Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan Kebangkrutan
= Market Value Equity to Book Value of Total Liabilities Nilai Pasar Ekuitas Nilai Buku Total Utang
= Sales to Total Assets Penjualan Total Aktiva Interpretasi peramalan kebangkrutan dalam Z-Score memerlukan
batasan yang jelas agar dapat digunakan untuk menentukan kondisi perusahaan yang dianalisis. Nilai batas skor antara lain :
1 Z-score 2,99 perusahaan dikategorikan bebas dari risiko kebangkrutan sehat.
2 1,81 Z-score 2,99 perusahaan belum dapat dikategorikan pada perusahaan
yang memiliki
kemungkinan bangkrut
maupun kemungkinan tidak mengalami kebangkrutan grey area.
3 Z-score 1,81 perusahaan dikategorikan memiliki kesulitan keuangan yang besar dan berisiko tinggi sehingga berpotensi bangkrut.
Model yang baru mempunyai kemampuan prediksi yang cukup baik sebesar 94 benar, sedangkan yang asli sebesar 95 benar. Menurut
Swandi 2003:45 ketepatan prediksi masa depan berlaku selama emiten perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang sama dengan pada saat
prediksi dilakukan. Apabila emiten melakukan perbaikan kerja melalui strategi yang tepat, kemungkinan besar yang sudah diprediksi sebelumnya
tidak akan terjadi. Namun kelemahan apapun yang dihadapi pada kenyataannya prediksi masih selalu digunakan untuk pengambilan
keputusan.
2. Komponen Z-score
Z-score merupakan formulasi dari beberapa rasio keuangan yang mempengaruhi kondisi dan perkembangan suatu perusahaan. Rasio-rasio
tersebut berkaitan dengan likuiditas , profitabilitas
, , dan
aktivitas operasi ,
Adnan dan Taufiq, 2001 : 190. Rasio untuk memprediksi kebangkrutan usaha yang dapat digunakan diambil dari rasio-
rasio metode Altman, yaitu :
= Working Capital to Total Assets
Modal kerja diperoleh dari aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. termasuk rasio likuiditas yang digunakan untuk mendeteksi likuiditas
dari total aktiva dan posisi modal kerja. Variabel digunakan untuk
mengukur tingkat kecairan aktiva yang dihubungkan dengan total aktiva. Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada
tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator internal seperti ketidakcukupan kas, utang dagang membengkak, dan beberapa indikator
lainnya.
= Retained Earnings to Total Assets
Laba ditahan adalah laba yang akan diinvestasikan kembali dan atau rugi dari suatu perusahaan selama umur perusahaan tersebut. Rasio
termasuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, ditinjau dari
kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam memperoleh laba
dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha.
= Earning Before Interest and Taxes to
Total Assets
Rasio ini termasuk rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan laba, yaitu tingkat pengembalian dari aktiva dihitung dengan membagi laba
sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana
yang dipinjam. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah ada kemampuan profitabilitas perusahaan
diantaranya adalah piutang dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kuartal, persediaan meningkat, penjualan menurun, dan
terlambatnya hasil penagihan piutang.
= Market Value Equity to Book Value of Total
Liabilities
Rasio ini termasuk rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui
modalnya sendiri. Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan utang mencakup utang
lancar dan utang jangka panjang.