Pentingnya Informasi Mengenai Prediksi Kebangkrutan

dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha. = Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Rasio ini termasuk rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan laba, yaitu tingkat pengembalian dari aktiva dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva. Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah ada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah piutang dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kuartal, persediaan meningkat, penjualan menurun, dan terlambatnya hasil penagihan piutang. = Market Value Equity to Book Value of Total Liabilities Rasio ini termasuk rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modalnya sendiri. Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan utang mencakup utang lancar dan utang jangka panjang. = Sales to Total Assets Rasio ini termasuk rasio aktifitas yang mengukur keefektifan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari aktiva perusahaan. 3. Kelebihan dan kelemahan Z-Score Kelebihan Z-score yaitu dapat diterapkan pada perusahaan go public dan yang tidak go public. Z-score dapat diterapkan di negara berkembang yang sebagian merupakan perusahaan tidak go public Hanafi dan Halim, 2005: 289. Ada pula beberapa kelemahannya, yaitu : a. Keanekaragaman data EBIT. Pengungkapan dan pelaporan keuangan antar perusahaan yang satu dengan yang lain biasanya berbeda. Hal ini menyebabkan EBIT sulit diterapkan karena pada perusahaan tertentu adakalanya besarnya bungan tidak dinyatakan secara eksplisit dan oleh karenanya harus menggunakan EBT Earning Before Tax Adnan dan kurniasih, 2000: 136. b. Tidak adanya penegasan atau pemisahan antara satu kelompok industri dengan kelompok industri lainnya. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa model Altman akan memberikan perlakuan terhadap semua kelompok industri. Padahal, antara kelompok industri yang satu dengan yang lain memiliki karakteristik yang berbeda Adnan dan kurniasih, 2000: 184.