Hasil elusi larutan blanko Hasil elusi deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan fase a : metanol a 25:4

Tabel VIII. memaparkan bentuk puncak, nilai Rf, dan nilai faktor asimetris dari puncak hasil elusi baku deksametason dan deksklofeniramin maleat secara KLT dengan deteksi densitometer pada beberapa jenis dan komposisi fase gerak. Perbedaan jenis dan komposisi fase gerak menyebabkan perbedaan bentuk puncak, nilai Rf, dan As karena adanya perbedaan interaksi antara komponen- komponen campuran dengan fase diam dan fase gerak. Penjelasan di bawah akan membahas hasil elusi deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan masing-masing modifikasi jenis dan komposisi fase gerak.

a. Hasil elusi larutan blanko

Gambar 16. Puncak larutan blanko dengan fase gerak etil asetat : metanol : larutan amonia 25 25 :4 :1 Larutan blanko merupakan larutan dielusi tanpa menggunakan larutan baku analit. Larutan blanko hanya terdiri dari pelarut yang digunakan dan mendapatkan perlakuan yang sama dengan larutan baku analit. Spektra menunjukkan bahwa terdapat puncak di akhir fase diam front solvent. Front solvent merupakan kontaminan dari fase diam yang ikut menyerap sinar UV sehingga terbaca sebagai puncak. Puncak tersebut bukan merupakan puncak baku Keterangan puncak: 1= front solvent dan fase gerak karena memiliki bentuk dan Rf yang sama untuk tiap jalur pengembangan. Puncak ini dapat diabaikan apabila tidak menggangu analit utama yang ingin dianalisis. Parameter yang menunjukkan bahwa front solvent tidak menggangu analit utama adalah resolusi ≥ 1,5

b. Hasil elusi deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan fase

gerak etil asetat p.a : metanol p.a 25:4 Gambar 17. Puncak baku deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan fase gerak etil asetat p.a : metanol p.a 25:4 Komposisi fase gerak etil asetat p.a : metanol p.a 25:4 menghasilkan puncak deksklorfeniramin maleat yang tidak terelusi. Hal ini disebabkan karena fase diam bersifat asam. Sifat asam pada fase diam menyebabkan deksklorfeniramin maleat berbentuk ionik. Hasil ini Tabel IX menunjukkan bahwa fase gerak komposisi ini bukan merupakan komposisi fase gerak yang optimal, sehingga masih perlu dilakukan modifikasi komposisi fase gerak supaya diperoleh pemisahan deksklorfeniramin maleat dan deksametason yang baik. Penambahan larutan amonia 25 p.a menjadi solusi untuk mengurangi sifat asam pada fase diam dan menjaga bentuk deksklorfeniramin maleat dalam bentuk molekul. Oleh karena itu, sistem pada komposisi fase gerak ini harus Keterangan puncak: 1=deksklorfeniramin maleat 2= deksametason 3= front solvent dioptimalisasi lebih lanjut dan perlu adanya tambahan komponen larutan amonia 25 p.a dalam fase gerak. Tabel IX. Nilai Rf dan As larutan baku deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan fase gerak etil asetat : metanol 25:4 Campuran deksklorfeniramin deksametason 0,3 : 1,0 mgMl Rf Resolusi Deksklorfeniramin Deksametason Replikasi I 0,03 0,65 6,53 Replikasi II 0,05 0,64 6,55 Replikasi III 0,03 0,66 6,19

c. Hasil elusi deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan fase