Deskripsi Data Analisis Data
Pada tahun 2007, perusahaan PT. Indomobil Sukses International dan PT. Polychem Indonesia memiliki rasio X2 bernilai negatif, artinya
bahwa selama ini pula perusahaan tidak pernah membukukan laba ditahan atau selalu mengakumulasikan rugi ditahan. Hal ini yang
mengindikasikan bahwa kemampuan aktivanya untuk memperoleh laba ditahan sangatlah rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
lainnya, disebabkan karena penghasilan yang diterima tidak mampu menutupi beban-beban yang harus ditanggung selama periode tersebut
lebih mengarah kepada beban usaha dan biaya pokok penjualan. Hal tersebut juga terjadi pada PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Indomobil Sukses
Internasional Tbk, dan PT. Polychem Indonesia Tbk untuk periode tahun 2008. Hal serupa juga terjadi pada PT Goodyear Indonesia Tbk, PT.
Polychem Tbk, dan PT. Prima Alloy Steel pada tahun 2009. Untuk tahun 2010-2011, PT. Goodyear Indonesia Tbk masih menunjukkan rasio X2
bernilai negatif.
X3 Earning Before Interest and Tax to Total Assets
Rasio ini
menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. Semakin kecil tingkat profitabilitas berarti semakin tidak
efisien dan tidak efektif perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan laba usaha begitu juga sebaliknya.
Melemahnya faktor ini merupakan indikator terbaik akan hadirnya kebangkrutan. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perhitungan
laba sebelum bunga dan pajak terhadap total asset yang dimiliki masing- masing perusahaan otomotif tersebut dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2011.
Sumber: data diolah Tabel 5.3: X3 Earning Before Interest and Tax to Total Assets
NO KODE
2007 2008
2009 2010
2011
1 ASII
0,167 0,190 0,184
0,186 0,168 2
AUTO 0,167 0,194
0,204 0,250 0,180
3 GJTL
0,017 0,089 0,143
0,108 0,074 4
GDYR 0,106 0,006
0,141 0,068 0,024
5 HEXA
0,061 0,049 0,175
0,230 0,235 6
BRAM 0,043 0,096
0,099 0,143 0,074
7 IMAS
0,006 0,030 0,045
0,076 0,092 8
INDS 0,035 0,051
0,129 0,135 0,141
9 INTA
0,018 0,041 0,061
0,072 0,045 10
LPIN 0,151 0,044
0,096 0,123 0,101
11 MASA
0,024 0,003 0,091
0,075 0,040 12
NIPS 0,025 0,013
0,022 0,052 0,055
13 ADMG
0,010 0,085 0,020
0,013 0,080 14
PRAS 0,008 0,037
0,112 0,005 0,013
15 SMSM
0,157 0,154 0,197
0,192 0,246 16
TURI 0,077 0,100
0,232 0,166 0,169
17 UNTR
0,158 0,169 0,223
0,170 0,168
Contoh perhitungan X3 Earning Before Interest and Tax to Total Assets PT. Astra Internasional Tbk ASII tahun 2007:
= =
=
0,167
Dari Hasil perhitungan laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva yang dimiliki masing-masing perusahaan maka dapat terlihat
bahwa aset produktif perusahaan otomotif belum mampu menghasilkan laba usaha seperti yang telah direncanakan. Ini dapat dilihat bahwa
untuk setiap Rp. 1000 aktiva, belum dapat menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak lebih besar dari Rp. 1000.
Pada tahun 2008, terdapat tiga perusahaan yang memiliki rasio X3 terendah daripada perusahaan lainnya bahkan bernilai negatif yaitu PT.
