Gṛhaṣtha Bagian-bagian Catur Asrama dan Kewajibannya
                                                                                165 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |
Setelah memasuki tingkat hidup Grhastha, bukan berarti masa belajar atau menuntut ilmu  itu  berakhir  sampai  disitu  saja.  Belajar  tidak  mengenal  batas  usia.  Belajar
berlangsung  selama  hayat  dikandung  badan.  Maka  orang  mengatakan  masa  muda adalah masa belajar. Hal ini mengandung arti bahwa tidak ada istilah tua dalam hal
belajar. Karena ilmu penge tahuan itu sifatnya berkembang terus. Ilmu yang didapatkan dalam jenjang Brahmacari itu lebih diperdalam serta ditingkatkan lagi setelah menginjak
hidup berumah tangga Gṛhaṣtha. Dalam hidup berumah tangga ini ada beberapa kewajiban yang perlu dilaksanakan
yaitu: a.  Melanjutkan keturunan
b.  Membina rumah tangga c.  Bermasyarakat
d.  Melaksanakan Pañca Yajña Untuk itu maka dalam jenjang kehidupan ini masalah artha dan kama menduduki
tujuan utama, dengan berlandaskan darma kebenaran. Kewajiban Suami dan Istri dalam Rumah Tangga
Kita  telah  ketahui  bahwa  keluarga  Hindu  menganut  hukum  patriaarchat  atau patrilineal kebapaan. Dengan demikian jelaslah di sini bahwa suami berkedudukan
sebagai kepala rumah tangga. Bila suami tidak mampu lagi bertindak sebagai kepala rumah tangga, karena suatu penyakit atau meninggal maka istrilah yang menggantikan
suami selaku kepala rumah tangga. Menurut undang-undang Perkawinan yaitu UU. No. 1 Tahun 1974 bahwa suami
dan istri masing-masing memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga  yang  menjadi  sendi  dasar  dari  susunan  masyarakat.  Secara  garis  besarnya
kewajiban-kewajiban tersebut adalah: a.  Hak  dan  kedudukan  suami  istri  dalam  pergaulan  kehidupan  dalam  masyarakat
adalah seimbang. b.  Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
c.  Suami sebagai kepala rumah tangga dan istri sebagai ibu rumah tangga. d.  Suami  istri  wajib  saling  cinta  mencintai,  hormat  menghormati,  dan  saling
memberikan bantuan secara lahir dan batin. Dalam  keluarga  terdapat  “Suami  Istri”  yang  memegang  peranan  penting  bagi
kesejahteraan  “Keluarga”  pada  khususnya  dan  masyarakat  pada  umumnya. Adapun hubungan  antara  suami  dan  istri  harus  dapat  menjalin  kerukunan  dalam  kesatuan
pikiran,  ucapan,  perbuatan  serta  sesuai  dengan  norma-norma  agama.  Hidup  suami istri bukanlah merupakan suatu persaingan dalam menuntut persamaan hak dan bukan
merupakan suatu perlombaan dalam melakukan tugas dan kewajiban itu, melainkan merupakan suatu keharmonisan dan kesatuan hidup lahir dan batin. Hal ini disimbulkan
sebagai ardanaraswari yaitu persatuan antara laki dan perempuan dalam satu badan. Segala  kebajikan  perlu  diamalkan  dalam  rumah  tangga  sesuai  dengan
swadharmanya Gṛhaṣtha baik bersifat lahir maupun batin. Karena rumah tangga itu adalah dunia kecil bagi kita dan merupakan sumber fakta-fakta yang menunjukkan
166 |
Kelas X SMASMK
tingkat kepribadian dari semua anggota ke luarga. Oleh karena itu hendaknya selalu memupuk pribadi yang baik dalam rumah tangga, sehingga dapat menjadi anggota-
anggota masyarakat yang baik, dan dapat menjadi warga negara yang mulia. Antara sua mi  dan  istri  harus  selalu  ada  saling  pengertian  untuk  mewujudkan  keluar-
ga  sejahtera.  Sebagai  seorang  suami  dan  istri  haruslah  tetap  ingat  melaksanakan kewajiban  dengan  penuh  kesadaran  sebagai  anggota  atau  kepala  rumah  tangga
sehingga dapat terciptanya keharmonisan dalam keluarga. Sejalan dengan dasar-dasar ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan UU No.
