor kebutuhan dari dalam: kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan ; (b) Faktor motif sosial: timbulnya minat dalam


(53)

diri sesorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapat pengakuan, penghargaan dari lingkungan ia berada; (c) faktor emosional: faktor emosional merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitasi.

Dalyono (2010:235) menyatakan bawa ada tidaknya minat terhadap pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu.

Fungsi minat dalam belajar menurut Khairani (2014:146) adalah: (a) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi (b) minat mencegah gangguan dari luar (c) minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri (d) minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar. Minat memiliki beberapa fungsi dalam belajar salah satunya memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri. Jadi, minat mempengaruhi belajar.


(54)

D. HASIL BELAJAR

Menurut Abdurrahman (1999) dalam Jihad dan Haris (2013:14), Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Menurut Hamalik (2005) dalam Jihad dan Haris (2013:15) tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

Menurut Jihad dan Haris (2013:20) baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti yang dijelaskan dimuka. Tingkah laku sebagai hasil dalam pergertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2010:3).

Sudjana (2010:22) menjelaskan bahwa ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan


(55)

internalisasi; ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerak refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

E. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah sistem koordinat. Kompetensi dasar dan indikator tertera dalam tabel berikut.

Tabel 2.1.1 Kompetensi Dasar dan Indikator

Setelah mencermati tabel 2.1.1 di atas, maka penjelasan materi sistem koordinat, dimulai dengan definisi bidang koordinat dan sebagainya, berikut penjelasannya.

Kompetensi Dasar : 3.11. Menggunakan koordinat Cartesius dalam menjelaskan posisi relatif benda terhadap acuan tertentu

Indikator : 1. Menentukan bentuk bangun yang terbentuk dari titik-titik tertentu pada bidang koordinat

2. Menghitung jarak suatu titik terhadap sumbu-sumbu koordinat

3. Menggambar letak titik-titik yang berjarak sama pada bidang koordinat

4. Menunjukan letak suatu titik terhadap suatu titik tertentu

5. Menujukan posisi suatu garis terhadap sumbu-sumbu koordinat

6. Menentukan posisi suatu titik terhadap suatu garis tertentu


(56)

1. Bidang Koordinat

Sistem koordinat merupakan satu cara metode untuk menentukan letak suatu objek dalam bidang koordinat. Bidang koordinat yaitu daerah datar yang dinyatakan oleh dua garis yang berpotongan, tegak lurus. Dua garis tersebut dinamakan sumbu. Sumbu yaitu garis-garis bilangan yang ditandai dengan bilangan bulat (bilangan bulat positif dan negatif serta nol). Bilangan positif ditulis naik pada sumbu tegak dan ditulis ke kanan pada sumbu mendatar. Sumbu mendatar disebut sumbu-x, sedangkan sumbu tegak disebut sumbu-y.

Gambar 2.2.1 Grafik yang menunjukan sumbu x, sumbu y, titik pangkal awal, dan angka kuadran

Dumontier (2009) berpendapat bahwa, “A tick mark is a line segment that is spatially positioned perpendicular to the axis of a statistical graph and indicates the position of a specific numeric value

Sumbu Y

Titik Asal

Sumbu X

Tick Mark

II

I


(57)

on a value axis” atau dapat dikatakan bahwa tick mark adalah segmen garis yang ditempatkan dengan jarak tertentu secara tegak lurus terhadap garis dari grafik statistik dan menandakan posisi dari nilai numeric tertentu.. Tanda-tanda tersebut memiliki selang atau jarak yang sama dan biasanya dilabeli dengan bilangan bulat, dari bilangan negatif ke positif, dari kiri ke kanan, dan dari bawah ke atas, dengan nol di tengah-tengah sebagai titik tempat kedua sumbu bertemu.

Dua garis yang saling memotong pada sudut siku-siku untuk membentuk empat bagian yang disebut kuadran. Ke-empat kuadran diberi nomor I, II, III, IV dengan bilangan Romawi capital di mulai dari kuadran kanan atas dan bergeser berlawanan dengan arah jarum jam. Alasannya sebuah tradisi atau kesepakatan para ahli matematika terdahulu.