Gajah Tunggal Tbk. Sebesar -0,089, PT. Polychem Indonesia Tbk sebesar -0,085 , dan PT. Prima Alloy Steel -0,037. Hal ini menunjukkan
bahwa pihak manajemen tidak dapat mengelola aktivanya secara efektif. X3 yang bernilai sangat rendah disebabkan karena profitabiltas
perusahaan pada tahun ini mengalami kerugian yang mana operating profit yang dicapai perusahaan terlihat bahwa biaya operasi perusahaan
selalu lebih besar dari laba kotornya, akibatnya perusahaan tidak dapat membukukan laba rugi usahanya. Untuk tahun 2009, PT. Prima Alloy
Steel memiliki nilai rasio X2 negatif sebesar -0,112.
X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri saham biasa. Nilai
pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai
buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.
Perusahaan yang memiliki nilai X4 yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengakumulasikan lebih banyak hutang
daripada modal sendiri dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam satu jenis industri tertentu, yakni dalam penelitian ini yaitu
industri otomotif.
Tabel 5.4: X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities
NO KODE 2007 2008
2009 2010
2011
1 ASII
0,856 0,824
1,224 1,083 0,976
2 AUTO
2,066 2,228
2,680 2,767 2,107
3 GJTL
0,393 0,233
0,430 0,515 0,622
4 GDYR
1,069 0,409
0,523 0,567 0,556
5 HEXA
0,374 0,734
1,034 1,087 0,824
6 BRAM 1,934
2,078 5,002 4,259
2,622 7
IMAS 0,037
0,056 0,147 0,252
0,649 8
INDS 0,151
0,134 0,364 0,416
1,246 9
INTA 0,548
0,406 0,473 0,365
0,168 10
LPIN 1,267
0,824 2,058 2,430
3,023 11
MASA 2,519
1,174 1,356 1,156
0,595 12
NIPS 0,459
0,611 0,677 0,782
0,591 13
ADMG 0,464 0,356
0,415 0,905 0,962
14 PRAS
0,313 0,260
0,230 0,414 0,409
15 SMSM
1,523 1,596
1,367 1,138 1,438
16 TURI
0,344 0,400
1,298 1,369 1,362
17 UNTR
0,794 0,956
1,335 1,194 14,525
Sumber: data diolah
Contoh perhitungan X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities
PT. Astra Internasional Tbk ASII tahun 2007:
= =
=
0,856
Dari hasil dari variabel X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities memperlihatkan seberapa banyak aset dari suatu
perusahaan dapat mengalami penurunan dalam nilainya sebelum hutangnya melebihi aset yang dimiliki. Dilihat dari tabel di atas,
menunjukkan perkembangan meningkat dari nilai harga pasar saham dengan total utang yang dimiliki oleh PT. Indomobil Sukses
Internasional Tbk. Ada juga perusahaan yang mengalami perkembangan meningkat, tapi di tahun 2011 menurun yaitu PT. Astra Otoparts Tbk,
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, PT. Nipress Tbk, PT. Tunas Ridean Tbk. Ada juga perusahaan yang mengalami perkembangan meningkat, tapi di
tahun 2008 menurun karena krisis ekonomi yaitu PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Indospring Tbk, PT. Multi Prima Sejahtera Tbk, PT. Polychem
Indonesia Tbk. Adanya penurunan dari hasil X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities ditandai dengan meningkatnya jumlah
utang perusahaan dan menurunnya harga saham di pasar modal.
X5 Sales to Total Assets
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio
ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
Dengan kata lain rasio ini mengukur besar kecilnya kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan.
