7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Deksklorfeniramin Maleat
Gambar 1. Struktur Deksklorfeniramin maleat
Deksklorfeniramin maleat dalam tablet mengandung tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 C
20
H
23
ClN
2
O
4
dari jumlah yang tertera pada etiket United State Pharmacopeia, 2007. Deksklorfeniramin maleat gambar 1.
merupakan garam yang terdiri dari komponen basa deksklorfeniramin dan asam maleat Cox, 1979
Tabel I. Sifat karakteristik yang dimiliki deksklorfeniramin maleat Moffat, 2011
No. SifatKarakteristik
Keterangan 1
Titik didih 130 - 135
C 2
Bobot molekul 390,9
3 pKa
9,13 25°C 4
Log P 0,08
Tabel I. menunjukkan karakteristik yang dimiliki deksklorfeniramin maleat. Kelarutan deksklorfeniramin maleat yaitu mudah larut dalam air, larut
dalam etanol, dan dalam kloroform, sukar larut dalam benzena dan dalam eter United State Pharmacopeia, 2007.
Deksklorfeniramin merupakan senyawa yang bersifat dibasic amine. Sifat dibasic ini disebabkan adanya nitrogen pada gugus alifatik amin tersier dan
nitrogen piridin. Nitrogen pada gugus alifatik amin tersier memiliki kebasaan yang lebih kuat dibandingkan dengan nitrogen piridin. Oleh karena itu, gugus
alifatik amin tersier akan memiliki kecenderungan lebih mudah terprotonasi untuk membentuk garam.Wilson dkk., 1966.
Berdasarkan struktur
molekul, nitrogen
pada cincin
piridin deksklorfeniramin memiliki pasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas ini
memiliki potensi untuk terprotonasi dan membentuk ion piridinium Badger, 1961. Deksklorfeniramin maleat memiliki gugus kromofor berupa cincin piridin,
cincin benzena, dan ikatan –C=C- yang mengandung elektron pi π terkonjugasi.
Sinar pada panjang gelombang tertentu di daerah UV dapat diabsorbsi oleh elektron pi π terkonjugasi sehingga dapat memberikan nilai serapan Fessenden,
R.J., and Fessenden, J.S.,1982.
Gambar 2. Spektra Deksklorfeniramin maleat Moffat, 2011
Deksklorfeniramin maleat merupakan antihistamin yang memiliki mekanisme kerja dengan memblokir reseptor H1. Ikatan deksklorfeniramin maleat
dengan reseptor akan menyaingi histamin sebagai agen alergi, sehingga reaksi alergi dapat terhindarkan Tjay dan Rahardja, 2002.
B. Deksametason