7
BAB II STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA
2.1. Profil Desa Wisata Belanja Lamongan, Jawa Timur
2.1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Lamongan, Jawa Timur
Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat
rangga, maka ia disebut Ranggahadi.Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi
pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islamserta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah
Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan. Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen merupakan seorang
tokoh ulama yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama. Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pasamuan agung yang
diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik, yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan
Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
2.1.2. Lokasi dan Karakteristik Desa Wisata Belanja Lamongan, Jawa
Timur
Gambar. 2.1. Peta Indonesia Sumber: www.google.co.id, diakses tanggal 07 Januari 2014
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Gambar. 2.2. Peta Jawa Timur Sumber: www.google.co.id, diakses tanggal 07 Januari 2014
Gambar. 2.3. Peta Kabupaten Lamongan Sumber: www.google.co.id, diakses tanggal 07 Januari 2014
Desa Wisata Belanja terletak di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Indonesia. Desa Sendang Dhuwur berada di wilayah Kecamatan Paciran
berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Kecamatan Solokuro di selatan, Kecamatan Brondong di barat, dan Kecamatan Panceng di sebelah timur. Secara geografis
Desa Sendang Dhuwur terletak di atas bukit kaapur utara kendeng, serta berbatasan langsung dengan laut jawa. Keadaan di lingkungan sekitar wilayah desa sendang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
berbentuk jalan sempit yang menghubungkan sisi-sisi lain di desa tersebut. Warga di Desa Sendang Dhuwur tetap mempertahankan kebudayaan adat istiadat
peninggalan leluhur masyarakat di Desa Sendang Dhuwur, ini terbukti dengan berdirinya rumah-rumah warga yang tetap mempertahankan elemen-elemen
arsitektur zaman dahulu seperti arsitektur berbentuk joglo.
Gambar. 2.4. Gaya Arsitektur Joglo
Selain bentuk arsitektur berupa joglo pada atap rumah, terdapat sebuah peninggalan bersejarah berupa komplek makan Sunan Sendang Nur Rahmat dan
masjid peninggalan Sunan Sendang berfungsi sebagai objek lokasi wisata realigi di Desa Sendang Dhuwur. Tiap sudut pada komplek makam Sunan Sendang sarat
akan makna, cerita keagungan seorang Sunan Sendang pada masa lalu. Perpaduan gaya arsitektur hindu dan islam berkolaborasi dengan baik pada bangunan masjid
peninggalan Sunan Sendang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Gambar. 2.5. Masjid Sunan Sendang
Selain gaya arsitektur yang unik, Desa Sendang Dhuwur menyuguhkan panorama pemandangan berupa bukitan kapur serta pesona alam asri disetiap
perjalanan menuju lokasi Desa Wisata Belanja di desa tersebut.. Keunikan lain pada Desa Sendang Dhuwur adalah sebagian besar warga di desa tersebut
berprofesi sebagai pengrajin batik tulis.
Gambar. 2.6. Bukit Kapur
Desa Sendang Dhuwur merupakan sentra kerajinan di Kabupaten lamongan dikarenakan mayoritas masyarakat di Desa Sendang Dhuwur berprofesi sebagai
pengrajin diantaranya yaitu pengrajin batik tulis, pengrajin emas perak, dan pengrajin bordir. Sebagai warisan budaya peninggalan nenek moyang sejak abad
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
ke-XV hingga saat ini masih terjaga keasliannya oleh masyarakat Desa Sendang Dhuwur dengan mempertahankan teknik pembuatan kerajinan secara tradisional.
Menurut penuturan Bahrur Rochim Kepala Desa di Desa Sendang Dhuwur, sejarah munculnya kerajinan di Desa Sendang Dhuwur bermula dari kedatangan seorang
Sunan bernama Raden Nur Rahmad yang lebih dikenal dengan nama Sunan Sendang beserta istri bernama Dewi tilarsih pada abad ke XV, melalui beliau
masyarakat Desa Sendang Dhuwur mulai belajar ilmu pengetahuan tentang kerajinan.
Hasil produksi dari kerajinan di desa tersebut dijual disekitar Kabupaten Lamongan hingga mancanegara seperti Belanda, dan Singapur.Pembeli pada
umumnya berasal dari sebuah lembaga pemerintahan, sekolah dan masyarakat sekitarnya.Selain kerajinan Desa Sendang Dhuwur memiliki beberapa situs
peninggalan bersejarah lainnya seperti makan Sunan Sendang yang terdiri dari makam dan masjid peninggalan Sunan Sendang.Karena potensi itulah Desa
Sendang Dhuwur diresmikan sebagai Desa Wisata Belanja di Kabupaten Lamongan.
Sebagai salah satu desa penunjang perkembangan perekonomian Kabupaten Lamongan, dalam perkembangannya Desa Wisata Belanja memiliki
beberapa hambatan diantaranya dikarenakan lokasi Desa Wisata Belanja jauh dari akses utama yang menghubungkan Kabupaten Lamongan dan Tuban
mengakibatkan desa wisata tersebut kurang dikenal oleh masyarakat Kabupaten Lamongan dan sekitarnya. Hal ini diperkuat oleh kurangnya media informasi
berupa penunjuk arah atau signage di Desa Sendang Dhuwur maupun jalur menuju desa tersebut.
2.1.3. Kondisi Sign System Desa Wisata Belanja