Penentuan Fase Gerak HASIL DAN PEMBAHASAN

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fase gerak yang dapat memberikan pemisahan KLT densitometri yang baik dan optimal. Parameter-parameter yang menunjukkan pemisahan densitometri yang baik dan optimal adalah bentuk puncak simetris dan runcing, nilai Rf antara 0,2-0,8, nilai Rs ≥ 1,5 dan KV nilai AUC ≤ 2

A. Penentuan Fase Gerak

Optimasi komposisi fase gerak merupakan proses pengoptimalan salah satu faktor yang mempengaruhi sistem kromatografi. Optimasi menjadi hal yang penting karena efektivitas metode KLT sangat ditentukan oleh optimalnya suatu prosedur zat aktif yang memungkinkan pemisahan suatu zat aktif terhadap zat aktif yang lain. Variasi komposisi fase gerak akan memberikan perbedaan interaksi antara senyawa campuran dengan fase gerak dan fase diam. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi komposisi fase gerak. Modifikasi fase gerak bertujuan untuk menemukan komposisi fase gerak yang mampu mengadsorpsi senyawa campuran diantara fase diam dan fase gerak yang kepolarannya berbeda. Fase gerak dengan kepolaran yang optimal mampu membentuk kesetimbangan sorpsi dan desorpsi senyawa pada fase diam dengan optimal. Kesetimbangan ini dapat dicapai bila fase gerak yang digunakan optimal. Penentuan fase gerak ini dilakukan dengan melakukan pembelajaran struktur dari kedua senyawa campuran yang akan dipisahkan. Senyawa deksametason adalah senyawa glukokortikoid, sedangkan deksklorfeniramin maleat adalah senyawa garam amin. Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perbandingan antara etil asetat, metanol, dan larutan amonia 25. Jenis fase gerak tersebut didapatkan dari modifikasi sistem kromatografi untuk kelompok basa-basa nitrogen Clarke,1969,1975. Sistem kromatografi yang digunakan adalah fase diam berupa silika gel GF 254 tebal 0,25 mm yang dikeringkan pada suhu 110 o selama 1 jam dan fase gerak berupa metanol : amonia kuat 100 : 1,5. Deksklorfeniramin maleat merupakan senyawa yang termasuk dalam kelompok garam amin. Modifikasi dilakukan karena terdapat deksametason dalam senyawa campuran yang ingin dipisahkan. Deksametason merupakan senyawa yang relatif non polar. Modifikasi penambahan etil asetat yang merupakan pelarut dalam proses ektraksi deksametason Clarke,1969,1975 diharapkan bisa mengoptimalkan pemisahan campuran deksametason dan deksklorfeniramin maleat. Larutan amonia 25 dalam komposisi fase gerak digunakan sebagai modifiers. Larutan amonia 25 akan mengkondisikan pH fase gerak di keadaan basa ± 6,5 – 11,95. Deksklorfeniramin maleat merupakan garam amin yang memiliki mobilitas sangat rendah pada fase diam yang bersifat asam karena senyawa deksklorfeniramin maleat akan terion di pH asam. Oleh karena itu, penambahan larutan amonia 25 digunakan untuk menjaga agar senyawa deksklorfeniramin maleat tetap dalam bentuk molekul. Deksklorfeniramin maleat diharapkan akan terelusi dan dihasilkan bentuk puncak yang bagus.

B. Pembuatan Larutan Baku