Sifat Ajarannya Vedānta Darśana a. Pendiri dan Sumber Ajarannya
143 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |
2 Sūtra kedua adalah Janmādyasya yataḥ-Brahman yaitu Kesadaran Tertinggi, yang merupakan asal mula, penghidup serta leburnya alam semesta ini.
3 Sūtra ketiga : Sāstra Yonitvāt – Kitab Suci itu sajalah yang merupakan cara untuk mencari pengetahuan yang benar.
4 Sūtra keempat : Tat Tu Samvayāt – Brahman itu diketahui hanya dari kitab suci dan tidak secara bebas ditetapkan dengan cara lainnya, karena Ia merupakan sumber
utama dari segala naskah Vedānta. 5 Sūtra kelima: Īkṣater Nā Aśabdam – Disebabkan ‘berfiki ’, Prakṛti atau Pradhāna
bukan didasarkan pada kitab suci. Sūtra terakhir dari Bab IV adalah Anāvṛṭṭiḥ Śabdāt Anāvṛṭṭiḥ Śabdāt – tak ada
kembali bagi roh bebas, disebabkan kitab suci menyatakan tentang akibat itu. Masing- masing buku tersebut memberikan ulasan isi filsafat itu berbeda-beda. Hal ini disebabkan
oleh sudut pandangannya yang berbeda. Walaupun objeknya sama, tentu hasilnya akan berbeda. Sama halnya dengan orang buta yang meraba gajah dari sudut yang berbeda,
tentu hasilnya akan berbeda pula. Demikian pula halnya dengan filsafa tentang dunia ini, ada yang memberikan ulasan
bahwa dunia ini maya bayangan saja, dilain pihak menyebutkan dunia ini betul-betul ada, bukan palsu sebab diciptakan oleh Tuhan dari diri-Nya sendiri. Karena perbedaan
pendapat ini dengan sendirinya menimbulkan suatu teka-teki, apakah dunia ini benar- benar ada ataukah dunia ini betul-betul maya.
Hal ini menyebabkan timbulnya penafsiran yangg bermacam-macam pula. Akibat dari penapsiran tersebut menghasilkan aliran-aliran filsafatVedānta. Sūtra-sūtra atau Aphorisma
dari Vyāsa merupakan dasar dari filsafatVedānta dan telah dijelaskan oleh berbagai pengulas yang berbeda-beda sehingga dari ulasan-ulasan itu muncul beberapa aliran filsafat, yaitu
1 Kevala Advaita dari Śrī Ṣaṇkarācārya 2 Viśiṣṭādvaita dari Śrī Rāmānujācārya
3 Dvaita dari Śrī Madhvācārya 4 Bhedābedhā dari Śrī Caitanya
5 Śuddha Advaita dari Śrī Vallabhācarya, dan 6 Siddhānta dari Śrī Meykāṇdar.
Masing-masing filsafat tersebut membicarakan tentang 3 masalah pokok yaitu, Tuhan, alam, dan roh. Dvaita, Viśiṣṭādvaita, dan Advaita adalah tiga aliran utama
dari pemikiran metafisika, yang kesemuanya menapak jalan yang menuju kebenaran terakhir, yaitu Para Brahman. Dvaita, Viśiṣṭādvaita, dan Advaita adalah tiga aliran
utama dari pemikiran metafisika, yang kesemuanya menapak jalan menuju kebenaran terakhir, yaitu Para Brahman.
Mereka merupakan anak-anak tangga pada tangganya Yoga, yang sama sekali tidak saling bertentangan, bahkan sebaliknya saling memuji satu sama lainnya. Tahapan
ini disusun secara selaras dalam rangakaian pengalaman spiritual berjenjang, yang dimulai dengan Dvaita, Viśiṣṭādvaita, dan Advaita murni yang semuanya ini akhirnya
memuncak pada Advaita Vedāntis perwujudan dari yang mutlak atau Triguṇatītā Ananta Brahman transcendental.