12
a. Signage Pintu Masuk dan Petunjuk Arah
Gambar. 2.7. Kondisi billboard sebagai media signage.
b. Papan Nama
Gambar. 2.8. Kondisi papan salah satu tempat pengrajin.
Beberapa signage dibangun tanpa memperhatikan aturan-aturan mengatur tentang tata cara pembuatan dan penempatan suatu signage yang baik dan benar.
Beberapa lokasi menuju kawasan Desa Wisata Belanja juga tidak diberi sign penunjuk arah lokasi Desa Wisata Belanja di Desa Sendang Dhuwur.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
c. Jalur Menuju Desa Wisata Belanja Sendang
Gambar. 2.9. Jalur menuju lokasi Desa Wisata Belanja.
2.2. Landmark
Sebuah citra kota adalah gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya Zahnd, 1999: 156. Lynch dalam buku The
Image of the City menjelaskan bahwa dalam membuaty suatu citra pada kota
memerlukan beberapa elemen pendukung yaitu path, edge, district, node, dan landmark
. Landmark merupakan elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengenali suatu daerah, elemen eksternal yang merupakan
bentuk visual yang menonjol dari kota misalnya gunung, bukit, gedung tinggi, menara, tanah tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan lain-lain Lynch, 1982: 6-8.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2.3. Grafis Lingkungan
Grafis lingkungan atau dengan istilah lain yaitu Environmental Graphic Design EGD
adalah Segala bentuk grafis yang ada di lingkungan mencakup signage, wayfinding system, information design,
pictogram, ornamen grafis pada sebuah bangun serta tulisan pada objek dua dimensi atau tiga dimensi Concept,
2008:12. Kesemua itu berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat atau wisatawan atau pengunjung lainnya sehingga mereka mendapatkan
kemudahan dalam menemukan suatu lokasi tujuan. Grafis lingkungan berkembang pertama kali pada zaman romawi ketika seorang desainer menggunakan sebuah
bangunan sebagai media untuk memberikan informasi terkait identitas tempat atau pembuat bangunan tersebut dengan cara mengukir huruf pada bangunan.
Pada tahun 1950 dan 1960-an merupakan zaman dimana biro-biro desain mulai bermunculan dan berkembang. Sebagian besar biro desain pada masa itu
mengerjakan sebuah projek visual identity, packaging, signage, company profile, dan buku. Sekitar tahun 1947-1984, grafis lingkungan semakin berkembang dan
identik dengan pengerjaan sebuah architectural signing untuk transportasi, corporate
dan sarana pendidikan. Tahun 1984 merupakan tahun dimana sign system
dan wayfinding semakin populer dengan ruang lingkup yang semakin luas. Tahun 1985-1995, grafis lingkungan mulai merambah ke tempat perbelanjaan,
museum, dan tempat exhibition
2.4. Sign System