Sumbu-x dan sumbu-y membagi bidang koordinat menjadi 4 kuadran, yaitu:

a. Kuadran I : Koordinat x positif dan koordinat y positif b. Kuadran II : koordinat x negatif dan koordinat y positif c. Kuadran III : koordinat x negatif dan koordinat y negatif d. Kuadran IV : koordinat x positif dan koordinat y negatif 2. Koordinat

Koordinat adalah pasangan berurut atau sekelompok dua bilangan, biasanya ditulis di dalam kurung dengan koma yang memisahkannya. Semua diawali dari titik asal yaitu perpotongan dari kedua


(58)

sumbu-sumbu koordinat. Pasangan berurutan untuk titik asal adalah (0,0). Koordinat suatu titik biasanya dinotasikan x dan y, dimana x dan y merupakan bilangan real. sebagai contoh P(x,y). Bilangan pertama, atau koordinat x, menjelaskan posisi titik yang berhubungan dengan sumbu-x yaitu seberapa jauh posisi ke kiri atau ke kanan dari titik awal; bilangan kedua, atau koordinat y, menjelaskan posisi titik yang berhubungan dengan sumbu-y yaitu seberapa jauh posisi naik atau turun dari titik awal. Sebagai contoh: titik A dengan koordinat (2,3) maka meletakkan titik tersebut kita mulai dari titik awal atau pangkal O(0,0) bergerak dua langkah ke kanan, dan bergerak tiga langkah ke atas.

Gambar 2.2.2 Menggambar sebuah titik dengan Koordinat Tertentu


(59)

3. Posisi Suatu Titik Terhadap Sumbu-Sumbu Koordinat

Gambar 2.2.3 Posisi Suatu Titik Terhadap Sumbu-Sumbu Koordinat a. Titik A berjarak 2 satuan dari sumbu-y dan berjarak 3 satuan dari

sumbu-x

b. Titik B berjarak 4 satuan dari sumbu-y dan berjarak 4 satuan dari sumbu-x

c. Titik C berjarak 2 satuan dari sumbu-y dan berjarak 0 satuan dari sumbu-x

4. Posisi Suatu Garis Terhadap Sumbu-Sumbu Koordinat

Dalam bidang koordinat, posisi atau kedudukan sebuah garis dapat kita bandingkan letaknya terhadap posisi sumbu koordinat, yaitu jarak terhadap sumbu-x maupun sumbu-y.


(60)

Gambar 2.2.4 Posisi Garis Terhadap Sumbu-Sumbu Koordinat Perhatikan garis berwarna biru pada gambar! Titik A,BC,D, dan E terletak pada garis biru tersebut. Jarak titik tersebut terhadap sumbu-x selalu sama yakni 4 satuan. Karena jaraknya terhadap sumbu-x selalu sama, maka dapat dikatakan garis biru tersebut sejajar dengan sumbu-x. Karena garis biru sejajar sumbu-x dan sumbu-x saling memotong tegak lurus dengan sumbu-y maka garis biru saling memotong tegak lurus sumbu-y.

Perhatikan pula garis berwarna merah pada gambar diatas! Titik F,G,H, dan I terletak pada garis merah tersebut. Jarak titik tersebut terhadap sumbu-y selalu sama yakni 2 satuan. Karena jaraknya terhadap sumbu-x selalu sama, maka dapat dikatakan garis merah tersebut sejajar dengan sumbu-y. Karena garis merah sejajar sumbu-y dan sumbu-y saling memotong tegak lurus dengan sumbu-x maka garis biru saling memotong tegak lurus sumbu-x.