Tabel 5.5: X5 Sales to Total Assets NO
KODE 2007
2008 2009
2010 2011
1 ASII
1,105 1,202
1,108 1,152
1,059 2
AUTO 1,211
1,326 1,134
1,120 1,057
3 GJTL
0,788 0,914
0,894 0,950
1,025 4
GDYR 1,878
1,217 1,089
1,514 1,585
5 HEXA
1,264 0,282
1,559 1,971
1,626 6
BRAM 0,995
0,979 1,112
1,209 1,145
7 IMAS
1,036 1,469
1,363 1,369
1,222 8
INDS 0,942
1,049 1,160
1,334 1,084
9 INTA
0,823 0,985
1,007 1,121
0,490 10
LPIN 0,353
0,324 0,421
0,394 0,400
11 MASA
0,499 0,561
0,667 0,660
0,604 12
NIPS 1,398
1,478 0,890
1,187 1,297
13 ADMG
0,927 1,038
0,845 0,757
0,926 14
PRAS 1,212
0,740 0,383
0,622 0,686
15 SMSM
1,282 1,456
1,460 1,464
1,590 16
TURI 1,319
1,541 2,762
3,250 3,260
17 UNTR
1,397 1,221
1,198 1,257
1,185
Sumber: data diolah
Dari hasil perhitungan di atas pada masing-masing perusahaan, maka dapat terlihat hanya tiga perusahaan yang kemampuan manajemen
perusahaan dalam menghadapi persaingan tergolong belum cukup baik karena belum mampu menghasilkan penjualan lebih besar dari Rp.1000
untuk setiap Rp.1000 aktiva yaitu PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Multi Prima Sejahtera Tbk, PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. selain itu, 14
Contoh perhitungan X5 Sales to Total Assets PT. Astra Internasional Tbk ASII tahun 2007:
= =
=
1,105
perusahaan lainnya memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam menghadapi persaingan walaupun hasilnya cukup fluktuatif.
b Menghitung nilai Z-score masing-masing perusahaan dan menganalisis hasil perhitungan nilai Z-score berdasarkan nilai batas kategori masing-
masing perusahaan.
Hasil Model Analisis Altman Z-Score
Rumus Z-Score yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
Z-score = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4 + 0,998 X5
Dari tabel-tabel di atas yaitu tabel 5.1 sampai dengan tabel 5.5 menunjukkan hasil perhitungan variabel X1, X2, X3, X4, dan X5. Hasil
perhitungan kelima rasio di atas dikalikan dengan standar masing-masing sesuai dengan ketentuan Z-score maka akan diperoleh hasil Z-score
untuk masing-masing perusahaaan pada tahun 2007-2011 sebagai berikut yang ditunjukkan dalam tabel 5.6 dibawah ini.
Tabel 5.6: Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Otomotif Tahun 2007 No
Nama Perusahaan Z- Score Prediksi
Kebangkrutan
1 PT. Astra International Tbk.
2,371 Grey area 2
PT. Astra Otoparts Tbk. 3,220 Sehat
3 PT. Gajah Tunggal Tbk.
1,173 Bangkrut 4
PT. Goodyear Indonesia Tbk. 3,135 Sehat
5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
1,879 Grey area 6
PT. Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk. 2,637 Grey area 7
PT. Indomobil Sukses International Tbk. 0,911 Bangkrut
8 PT. Indospring Tbk.
1,198 Bangkrut 9
PT. Intraco Penta Tbk. 1,582 Bangkrut
10 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
1,610 Bangkrut 11
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. 1,779 Bangkrut
12 PT. Nipress Tbk.
1,849 Grey area 13
PT. Polychem Indonesia Tbk. 1,161 Bangkrut
14 PT. Prima Alloy Steel Tbk.
1,438 Bangkrut 15
PT. Selamat Sempurna Tbk. 2,923 Grey area
16 PT. Tunas Ridean Tbk.
1,929 Grey area 17
PT. United Tractor Tbk. 2,618 Grey area
Sumber: data diolah
Berdasarkan perhitungan diatas ada delapan perusahaan yang berada dalam kondisi bangkrut menurut Altman Z-score ditandai dengan
nilai hasilnya yang berada di bawah 1,81 dan ada tujuh perusahaan yang berada dalam kondisi grey area yang ditandai nilai hasilnya berada di
1,81 Z-score 2,99, dan hanya ada dua perusahaan yang berada dalam kondisi sehat yaitu PT. Astra Otoparts Tbk dan PT. Goodyear Indonesia
Tbk yang ditandai nilai hasilnya diatas 2,99.
