Berdasarkan Sasih Menentukan Padewasan

95 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | Posisi Matahari Sasih Dewa Yajña Pitra Yajña Manusa Yajña Bhuta Yajña Wiwaha Yajña Kisaran Bulan Masehi Selatan 7 Ayu Ayu Ayu X Ayu 22 Desember 8 X X X Ayu X 23 Januari 9 X X X Ayu X 20 Pebruhari Tengah 10 Ayu Ayu Ayu X Ayu 21 Maret 11 X X X X X 21 April 12 X X X X X 21 Mei Agama Hindu mempergunakan panduan sasih antara sasih Candra dengan Sasih Surya sehingga ada perhitungan “pengrapetang sasih”. Hal ini dilakukan karena disadari betul bahwa bulan dan matahari mempunyai pengaruh besar terhadap bumi dan isinya. Selain penentuan Padewasan, hari suci agama Hindu, yang berdasarkan sasih adalah: 1 Pada hari Purnama beryoga Sang Hynag Candra wulan, Pada hari Tilem beryoga Sang Hynag Surya. Jadi pada hari Purnama-Tilem adalah hari penyucian Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu Sang Hyang Surya dan Sang Hyang Candra. Pada waktu Candra Graha gerhana bulan pujalah beliau dengan Candrastawa Somastawa. Pada waktu Sūrya graham gerhana matahari pujalah beliau dengan Sūryacakra Bhuanasthawa. 2 Sasih Kapat Purnama Kapat merupakan beryoganya Bhatara Parameswara, beliau Sang hynag Purusangkara diiringi oleh Para Dewa, Widyadara-Widyadari dan para Rsigna. Selanjutnya pada Tilem dapat dilakukan penyucian batin, persembahan kepada Widyadara-widyadari. 3 Sasih Kepitu Purwaning Tilem Kepitu disebut hari Sivaratri, yaitu beryoganya Bhatara Siva dalam rangka melebur kotoran alam semesta termasuk dosa manusia. Pada hari ini umat Hindu melakukan Bratha Sivaratri, yaitu Mona, Upawasa, dan Jagra. 4 Sasih Kesanga Tilem Kesanga adalah hari pesucian para dewata, dilakukan Bhuta Yajna, yaitu tawur agung kesanga sebagai tutup tahun Saka. 5 Sasih Kedasa Penanggal 1 bulan terang pertama sasih Kedasa disebut hari Suci Nyepi, yaitu tahun baru Saka. Pada saat ini turunlah Sang Hyang Darma. Purnama Kedasa beryoganya Sang Hyang Surya Amertha pada Sad Khayangan Wisesa. 6 Sasih Sada Pada Purnama Sadha, patutlah umat Hindu memuja Bhatara Kawitan di Sanggah Kemulan. 96 | Kelas X SMASMK

5. Dauh

Padewasan menurut dauh merupakan ketetapan dalam menentukan waktu yang baik dalam sehari guna penyelenggaraan suatu upacara-upacara tertentu. Pentingnya dari dewasa dauh akan sangat diperlukan apabila upacara-upacara yang akan dilakukan sulit mendapatkan hari baik dewasa ayu. Dauh jika dibandingkan mirip dengan pembagian waktu menurut jam, namun bedanya hanya penempatan panjangnya waktu. Hitungan jam dalam sehari dibagi 24, hingga sehari dalam hitungan jam panjangnya 24 jam. Dalam perhitungan dewasa dauh mengandung makna dalam waktu satu hari terdapat dauh waktu-waktu tertentu yang cocok untuk melakukan suatu kegiatan. Signifikasi dari dewasa dauh diperlukan apabila upacara- upacara yang dilakukan sulit mendapatkan hari baik dewasa ayu. Dalam perhitungan dewasa berdasarkan dauh mempunyai beberapa hitungan, yakni berdasarkan Panca dauh dan Asta dauh. a. Sistem Panca dauh Sukaranti adalah pembagian waktu hari dalam sehari menjadi 10 bagian, dengan hitungan 5 dauh untuk menghitung panjangnya siang setelah matahari terbit hingga menjelang terbenam dan 5 dauh lagi untuk menghitung panjangnya malamwengi dari matahari tenggelam hingga terbit. Tabel 3.7. Sistem Panca Dauh DAUH URIP WEWARAN Panca Wara + Sapta Wara 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 T1p5 Kr Kr Pe Pa Su Pa Kr Pe Pa Su Pe Kr T2p4 Pa Pa Su Ke Kr Ke Pa Pa Ke Kr Ke Pa T3p3 Su Pe Kr Pe Pa Pe Ke Kr Pe Ke Su Pe T4p2 Ke Ke Pa Su Ke Su Pe Su Kr Pe Pa Ke T5p1 Pe Su Ke Kr Pa Kr Su Ke Su Pa Kr Su Keterangan : Kr: Kerta: Ayu baik Pe: Peta: Madya menengah Pa: Pati: Ala Jelek Su: Sunia: Ala buruk Ke: Ketara: Ayu baik Catatan: Ala-Ayu dauh Sukaranti pada Pengelong dihitung terbalik 1 menjadi 5 b. Sistem Asta dauh yang memiliki konsep yang sama dengan Panca dauh, bedanya hanya pembagian waktunya menjadi 16, dengan perincian 8 dauh untuk menghitung panjang waktu mulai matahari terbit, hingga menjelang terbenam dan 8 dauh lagi untuk untuk menghitung panjangnya malam hari dari terbenamnya matahari hingga menjelang terbit. 97 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | Tabel 3.8. Sistem Asta Dauh Dauh