(61)

5. Titik Tengah Ruas Garis

Gambar 2.2.5 Titik Tengah Ruas Garis

Pada gambar diatas, titik P adalah titik tengah ruas garis AC dengan koordinat A(X1,Y1), C(X2,Y2), dan P(Xp,Yp). hubungan koordinat titik P terhadap koordinat titik A dan B dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Xp adalah titik tengah X1 dan X2, maka = +

b. Yp adalah titik tengah Y1 dan Y2, maka = +

Jadi koordinat titik � + , + . Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Jika P adalah titik tengah AC dengan � , dan � , , maka berlaku rumus berikut:


(62)

6. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan contohnya adalah sebagai berikut. a. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Yulita (2010) dengan judul:

“Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Luas Permukaan dan Volum pada Siswa Kelas VIII-G SMP Negeri 1 Banguntapan dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD”. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara motivasi belajar dan hasil belajar dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,3994. Adanya hubungan positif antara minat belajar dan hasil belajar dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,44734.

b. Penelitian yang dilakukan oleh I.K. Sukada, dkk (2013) dengan judul: “Kontribusi Minat Belajar, Motivasi Berprestasi Dan Kecerdasan Logis Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 1 Kintamani”. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat belajar berkontribusi terhadap hasil belajar matematika sebesar 11,80%. Motivasi belajar berkontribusi terhadap hasil belajar sebesar 6,00% dan kecerdasan logis matematika berkontribusi sebesar 6,20%.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Mokhtar, M. Z., dkk (2013) dengan

judul: “Motivation and Performance In Learning Calculus Through

Problem-Based Learning” mengemukakan bahwa “Problem-based learning (PBL) as a student centered and active learning strategies


(63)

can be used to improve students’ motivation, interests and often lead to deep level learning outcomes in calculus to enrich performance” atau model PBL adalah sebuah model pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi, perhatian dan dapat memacu hasil belajar pada level yang lebih tinggi dalam memperkaya kemampuannya. “Significant positive correlations were established between attention, satisfaction and overall motivation with students’ test achievement”, ini berarti bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara minat, kepuasan dan motivasi dengan tes prestasi siswa. Koefisien korelasi Pearson untuk minat dan hasil belajar adalah sebesar 0,304 dan untuk motivasi dengan hasil belajar adalah sebesar 0,397, dengan taraf signifikansi 0,05.

Dari ketiga penelitian di atas, ada beberapa kesamaan variabel dengan penelitian penulis yaitu variable bebas yaitu motivasi belajar dan minat belajar, sedangkan variable terikat yaitu hasil belajar. Ketiga penelitian ini mengemukakan bahwa motivasi belajar dan minat belajar memiliki kontribusi terhadap hasil belajar, serta motivasi dan minat belajar memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang mendeskripsikan tentang hubungan motivasi dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika.


(64)

7. Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Dalyono (2010;56) minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Motivasi belajar dapat mendorong siswa untuk giat belajar, karena motivasi ibarat sebuah bahan bakar dalam sebuah kendaraan. Minat belajar dapat mendorong terciptanya rasa tertarik, mengurangi kebosanan dalam belajar karena rasa senang untuk belajar, sehingga siswa senantiasa belajar. Dengan demikian, peneliti menduga bahwa belajar yang diikuti oleh motivasi belajar yang kuat dan minat yang besar maka akan memberi pengaruh terhadap hasil belajar yang baik.

Skema untuk hubungan motivasi dan minat belajar terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:

Menurut kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar matematika.

2. Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar matematika.

Motivasi belajar Hasil belajar


(65)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif korelasional.

B. SUBYEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti memilih subyek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

C. OBYEK PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah motivasi belajar, minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan pokok bahasan sistem koordinat.

D. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Agustus 2015, dengan waktu observasi bulan Februari-Juli 2015 dan pengambilan data pada 10 Agustus 2015 di kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa berjumlah 35 siswa dengan rincian 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah sekolah swasta yang telah berdiri sejak tahun 1984, dengan jumlah kelas pada tahun ajaran ini 20 kelas, total jumlah siswa 740 siswa, gabungan dari seluruh kelas VII, VIII, dan IX.


(66)

E. VARIABEL PENELITIAN

1. Varibel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan minat belajar.

Definisi operasional:

a. Motivasi belajar yaitu skor yang diperoleh siswa setelah mengisi kuesioner yang dirancang secara khusus.

b. Minat belajar yaitu skor yang diperoleh siswa setelah mengisi kuesioner yang dirancang secara khusus.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Definisi Operasional : hasil belajar yaitu skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes hasil belajar yang dirancang secara khusus.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Berdasarkan variabel-variabel tersebut, maka dalam penelitian ini dibuat instrumen sebagai berikut:

1. Instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa.

Instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam penelitian ini berbentuk angket atau kuesioner. Cara penyampaian instrumen ini adalah secara langsung dibagikan kepada siswa, yang diisi lalu dikumpulkan. Instumen ini memuat 20 pernyataan dan setiap pernyataan memuat 5 pilihan jawaban.