Tabel 5.7: Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Otomotif Tahun 2008 No
Nama Perusahaan Z- Score
Prediksi Kebangkrutan
1 PT. Astra International Tbk.
2,528 Grey area
2 PT. Astra Otoparts Tbk.
3,510 Sehat
3 PT. Gajah Tunggal Tbk.
0,762 Bangkrut
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk.
1,721 Bangkrut
5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
1,151 Bangkrut
6 PT. Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk. 2,767
Grey area 7
PT. Indomobil Sukses International Tbk. 1,491
Bangkrut 8
PT. Indospring Tbk. 1,364
Bangkrut 9
PT. Intraco Penta Tbk. 1,713
Bangkrut 10
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 0,974
Bangkrut 11
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. 1,123
Bangkrut 12
PT. Nipress Tbk. 2,013
Grey area 13
PT. Polychem Indonesia Tbk. 0,697
Bangkrut 14
PT. Prima Alloy Steel Tbk. 0,763
Bangkrut 15
PT. Selamat Sempurna Tbk. 3,145
Sehat 16
PT. Tunas Ridean Tbk. 2,343
Grey area 17
PT. United Tractor Tbk. 2,543
Grey area
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ada dua perusahaan yang mengalami penurunan kondisi keuangan yaitu PT. Goodyear Indonesia
Tbk dari sehat menjadi bangkrut dan PT. Hexindo Adiperkasa Tbk dari grey area menjadi bangkrut. Dan hanya ada satu perusahaan yang
memperbaiki kondisi keuangan sehingga dari grey area menjadi sehat yaitu PT. Selamat Sempurna Tbk. Sehingga di tahun 2008 terdapat 10
perusahaan otomotif berada dalam kondisi bangkrut, lima perusahaan berada dalam kondisi grey area yaitu PT. Astra International Tbk, PT.
Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk, PT. Nipress Tbk, PT. Tunas Ridean Tbk, PT. United Tractor Tbk, dua perusahaan berada dalam kondisi sehat
yaitu PT. Astra Otoparts Tbk dan PT. Selamat Sempurna Tbk.
Tabel 5.8: Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Otomotif Tahun 2009 No
Nama Perusahaan Z- Score Prediksi
Kebangkrutan
1 PT. Astra International Tbk.
2,710 Grey area 2
PT. Astra Otoparts Tbk. 3,604 Sehat
3 PT. Gajah Tunggal Tbk.
1,728 Bangkrut 4
PT. Goodyear Indonesia Tbk. 1,381 Bangkrut
5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
3,108 Sehat 6
PT. Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk. 4,329 Sehat
7 PT. Indomobil Sukses International Tbk.
1,536 Bangkrut 8
PT. Indospring Tbk. 1,985 Grey area
9 PT. Intraco Penta Tbk.
1,614 Bangkrut 10
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 1,993 Grey area
11 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
1,621 Bangkrut 12
PT. Nipress Tbk. 1,485 Bangkrut
13 PT. Polychem Indonesia Tbk.
0,894 Bangkrut 14
PT. Prima Alloy Steel Tbk. 0,302 Bangkrut
15 PT. Selamat Sempurna Tbk.
3,108 Sehat 16
PT. Tunas Ridean Tbk. 4,522 Sehat
17 PT. United Tractor Tbk.
2,909 Grey area
Sumber: data diolah
Dapat dilihat bahwa perusahaan otomotif ada beberapa yang tetap bertahan dengan berada pada kondisi sehat dan ada pula yang mulai
memperbaiki kondisi keuangan dengan melihat bahwa pada tahun 2009 sebanyak lima perusahaan berada dalam keadaan sehat yaitu PT. Astra
Otoparts Tbk, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, PT. Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk, PT. Selamat Sempurna Tbk, PT. Tunas Ridean Tbk. Ada
pula yang memiliki kondisi keuangan yang tidak berkembang melainkan menurun yaitu PT. Nipress Tbk. Perusahaan ini harus mampu bertahan
dengan ketatnya persaingan. Selain itu,ada empat perusahaan berada pada grey area yaitu PT. Astra International Tbk, PT. Indospring Tbk,
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk, PT. United Tractor Tbk.