1 Tahun 1974 itu, Kitab suci Hindu yang merupakan dasar Hukum Hindu telah pula menggariskan ketentuan yang menja di syarat dan landasan bagi pembinaan keluarga
itu. Tentang garis-garis besar mengenai kewajiban Suami-Istri dicantumkan dalam Kita Manava dharmasastra Bab. IX mulai dari pasal 1 sampai dengan pasal 103. Untuk
dapat  mengetahui  pokok-pokok  pikiran  yang  mengatur  hubungan  hukum  mengenai hak dan kewajiban suami istri menurut ajaran agama Hindu adalah sebagai berikut:
Kewajiban Suami Menurut kitab suci Hindu Weda Smerti seorang suami berkewajiban:
a.  Melindungi istri dan anak-anaknya. la harus mengawinkan anaknya kalau sudah waktunya.
b.  Menugaskan istrinya untuk mengurus rumah tangga. Dan urusan agama dalam rumah tangga ditanggung bersama.
c.  Menjamin hidup dengan memberi nafkah kepada  istrinya bila akan pergi keluar daerah.
d.  Memelihara hubungan kesucian dengan istri, saling percaya mempercayai, memupuk rasa  cinta  dan  kasih  sayang  serta  jujur  lahir  batin.  Suka  dan  duka  dalam  rumah
tangga ditanggung bersama sehingga terjaminnya kerukunan dan keharmonisan. e.  Menggauli istrinya dan mengusahakan agar tidak terjadi perceraian dan masing-
masing tidak melanggar kesucian. f.  Tidak  merendahkan  martabat  istri.  Janganlah  terlalu  cemburuan,  yang
menyebabkan timbulnya percekcokan dan perceraian dalam keluarga. Kewajiban Istri
Di  samping  kewajiban  suami  menurut  Weda  Smerti,  ditetapkan  pula  pokok kewajiban  istri,  sebagai  timbal  balik  dari  kewajiban  suaminya.  Kewajibannya  ini
meliputi kewajiban sebagai seorang istri dan kewajiban sebagai wanita dalam rumah tangga. Adapun kewajibannya itu adalah:
a.  Sebagai seorang istri dan sebagai seorang wanita hendaknya selalu berusaha tidak bertindak sendiri-sendiri. Setiap rencana yang akan dibuat harus dimusyawarahkan
terlebih dahulu dengan suami. b.  Istri harus pandai membawa diri dan pandai pula mengatur dan memelihara rumah
tangga, supaya baik dan ekonomis. c.  Istri harus setia pada suami dan pandai meladeni suami dengan hati yang tulus
ikhlas serta menyenangkan.
167 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |
d.  Istri harus dapat mengendalikan pikiran, perkataan, dan tingkah laku dengan selalu berpedoman pada susila. la harus dapat menjaga kehormatan dan martabat suaminya.
e.  Istri harus dapat memelihara rumah tangga, pandai menerima tamu, dan meladeni dengan sebaik-baiknya.
f.  Istri harus setia dan jujur pada suami, dan tidak berhati dua. g.  Hemat cermat dalam menggunakan harta kekayaan, tidak berfoya-foya, dan boros.
h.  Tahu dengan tugas wanita, rajin bekerja, merawat anak dan meladeni kepentingan semua keluarga. Berhias diwaktu perlu.
Demikianlah antara lain kewajiban sebagai seorang suami dan istri. Oleh karena itu hendaknya selalu memupuk pribadi yang baik. Selain itu rasa kasih dan sifat lemah
lembut bersaudara harus kita tumbuh kembangkan. Contoh hal tersebut dapat kita temui  dalam  wiracarita  Mahabarata,  dimana  diceritakan  bahwa  Pandawa  bersama
lima saudaranya bersatu dan hidup rukun, sehingga ia dapat terangkat dari lembah kesengsaraan menuju bahagia.
                