merupakan senyawa yang memiliki panjang gelombang maksimum 240 nm pada pelarut metanol Moffat, 2011.
Gambar 4. Spektra Deksametason Moffat, 2011
Deksametason merupakan obat antiradang golongan glukokortikoid Hayes, 1991. Kerja obat antiradang glukokortikoid menghambat enzim
fosfolipase A2 secara tidak langsung dengan menginduksi sintesis protein Glipokortin G Campbell, 1991.
C. Kromatografi Lapis Tipis KLT
1. Tinjuan umum
Kromatografi merupakan teknik yang digunakan untuk memisahkan suatu campuran. Teknik ini ditemukan oleh Tsweet. Pada tahun 1983, Ismailoff dan
Schraiber mengembangkan teknik kromatografi lapisan tipis KLT yang disebut juga sebagai kromatografi kolom terbuka Khopkar, 1990. Metode kromatografi
merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jenis komponen terpisah analisis kualitatif dan metode penentuan jumlah komponen-komponen tersebut
analisis kuantitatif Harjadi, 1986. Metode KLT memiliki kelebihan antara lain sederhana, pemisahannya
cepat dan sensitif. Analisis kuantitatif KLT dilakukan dengan menggunakan KLT-
densitometri Khopkar, 1990. Proses pengembangan kromatogram terjadi ketika fase gerak melewati lokasi bercak dan fase diam permukaan partikel-partikeldi
dalam pori-pori partikel maupun terbagi ke dalam sejumlah cairan yang terikat di permukaan atau dalam pori. Sampel melintasi plat dengan bantuan aksi
kapilaritas fase gerak Dean, 1995. Mekanisme pemisahan yang terjadi pada kromatografi lapis tipis dengan
fase diam silika adalah mekanisme adsorpsi. Mekanisme tersebut merupakan mekanisme pemisahan dengan penyerapan analit pada permukaan yang
melibatkan interaksi-interaksi elektrostatik seperti ikatan hidrogen, penarikan dipol-dipol, dan penarikan yang diinduksi oleh dipol Rohman, 2009. Jika
digunakan fase diam yang bersifat polar, fase gerak yang polar akan diadsorbsi lebih kuat dibanding yang kurang polar. Hal ini berlaku sebaliknya pada fase diam
non polar. Kompetisi terjadi antara substansi yang dianalisis dan fase gerak pada permukaan adsorben. Semakin polar substansi yang dikromatografi dibanding fase
gerak, maka substansi akan semakin kuat diadsorbsi dibanding fase gerak. Hal sebaliknya, jika fase gerak lebih kuat diadsorbsi maka fase gerak akan
menggantikan molekul yang dikromatografi sehingga dapat dielusi bersama fase gerak Gasparic, 1978.
Kecepatan migrasi solut melalui fase diam ditentukan oleh perbandingan distribusinya D dan besarnya D ditentukan afinitas relatif solut pada kedua fase.
Nilai D adalah perbandingan konsentrasi solut dalam fase diam Cs dan dalam fase gerak Cm. Semakin besar nilai D maka migrasi solut semakin lambat dan
sebaliknya. Jika perbedaan perbandingan distribusi solut cukup besar maka campuran-campuran solut akan mudah dan cepat dipisahkan Rohman, 2009.
2. Sistem KLT a. Fase Diam