(67)

2. Instrumen untuk mengukur minat belajar siswa.

Instrument untuk mengukur minat belajar siswa dalam penelitian ini berbentuk angket minat. Dalam angket ini terdiri dari 15 butir pertanyaan. Setiap pertanyaan memuat pilihan jawaban yang merupakan empat kombinasi dari enam mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Olahraga, IPA, dan IPS. Setiap siswa harus memilih minimal satu pilihan mata pelajaran yang paling diminati dari setiap nomor atau setiap pasangan mata pelajaran.

3. Instrumen hasil belajar

Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah soal bentuk uraian. Instrumen ini memuat 8 soal yang terdiri atas 4 soal dengan kategori mudah, 3 soal dengan kategori sedang, dan 1 soal dengan kategori sulit.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Menyebar Kuesioner Motivasi Belajar dan Minat Belajar

Kuesioner diberikan kepada siswa pada hari yang sama setelah siswa melakukan tes hasil belajar. Peneliti memberi arahan kepada siswa untuk membaca petunjuk pengisian pada kotak petunjuk pengisian. Setelah dirasa waktu pengisian cukup, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi, pada map yang telah disiapkan peneliti.


(68)

Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar motivasi dan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika.

2. Tes Hasil belajar

Lembar soal tes hasil belajar diberikan kepada siswa sebelum waktu mengerjakan tes dimulai. Siswa diberi waktu 80 menit lamanya untuk mengerjakan tes tersebut. Setelah waktu dirasa cukup, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan semua berkas tes hasil belajar. Tes ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam menangkap materi sistem koordinat yang telah diajarkan.

H. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

1. VALIDITAS INSTRUMEN

Menurut Nana Sudjana & Ibrahim (1989: 117) Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.

a. Validitas Isi

Validitas isi untuk instrumen motivasi belajar, minat belajar dan tes hasil belajar diperoleh melalui pertimbangan ahli (expert Judgement). b. Validitas Butir Soal

Validitas butir untuk setiap instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi hasil kali Pearson sebagai berikut.

� = � × ∑ �. − ∑ � . ∑


(69)

Keterangan:

Rit= Koefisioen Korelasi

N = banyaknya siswa

i = Skor butir ke-i

t = Skor seluruh butir

Tabel 3.1.1 Interprestasi Tingkat Validitas

Koefisien korelasi

Interprestasi

0,80 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 0,40 Rendah ≤ 0,20 Sangat Rendah

Haris dan Jihad (2013:180) 2. RELIABILITAS INSTRUMEN

Menurut Sudjana, Nana & Ibrahim (1989: 120-121) Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut.


(70)

=

∑ 2− ∑ � 2 � Keterangan:

r11 : Koefisioen Alpha Cronbach

n : Banyaknya butir soal

� : Jumlah varians skor tiap item : Varians skor total

Tabel 3.1.2 Interprestasi Reliabilitas

Koefisien korelasi

Interprestasi

0,90 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,70 < ≤ 0,90 Tinggi 0,40 < ≤ 0,70 Cukup 0,20 < ≤ 0,40 Rendah ≤ 0,20 Sangat Rendah


(71)

3. KISI-KISI INSTRUMEN a. Motivasi Belajar

Untuk kuesioner motivasi belajar berdasarkan fakta :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Berdasarkan Fakta (n=33)