Tabel 5. 9: Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Otomotif Tahun 2010 No
Nama Perusahaan Z- Score
Prediksi Kebangkrutan
1 PT. Astra International Tbk.
2,666 Grey area
2 PT. Astra Otoparts Tbk.
3,732 Sehat
3 PT. Gajah Tunggal Tbk.
1,769 Bangkrut
4 PT. Goodyear Indonesia Tbk.
1,695 Bangkrut
5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
3,738 Sehat
6 PT. Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk. 4,259
Sehat 7
PT. Indomobil Sukses International Tbk. 1,800
Bangkrut 8
PT. Indospring Tbk. 2,241
Grey area 9
PT. Intraco Penta Tbk. 1,648
Bangkrut 10
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 2,288
Grey area 11
PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. 1,462
Bangkrut 12
PT. Nipress Tbk. 1,964
Grey area 13
PT. Polychem Indonesia Tbk. 1,250
Bangkrut 14
PT. Prima Alloy Steel Tbk. 0,983
Bangkrut 15
PT. Selamat Sempurna Tbk. 3,058
Sehat 16
PT. Tunas Ridean Tbk. 4,885
Sehat 17
PT. United Tractor Tbk. 2,749
Grey area
Sumber: data diolah
Dapat dilihat bahwa dalam tahun 2010 ada satu perusahaan yang memperbaiki kondisi keuangannya yaitu PT. Nipress Tbk dari kondisi
bangkrut menjadi grey area. Selain itu 16 perusahaan lainnya masih tetap bertahan pada kondisi dari tahun sebelumnya sehingga di tahun 2010 ini,
terdapat tujuh perusahaan berada dalam kondisi bangkrut, lima perusahaan dalam kondisi grey area dan lima perusahaan dalam kondisi
sehat.
Tabel 5. 10: Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Otomotif Tahun 2011 No
Nama Perusahaan Z- Score Prediksi
Kebangkrutan
1 PT. Astra International Tbk.
2,495 Grey area 2
PT. Astra Otoparts Tbk. 3,090 Sehat
3 PT. Gajah Tunggal Tbk.
1,842 Grey area 4
PT. Goodyear Indonesia Tbk. 1,626 Bangkrut
5 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
3,268 Sehat 6
PT. Indo Kordsa dh Branta Mulia Tbk. 3,205 Sehat
7 PT. Indomobil Sukses International Tbk.
2,157 Grey area 8
PT. Indospring Tbk. 2,565 Grey area
9 PT. Intraco Penta Tbk.
0,701 Bangkrut 10
PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 2,544 Grey area
11 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
0,899 Bangkrut 12
PT. Nipress Tbk. 1,994 Grey area
13 PT. Polychem Indonesia Tbk.
1,738 Bangkrut 14
PT. Prima Alloy Steel Tbk. 1,016 Bangkrut
15 PT. Selamat Sempurna Tbk.
3,571 Sehat 16
PT. Tunas Ridean Tbk. 4,930 Sehat
17 PT. United Tractor Tbk.
8,255 Sehat
Sumber : data diolah
Dari hasil tabel diatas, terdapat tiga perusahaan yang memperbaiki kondisi keuangannya yaitu PT. Gajah Tunggal Tbk dan PT. Indomobil
Sukses Internasional Tbk dari kondisi bangkrut menjadi kondisi grey area, dan PT. United Tractor Tbk dari kondisi grey area menjadi kondisi
sehat. Selain itu, 14 perusahaan lainnya masih berada dalam kondisi yang sama di tahun sebelumnya. Sehingga di tahun 2011 ini, terdapat lima
perusahaan berada dalam kondisi bangkrut, enam perusahaan dalam kondisi grey area, dan 6 perusahaan dalam kondisi sehat.