keuangan perusahaan periode 2007-2011. Dalam hal ini, data yang diperlukan berasal dari Indonesian capital Market directory ICMD, www.idx.co.id, dan
laporan perusahaan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
H. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data.
Data awal yang dibutuhkan berupa laporan keuangan periode 2007-2011 yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan laporan
perubahan modal. 2.
Menghitung Z-score untuk menilai kondisi perusahaan Melakukan perhitungan Z-score dengan melalui langkah-langkah sebagai
berikut : a.
Menghitung komponen Z-score masing-masing perusahaan: = Working Capital to Total Assets Modal Kerja Bersih total
aktiva = Retained Earning to Total Assets Laba ditahan total aktiva
= Earning Before Interest and Taxes EBIT to Total Assets Laba sebelum bunga dan pajak total aktiva
= Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Nilai pasar ekuitas nilai buku total utang
= Sales to Total Assets Penjualan total aktiva
b. Menghitung nilai Z-score masing-masing perusahaan
Setelah menghitung masing-masing komponen dari Z-Score kemudian memasukkan komponen tersebut untuk menghitung Z-Score dengan
rumus :
Z-score = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5
c. Menganalisis hasil perhitungan nilai Z-score berdasarkan nilai batas
sehingga dapat diketahui kategori masing-masing perusahaan. 1. Z-score lebih dari 2,99, perusahaan dikategorikan bebas dari risiko
kebangkrutan sehat low risk. 2. Z-score antara 1,81 sampai dengan 2,99, perusahaan belum dapat
dikategorikan pada perusahaan yang memiliki kemungkinan bangkrut maupun kemungkinan tidak mengalami kebangkrutan
grey area. 3. Z-score kurang dari 1,81, perusahaan dikategorikan berpotensi
bangkrut high risk.
35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Bursa Efek Indonesia
Sejarah historis, pasar modal telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal vakum. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan perang dunia II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasional bursa efek tidak dapat
berjalan sebagaimana semestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tanggal 10 Agustus 1977. Bursa Efek dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Pada tanggal 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya
BES mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. Kemudian pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek
diprivatisasi dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.