Aspek Indikator Nomor

Soal Item positif Item negatif Jumlah Item Soal Kebutuhan dasar

1. Adanya pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai manusia

1,5,9,17 1,9 5,17

4 2. Adanya pemenuhan

kebutuhan dasar untuk memulai belajar

13 13 - 1

Kebutuhan rasa aman

1. Adanya pemenuhan kebutuhan rasa aman secara fisik

6,10,14, 10 6,14

3 2. Adanya pemenuhan

kebutuhan rasa aman secara psikis

2,18 2,18 -

2 Kebutuhan

rasa cinta dan sosial

1. Adanya usaha agar dianggap sebagai warga komunitasnya

7,15,19 7 15,19

3 2. Adanya perasaan

diterima oleh lingkungan 3,11 3,11 - 2 Kebutuhan

akan penghargaan

1. Adanya keinginan untuk

berprestasi 8,16,20 8,16 20 3 2. Adanya usaha untuk

bertanggung jawab pada tugas yang diberikannya

4,12, 4 12

2


(72)

Untuk kuesioner motivasi belajar berdasarkan opini : Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Berdasarkan Opini (n=29)

Aspek Indikator Nomor

Soal Item positif Item negatif Jumlah Item Soal Kebutuhan dasar

1. Adanya pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai manusia

1,5,13 1,5,13 -

3 2. Adanya pemenuhan

kebutuhan dasar untuk memulai belajar

9,17 17 9 2

Kebutuhan rasa aman

1. Adanya pemenuhan kebutuhan rasa aman secara fisik

10,14, - 10,14

2 2. Adanya pemenuhan

kebutuhan rasa aman secara psikis

2,6,18 2,18 6 3

Kebutuhan rasa cinta dan sosial

1. Adanya usaha agar dianggap sebagai warga komunitasnya

7,11,15 11 7,15 3 2. Adanya perasaan diterima

oleh lingkungan 3,19 3 19 2 Kebutuhan

akan penghargaan

1. Adanya keinginan untuk

berprestasi 4,8,16 8,16 4 3 2. Adanya usaha untuk

bertanggung jawab pada tugas yang diberikannya

12,20 12,20 - 2

Jumlah Item Soal 20

Bentuk instrumen motivasi berdasarkan fakta dan opini yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam LampiranA.1.1 hal 2 dan 4.


(73)

b. Tes hasil belajar

SILABUS Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas : VIII (delapan) Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori


(74)

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar

3.10 Menggunakan koordinat Cartesius dalam menjelaskan posisi relatif benda terhadap acuan tertentu

Sistem Koordinat

Mengamati

Mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem koordinat Mencermati jarak titik-titik terhadap

sumbu-x dan sumbu-y dan

hubungannnya dengan koordinat titik-titik tersebut

Mencermati titik-titik yang memiliki jarak yang sama terhadap sumbu-x

dan sumbu-y tetapi memiliki

koordinat yang berbeda, karena titik-titik tersebut berada pada kuadran yang berbeda

Mencermati posisi titik terhadap titik asal (0, 0) dan titik tertentu (a, b) Mencermati posisi garis yang sejajar,

tegak lurus, dan berpotongan dengan sumbu-x dan sumbu-y

Menanya

Menanya tentang masalah sehari-hari yang berkaitan sistem koordinat dan jenis sistem koordinat

Menanya tentang jarak titik-titik dari sumbu-x dan sumbu-y

Sikap: Observasi

 Mengamati ketelitian dan rasa ingin tahu dalam mengerjakan tugas, menyimak penjelasan, atau presentasi siswa mengenai sistem koordinat

Pengetahuan: Penugasan

 Tugas terstruktur mengerjakan latihan soal-soal yang berkaitan dengan sistem koordinat

 Tugas mandiri tidak terstruktur: mencatat dan mencari informasi penggunaan sistem koordinat dalam keseharian

 Tes tertulis: mengerjakan soal-soal berkaitan dengan sistem koordinat

10 JP Buku teks

matematika Kelas VIII Kemdikbud, Buku Pengayaan yang berkaitan dengan sistem koordinat, peta, alat peraga lainnya, lingkungan


(1)

Lampiran |69


(2)

(3)

LAMPIRAN E

DOKUMENTASI


(4)

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 Siswa Pusing Mengerjakan THB Gambar 2 Kondisi Kelas VIII E

Bagan 3 Siswi Serius mengerjakan THB Bagan 2Siswi Serius Mengerjakan THB


(5)

LAMPIRAN F

Surat Izin Penelitian


(6)

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi

3 11 125

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185